Semangat Pelestari Lingkungan

Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto
 
foto

* Truk pelestarian lingkungan senantiasa setia menemani gerak langkah relawan Tzu Chi yang menghampiri dan memperkenalkan misi pelestarian lingkungan dari rumah ke rumah penduduk.

Di kejauhan tampak sebuah truk berjalan perlahan mengikuti sekumpulan orang yang berseragam baju abu-abu, bercelana dan bersepatu putih. Mereka adalah relawan Tzu Chi He Qi (komunitas relawan) Timur yang sedang mensosialisasikan pelestarian lingkungan di RW 12 Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Minggu pagi, 10 Agustus 2008, 21 relawan Tzu Chi ini berkunjung dari rumah ke rumah mengajak para penghuninya untuk peduli terhadap lingkungan. Karena tanpa disadari, setiap hari kita menghasilkan sampah. Demikian pula di dalam kehidupan rumah tangga.

“Permisi, selamat pagi,” panggil Eli (60), seorang relawan Tzu Chi seraya memencet bel ataupun mengetuk-ngetuk pintu pagar setiap rumah yang didatangi. Berbekal stiker “Keluarga Peduli Lingkungan” dan brosur yang menginformasikan barang-barang apa saja yang dapat didaur ulang, Eli menjelaskan maksud apa yang dilakukannya. Bermacam-macam respon ia dapatkan saat berjalan door to door, dari pemilik rumah ataupun pembantu rumah tangga yang mau bertemu dan ikut berpartisipasi hingga yang menolak serta tak jarang tak mau keluar rumah sama sekali.

“Pertama, kaya terhina juga minta sedekah, tapi kita sekarang sudah tahan mental. Setelah kedua dan ketiga kali baru tahan mental,” ujar Eli yang melakukan sosialisasi karena sadar betapa pentingnya menjaga pelestarian lingkungan dan menjaga bumi yang semakin rusak saat ini.

Jika pemilik rumah tak ada, biasanya Eli dan relawan Tzu Chi lainnya menitipkan brosur daur ulang dan meminta izin untuk menempelkan stiker yang mereka bawa kepada pembantu rumah tangga yang mereka temui. Stiker yang ditempelkan di depan rumah itu adalah pertanda bagi truk yang rutin datang dua kali dalam sebulan untuk mengambil sampah-sampah daur ulang yang telah disimpan dan disiapkan oleh pemilik rumah.


foto   foto

Ket : - Dengan antusias, Siddharta menjelaskan isi brosur pelestarian lingkungan yang diberikan kepada salah
           satu pemilik rumah yang berkenan untuk menerima kedatangan relawan Tzu Chi. (kiri)
         - Relawan Tzu Chi dengan penuh semangat dan hati gembira memasukkan barang-barang daur ulang
           berupa kertas ke dalam truk pelestarian lingkungan. (kanan)

Semangat dari para relawan Tzu Chi inilah yang pada akhirnya turut menggugah Oma Clara (68). Pagi itu bersama suaminya, ia sedang melihat-lihat tanaman di halaman depan rumahnya. Tak lama, rombongan relawan Tzu Chi yang sedang mensosialisasikan pelestarian lingkungan datang. Di antara relawan Tzu Chi, Siddharta yang juga teman bermain cucu Oma Clara, menghampirinya. Siddharta menjelaskan kepadanya program pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh Tzu Chi. Tanpa ragu, Oma Clara pun setuju untuk ambil bagian dalam keluarga peduli lingkungan yang dilakukan oleh Tzu Chi.

“Saya tahu Tzu Chi dari DAAI TV. Saya ini Katolik. Buat saya pribadi, saya sih tidak milih sumbangan, dari mana saja. Pokoknya beramal,” tutur Oma Clara yang mengatakan kalau bisa ia ingin beramal lagi karena di Indonesia saat ini semakin banyak orang susah. “Semua kita ini hidup di dunia tidak kekal. Lebih banyak beramal kan lebih bagus,” tambah Oma Clara yag awalnya tak menyangka bahwa suara lagu pelestarian lingkungan Sebuah Dunia yang Bersih yang ia dengar adalah suara dari truk pelestarian Tzu Chi.

Saat sosialisasi, terkadang para pemilik rumah juga dengan antusias segera memberikan barang-barang yang dapat didaur ulang. Seperti yang dilakukan oleh Yuli yang langsung memberikan kaleng-kaleng bekas pelumas dan majalah-majalah bekas. Hari itu, selama 3 jam, 21 relawan Tzu Chi berkeliling komplek RW 12 sebelum akhirnya mereka berkumpul kembali di pos jaga. Pukul 10.00, relawan Tzu Chi pun bergerak menuju posko daur ulang Tzu Chi Kelapa Gading di Pegangsaan Dua, Jakarta Utara. Di sana para relawan mendapatkan informasi bagaimana sampah yang dikumpulkan dari berbagai komplek perumahan dikumpulkan dan kemudian satu demi satu dipilah sesuai dengan jenisnya. Barang-barang itu kemudian dikumpulkan dan siap untuk didaur ulang. Hasil dari daur ulang tersebut kemudian berubah menjadi “emas” karena hasil penjualannya dipergunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan pertolongan.

 

Artikel Terkait

Menyadari Kebutuhan Pasien Geriatri

Menyadari Kebutuhan Pasien Geriatri

18 Agustus 2015

Pada Sabtu, 8 Agustus, diadakan Seminar Farmasi dan Workshop bertajuk “Asuhan Kefarmasian Pasien Geriatri” di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

Suara Kasih : Membangkitkan Welas Asih

22 Maret 2011 Setiap hari merupakan hari bersejarah bagi Tzu Chi yang mengingatkan kita tentang penderitaan di dunia. Kehidupan manusia sungguh penuh penderitaan. Pantas saja ajaran pertama yang dibabarkan oleh Buddha adalah tentang penderitaan dan Empat Kebenaran Mulia. Semoga setiap orang dapat giat melatih diri.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -