Semangat Kemerdekaan
Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
|
| ||
Sekolah ini telah melakukan kegiatan belajar mengajar selama satu bulan sejak diresmikan bulan Juli 2011 lalu. Anak-anak yang bersekolah di Sekolah Tzu Chi Indonesia pun mulai terbiasa dan bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Pada tanggal 16 Agustus 2011, Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan lomba dalam rangka menyambut hari kemerdekaan. Terlihat di setiap depan kelas, hiasan dinding dan bendera merah putih yang menambah keindahan di sepanjang koridor sekolah. Pukul 07.30 WIB, para guru sudah bersiap-siap di depan pintu masuk sekolah menyambut kehadiran anak-anak dan menuntun mereka ke kelas masing-masing. Khusus pada hari itu, orang tua dan pengasuh diperbolehkan menemani dan main bersama anak-anak. Berbagai jenis permainan yang dilombakan adalah lari sambil membawa kelereng, makan kerupuk dengan mata tertutup, memasukkan pensil ke botol, mengambil bendera terbanyak, tarian Limbo yang unik, dan lain-lain. Di ruang kelas yang cukup luas telah berkumpul anak-anak dari kelas Toddler dan Nursery (playgroup). Sebelum acara dimulai, semua orang yang hadir dalam ruangan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara bersama-sama. Kemudian para guru dengan antusias mengajak orang tua untuk ikut berinteraksi bersama dengan mengucapkan kata “Hup Hup Hurray” sebagai penambah semangat. Permainan yang banyak mengundang tawa orang tua adalah Tarian Limbo, dimana kita harus membungkukan badan ke belakang kemudian berjalan sambil menari melewati tiang tanpa menyentuhnya.
Keterangan :
Pada awalnya terasa mudah, tetapi ketika tiang diturunkan setingkat demi setingkat, orang dewasa akan semakin sulit dan hanya anak-anak yang sanggup melewatinya. Salah satu orang tua yang datang menghadiri perlombaan pada saat itu adalah Johan, yang tinggal di Puri Botanical kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Johan yang telah melakukan banyak survei dan pertimbangan di antara banyak sekolah, akhirnya memasukkan kedua anaknya di Sekolah Tzu Chi (Kelas N1 dan N2) karena adanya pendidikan budi pekerti. Menurutnya, guru-guru di Tzu Chi mengajar dengan profesional, terutama pengajaran kedisiplinan dan kemandirian yang ditanamkan pada anak-anak. “Zaman semakin modern, pendidikan budi pekerti seperti perilaku untuk hormat kepada yang lebih tua wajib ditanamkan dan dilatih sejak dini, dan saya senang bisa menemani anak bermain hari ini,” tegas Johan.
Keterangan :
Perlombaan lain yang diadakan oleh kelas Kindergarten (TK) adalah makan kerupuk yang digantung dengan tali dan peserta lomba harus menghabiskan kerupuk dengan menggunakan mulutnya. Tetapi karena melibatkan interaksi antara orang tua dan anak, maka setiap anak memegang kerupuk di tangannya, berjalan dengan mata tertutup menghampiri dan memberikan kerupuk kepada orang tua mereka. Di area taman bermain ada lomba memindahkan air menggunakan busa spon dari satu wadah ke wadah berikutnya. Para orang tua saling menyemangati anak mereka dengan tepuk tangan dan dukungan semangat. Di koridor lantai basement juga diadakan lomba memasukkan pensil ke dalam botol, dimana pensil tersebut diikat dengan tali di belakang pinggang dan anak-anak harus bisa memasukkannya tanpa menggunakan tangan. Selain itu, salah satu permainan yang paling terkenal adalah lari sambil membawa kelereng yang diadakan oleh kelas Primary (Sekolah Dasar). Biasanya dalam 1 tim terdiri dari 2 orang yang menggigit sendok. Salah satu dari mereka di sendoknya terdapat sebuah kelereng, dimana dia harus berjalan menghampiri temannya dan memindahkan kelereng tersebut. Kemudian temannya tersebut akan membawa kembali kelereng itu ke garis awal. Apabila ada yang menjatuhkannya maka harus mengulang dari awal lagi. Senyum dan semangat kemerdekaan terpancar dari wajah para guru, orang tua dan siswa-siswi selama acara perlombaan 17 Agustus berlangsung. Dalam kesempatan ini Ms. Ruth, guru yang berasal dari Filipina dan mengajar di kelas N1 Respect ini mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan budaya humanis yang diterapkan kepada anak-anak sejak usia dini merupakan hal yang sangat baik. “Para orang tua murid sangat kooperatif dengan guru-guru di Tzu Chi dan saya merasa senang sekali melihat interaksi antara orang tua dan anak-anak dalam acara perlombaan 17 Agustus hari ini,” ungkap Ms. Ruth. | |||
Artikel Terkait

Suara Kasih: Menggalang Bodhisatwa Dunia
24 Oktober 2011 Pendidikan harus dimulai sejak kecil agar anak-anak dapat bertunas bagai sebutir benih dan bertumbuh menjadi pohon besar. Kita harus seperti tukang kebun yang rajin merawat dan menyiram tanaman serta membersihkan rumput liar agar benih yang baik dapat bertunas dan bertumbuh menjadi pohon besar.
Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisattva
10 Januari 2013 Di seluruh dunia ini, kita telah melihat banyak negara yang mengalami ketidakselarasan empat unsur alam, seperti bencana angin, bencana banjir, kebakaran, dan gempa bumi. Ini semua akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Empat unsur alam yang tidak selaras mendatangkan bencana besar bagi umat manusia.Gigi Sehat di Balik Senyuman Siswa-siswi SD Eka Tjipta SLNE
13 November 2018Relawan Tzu Chi di Xie Li Kalimantan Tengah 4 menggelar penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilaksanakan di SD Eka Tjipta SLNE tersebut menyasar siswa-siswi kelas 1 dan 2. Dibantu oleh Dokter, 18 relawan memulai kegiatan dengan melakukan penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut.