Minggu pagi, para relawan Tzu Chi sudah memulai kegembiraan dalam beraktivitas memilah sampah daur ulang.
Tidak ada yang tidak tahu produk dari bahan plastik. Tapi apakah mereka tahu kemana perginya produk plastik setelah dibuang ke tempat sampah? Sebagian besar memang tetap menjadi sampah, untungnya sebagian kecil sudah bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna.
Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Pusat punya kegiatan Pelestarian Lingkungan yang jadwalnya sudah terbarukan yaitu setiap hari Minggu ketiga setiap bulan. Masing-masing Xie Li di Hu Ai Jembatan Lima mempunyai lokasi pemilahan sampah sendiri.
Sampah bisa diartikan sebagai emas oleh relawan Tzu Chi karena dari daur ulang, sampah bisa dirubah menjadi uang untuk membantu sesama yang memerlukan pertolongan. Selain itu kegiatan Pelestarian Lingkungan membentuk karakter diri menjadi lebih peduli terhadap lingkungan, peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar dan mengasah empati terhadap sesama. Hal ini dianggap sebagai emas kedua yang diperoleh relawan untuk disimpan menjadi bekal dalam diri masing-masing.
Pertama kali setelah pandemi Covid-19, Minggu 21 Agustus 2022, Xie Li JB 2 mengadakan kegiatan Pelestarian Lingkungan di RPTRA Duri Pulo di Petojo Barat, di samping jalan Cideng. Sebanyak 23 relawan datang membantu proses pemilahan sampah dari bahan plastik, botol kaca, kertas, kardus, dan lainnya. Tidak lupa diadakan bazaar rutin baju layak pakai dengan harga terjangkau.
Botol plastik dituang memenuhi lantai, semua tangan bekerja bergerak sambil duduk santai.
Wylen Yap sebagai Wakil Ketua Hu Ai Jembatan Lima memberikan konfirmasi, "Pelestarian Lingkungan setelah masa pandemi sudah mulai dijalankan di Vihara Karuna Murti sebanyak tiga kali dalam waktu tiga bulan terakhir, tapi untuk Pelestarian Lingkungan di RPTRA Duri Pulo baru hari Minggu ini kita mulai kembali setelah pandemi mereda".
Hal senada dikemukakan Lian Jiu Yan sebagai PIC Pelestarian Lingkungan JB 2. "Xie Li JB 1 melakukan Pelestarian Lingkungan di Vihara Karuna Mukti di daerah Duri Utara, Xie Li JB 2 di RPTRA Melati Duri Pulo dan Xie Li JB 3 sementara masih mencari lokasi pasti".
Minggu pagi kali ini cuaca bersahabat cerah dan tidak panas. Setelah berdoa bersama semua relawan memakai sarung tangan kain yang cukup tebal untuk persiapan memilah sampah plastik, botol kaca dan lainnya. Relawan memilah sambil duduk di kursi pendek yang nyaman.
Bukan cuma kegiatannya yang pertama kali setelah pandemi namun ada empatTunas Relawan yang baru pertama ikut Pelestarian Lingkungan di RPTRA Melati Duri Pulo. Mereka adalah Christien, Amanda, Millenia, dan Sisca. Ditambah satu lagi Tunas Relawan, Euginia yang sudah pernah mengikuti Pelestarian Lingkungan.
Hal ini menggembirakan karena berarti semangat akan pentingnya daur ulang dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sudah bertambah luas, terutama kepada generasi penerus. Tinggal menjaga dan merawat minat mereka supaya bisa terus menumbuhkan dan menyebarluaskan kegiatan Pelestarian Lingkungan.
Amanda yang pertama kali datang untuk membantu kegiatan Pelestarian Lingkungan, sedang menuangkan botol-botol plastik dari karung beras ke lantai.
Amanda Christie yang datang sendiri ke RPTRA Melati Duri Pulo sudah ingin membantu kegiatan Pelestarian Lingkungan di Tzu Chi sejak beberapa bulan lalu namun waktu itu masih terhalang kesibukan di kantor dan di rumah tangga. Amanda dan sang suami Kevin adalah Tunas Relawan yang tertarik ikut Tzu Chi karena sudah melihat dan merasakan sendiri bagaimana budaya humanis Tzu Chi diterapkan dalam kegiatan bakti sosial pada April lalu di Kelurahan Krukut dan sewaktu berkunjung ke rumah sakit Tzu Chi.
"Ingin membantu pelestarian lingkungan melalui Yayasan Buddha Tzu Chi supaya lebih banyak benih kebaikan yang disebar," demikian keinginan Amanda.
"Ternyata memilah plastik itu lebih susah dari yang saya pikirkan, jadi merasa bersalah menggunakan plastik selama ini dan menggampangkan dengan membuang sampah, tidak tahu akhirnya dibutuhkan effort (usaha) begitu besarnya untuk mengolah atau mendaur ulang. Manusia mau semuanya serba mudah dan instan menggunakan plastik, tanpa mengetahui efek negatif dan bagaimana proses penanggulangan sampah setelah digunakan," sambung Amanda.
Purwasih sedang merapikan baju-baju bazaar yang dijual dengan harga terjangkau.
Adapun Tunas Relawan lainnya, Christien datang diajak temannya, Suryawan yang sudah menjadi relawan Tzu Chi. "Saya baru pertama kali ikut kegiatan pelestarian lingkungan dengan teman-teman Tzu Chi. Saya ikut kegiatan ini karena saya lulusan S1 Landscape Architecture. Saya suka dengan alam," cerita Christien.
"Hal positif yang bisa dipetik adalah bisa terlibat langsung dengan komunitas yang peduli lingkungan", tambah Christien. Karena itulah Christien bergabung di kegiatan ini karena mau membantu merawat alam supaya tetap lestari.
Menjelang pukul 11 siang, barang daur ulang yang sudah dipilah dikirim semua sekaligus langsung dari RPTRA Melati Duri Pulo ke Depo Pelestarian Lingkungan d Krekot Bundar untuk selanjutnya dirapihkan sesuai jenisnya. Kemudian pihak pabrik daur ulang akan mengambil hasil pilahan relawan. Setelah sampai di pabrik mereka akan melakukan pembayaran kepada pihak Tzu Chi.
Kebahagiaan yang terpancar dari wajah para relawan dan tunas relawan karena telah memulai pagi hari dengan menanam benih kebajikan.
Setelah makan siang bersama, para relawan merapikan peralatan dan melipat rapi tenda Tzu Chi lalu pulang dengan hati senang karena telah memulai pagi hari dengan menanam benih kebajikan.
Seperti halnya Master Cheng Yen berkata, "Harta kekayaan sesungguhnya adalah berkah yang diperoleh dari berbuat kebajikan", maka semua relawan Pelestarian Lingkungan di manapun berada sudah mendapatkan berkah emas sesungguhnya di dalam hati masing-masing.
Editor: Khusnul Khotimah