Semangat Menimba Ilmu di Kelas Budi Pekerti

Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Petrick, Yogie P, Mie Li, Dwi H (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

Pada kelas budi pekerti Xiao Tai Yang, para murid juga disuguhkan isyarat tangan.

Pagi itu, para murid kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun memasuki ruang kelas dengan semangat. Raut wajah mereka penuh keceriaan. Sebagian dari mereka merupakan murid yang baru bergabung. Relawan Tzu Chi serta Xiao Phu Sha mendampingi mereka. Para murid pun mulai mengenal satu sama lain.

Kelas budi pekerti yang digelar di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pada Minggu, 21 Agustus 2016 tersebut terisi penuh oleh Xiao Tai Yang (siswa kelas budi pekerti TK dan SD). Sementara di barisan belakang, orang tua yang mendampingi anaknya, ikut mendengarkan materi yang disampaikan oleh para relawan.

Di awal acara, Lissa mama mengenalkan para murid tentang Tzu Chi, tata krama, juga cara berpakaian di Tzu Chi. Dengan memberikan pengenalan-pengenalan tersebut diharapkan para murid menjadi lebih tertib, disiplin dan berbudi pekerti yang baik. “Bukan hanya tertib dan disiplin di Kelas Budi Pekerti saja. Tetapi diharapkan dapat menerapkannya di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat,” ungkap Lisa Mama.

Lissa mama saat memperkenalkan Tzu Chi kepada murid Xiao Tai Yang khususnya bagi murid yang baru bergabung agar mereka mengerti danmemahami apa itu Tzu Chi.

Para murid menyimak materi yang disampaikan relawan.

Devin Wesley (10 tahun) adalah salah seorang murid yang baru pertama kali mengikuti kelas budi pekerti. Ia mengatakan akan berusaha mengikuti aturan dalam kelas budi pekerti. “Saya merasa senang dapat bergabung di kelas budi pekerti walaupun saya sedikit keberatan dengan aturan Tzu Chi saya akan berusaha untuk menjalankan aturan-aturan Tzu Chi,” kata Devin.

Jenny (34 tahun), orang tua dari Davin berharap anaknya tumbuh menjadi anak yang bertingkah laku dan berbudi pekerti yang baik. “Saya berharap anak saya menjadi lebih baik dan akan bersama-sama membimbing anak saya. Apa yang sudah dipraktekkan disini semoga bisa dipraktekkan di rumah maupun di sekolah,” tuturnya.

Orang tua lainnya, Suryati mengungkapkan sudah melihat perubahan positif pada sang anak. Pada tahun ini Suryati memasukkan anaknya yang paling kecil. “Saya merasa senang anak- anak saya dapat mengikuti kelas budi pekerti. Dan di sini saya bisa bantu-bantu masak vegetarian, karena dibulan ini satu bulan penuh bervegetarian,” ungkapnya.

Murid Xiao Tai Yang dengan tenang dan tertib saat menyantap hidangan yang telah disediakan sesuai tata krama Tzu Chi.

Orangtua Murid Xiao Tai Yang juga dilayani relawan untuk menyantap hidangan yang telah disediakan sembari menunggu anak mereka belajar budi pekerti.

Di akhir acara Dwi Papa menyampaikan pesan cinta kasih kepada para murid kelas budi pekerti. “Kalian harus bisa. Kalian berbeda dengan anak-anak yang lain dalam sikap, tingkah laku dan kedisiplinan,” ujar Dwi.

Kepada para orang tua, Dwi juga berpesan agar bersama-sama membimbing anak-anaknya agar apa yang sudah didapat di kelas budi pekerti dapat diterapkan di rumah, di sekolah dan di lingkungan masyarakat. Ia juga berterima kasih kepada para orang tua yang sudah mempercayakan anak- anaknya mengikuti kelas budi pekerti.


Artikel Terkait

Menerapkan Kebajikan Sejak Dini

Menerapkan Kebajikan Sejak Dini

17 November 2017

Sosialisasi kelas budi pekerti yang digelar Tzu Chi Bandung pada Minggu, 12 November 2017 disambut positif para orang tua di wilayah Bandung. Dalam sosialisasi ini, ada pula 20 calon murid kelas budi pekerti.

Belajar Berlapang Dada dan Berpengertian

Belajar Berlapang Dada dan Berpengertian

24 Agustus 2023

Pekan kedua bulan Agustus, tepatnya Minggu, 13 Agustus 2023, relawan Tzu Chi Pekanbaru kembali mengadakan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Ban (tingkatan SMP-SMA).  

Belajar Berani dan Mandiri

Belajar Berani dan Mandiri

14 September 2015
Minggu pagi, 6 September 2015 di Gedung Gan En Lt.3, Aula Jing si, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara  kembali terdengar riuh suara anak-anak usia 6-8 tahun. Mereka adalah siswa/i kelas budi pekerti  (Qin Zi Ban) yang diadakan sekali dalam setiap bulannya.
Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -