Semangat Mariam Melawan Kanker Serviks
Jurnalis : Ivon (Tzu Chi Lampung), Fotografer : Ivon (Tzu Chi Lampung)Mariam, ibu dari lima anak ini tengah berjuang menjalani pengobatan kanker serviks. Kondisi Mariam kini makin membaik.
Siapa yang tidak takut mendengar kata kanker, semua
orang tahu bahwa kanker merupakan peyakit yang mematikan, salah satunya adalah
kanker serviks. Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim
wanita. Semua
wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks.
Mariam adalah salah satu dari jutaan orang di dunia
yang menderita kanker serviks. Kanker serviks yang diderita wanita asal Teluk Betung Selatan ini merupakan kanker
yang cukup berbahaya, karena ia mengetahui penyakit tersebut saat sudah
stadium 3. “Sudah putus asa saya bu, di dalam hati ini kayaknya itu enggak mungkin gitu, tapi kita percaya
kepada Allah,” ungkap ibu lima anak ini.
Mariam, wanita paruh baya ini bekerja sebagai penggoreng
kerupuk di salah satu toko oleh-oleh khas Lampung. Sebelum terkena penyakit
ini, ia aktif bekerja setiap hari. Sedangkan suaminya, Ali Misri bekerja
sebagai tukang ojek. Ia menceritakan kisah istrinya yang menderita kanker serviks.
Mariam bersama sang suami, Ali Misri, yang selalu menyemangatinya. Keduanya sangat bersyukur dengan bantuan dari Tzu Chi Lampung.
“Dulu itu bu, dia sudah benar–benar putus asa, saya bilang kalau yang sehat saja semangat kok
yang sakit enggak. Karena dia liat
banyak orang-orang berobat tapi banyak yang meninggal, bahkan sebelum ditangani
dokter,”
ungkap Ali Misri.
Melihat kondisi istrinya yang terus memburuk, Ali
juga pantang menyerah untuk terus berusaha. Ia semangat dan
membantu sang istri dalam keadaan apapun. “Ya saya harus semangat, apalagi ini sudah
stadium tiga. Saya harus selalu menyemangati dia, ditambah waktu itu dia cuma
bisa duduk di kursi roda, enggak bisa
ngapa–ngapain. Pernah jalan sekali langsung
masuk UGD,” ungkapnya.
Menderita kanker tentu banyak sekali jenis makanan
yang tidak boleh dimakan, sehingga selama tiga bulan pengobatan di Rumah Sakit
Dharmais Jakarta, Maryam hanya makan-makanan tawar. Tapi
demi kesembuhannya, apapun akan dilakukan. Maryam juga bersyukur dan
berterimakasih kepada Tzu Chi karena telah membantunya. Bantuan Tzu Chi diberikan pertama kali pada 14 September 2017, mulai dari pengobatan, biaya makan, dan biaya transportasi.
“Saya berterimakasih banyak karena telah dibantu,
semoga nanti akan semakin banyak orang yang dibantu oleh Buddha Tzu Chi” ungkap
Mariam
penuh syukur.
Melalui kasih sayang yang kita berikan, akan
memunculkan kebahagiaan bagi mereka yang kita tolong. Karena sesungguhnya kasih sayang
muncul saat kita mampu bersumbangsih dengan ikhlas. Demikian juga yang
dikatakan oleh Master Cheng Yen. “Kasih sayang tidak didapat dengan memohon
kepada orang lain, melainkan diperoleh dari sumbangsih yang kita berikan”.
Artikel Terkait
Belajar Toleransi di Rumah Tzu Chi
06 Februari 2015 Suasana kantor penghubung di Karimun siang itu sangat ramai dan dipenuhi oleh relawan dan Gan En Hu. Mereka datang dengan antusias, karena akan bersama-sama merayakan imlek di Tahun Kambing ini.Meningkatkan Mutu Dan Kualitas Anak Asuh
04 Juni 2014 Minggu, 18 Mei 2014, He Qi Pusat mengadakan kelas belajar bahasa Mandarin pelajaran kedua bagi anak-anak asuh dan penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu) He Qi Pusat. Murid kelas ini juga termasuk relawan dan orang umum yang telah mendaftar. Kelas belajar bahasa Mandarin ini merupakan kegiatan baru dan salah satu perwujudan dari misi pendidikan.Bersyukur Atas Titipan yang Istimewa
06 Februari 2024Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat melakukan kunjungan kasih ke salah seorang penerima uluran cinta kasih Tzu Chi Raisa Syaqila yang didiagnosa down sindrom.