Semangat Waisak di Hati Bodhisatwa Cilik
Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Anand Yahya
|
| ||
Meski sudah hampir sebulan berlalu, semangat Waisak di hati insan Tzu Chi belum luntur. Setelah kantor-kantor penghubung Tzu Chi di seluruh Indonesia melaksanakan prosesi pemandian rupang Buddha, kali ini giliran Sekolah Tzu Chi Indonesia mengadakan prosesi yang sama bagi murid-murid. Bertempat di ruang gymnasium Sekolah Tzu Chi lantai 5, Pantai Indah Kapuk, dengan diikuti oleh lebih kurang 300 siswa-siswi dari TK A sampai kelas 3 SD dan para guru. Ini adalah kali pertama upacara Waisak diadakan bagi siswa-siswi Sekolah Tzu Chi. Menurut Susie, wakil kepala Sekolah Dasar Sekolah Tzu Chi , kegiatan pemandian rupang Buddha ini khusus dilaksanakan bagi para Bodhisatwa cilik. Pada perayaan utama tanggal 13 Mei lalu untuk ketertiban berjalannya acara, peserta yang datang mengikuti prosesi disarankan untuk tidak membawa anak kecil di bawah 12 tahun. “Banyak murid yang beragama Buddha ingin mengikuti prosesi ini, jadi kita manfaatkan momen setelah ujian untuk merayakan Waisak.”
Keterangan :
Seluruh prosesi dari awal hingga akhir merupakan versi yang lebih disederhanakan dari kegiatan tanggal 13 Mei lalu. Meski demikian, maknanya tidak berkurang. Murid-murid dengan antusias menyanyikan lagu-lagu doa, terutama lagu “Cinta Kasih dan Perhatian” (Ai Yu Guan Huai) yang sudah mereka hafal di luar kepala. Dengan bimbingan para guru dan relawan, setiap anak memiliki kesempatan untuk melakukan prosesi pemandian rupang Buddha.
Keterangan :
Prosesi pemandian rupang Buddha yang khidmat dan agung memiliki makna yang begitu dalam. Meski sulit dimengerti oleh anak di bawah umur 8 tahun, tetapi para guru tidak mengurungkan niat untuk melaksanakan prosesi ini, “Kita mengadakan pemandian rupang Buddha ini sebagai perkenalan. Di dalam Tzu Chi kita punya tradisi sendiri, dan kita mau memperkenalkan tradisi dan budaya itu kepada anak-anak. Mungkin mereka belum memahami, oleh sebab itu hari ini kita perkenalkan.” Para Bodhisatwa cilik ini sungguh beruntung dapat mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha sejak masih sangat muda. Meski belum memahami benar, setidaknya kesan pertama yang baik sudah tertanam di benak setiap anak. Benih ini jika dirawat dan dibina dengan penuh cinta kasih, kelak akan bertumbuh subur sehingga anak-anak ini dapat menjadi insan Tzu Chi yang baik. | |||