Semarak Cinta Kasih di Rumah Sakit Baru

Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)

Seorang relawan menjajakan makanan ringan kepada Evelyn dan Cynthia

Suasana  Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk  tampak begitu semarak. Ratusan orang memenuhi lantai basement, tempat diadakannya bazar  amal pada  25-26 Oktober 2014.  Antusiasme pengunjung  cukup  tinggi, sebab bazar ini  bukan bazar vegetarian biasa yang rutin diadakan setiap tahunnya. Bazar tahun ini sebuah upaya untuk menggalang dana bagi pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi Indonesia. Meskipun lokasi acara di Jakarta, tetapi sejumlah kantor penghubung Tzu Chi di kota-kota lain juga ikut berpartisipasi. “ Terdapat 8 kantor penghubung yang hadir yaitu,  Singkawang, Pontianak, Medan, Tebing Tinggi, Biak, Manado, Makassar dan Surabaya,” ungkap Suriadi Shixiong sebagai koordinator acara. Kemeriahan acara semakin bertambah dengan hadirnya beberapa tamu penting seperti, Mari Elka Pangestu, Jaya Suprana dan Walikota Jakarta Utara.

Rencana peletakan batu pertama Rumah Sakit Tzu Chi akan dilaksanakan  pada bulan Mei 2015.  Pembangunan Rumah Sakit Tzu Chi diharapkan dapat selesai dalam tempo tiga tahun. Rumah Sakit Tzu Chi nantinya akan dirancang dengan memiliki struktur bangunan than gempa hingga 9 SR. Sehingga pada saat gempa terjadi rumah sakit ini akan tetap kokoh dan kelak akan berfungsi sebagai pusat tanggap darurat bencana. Selain itu Rumah Sakit  Tzu Chi akan dibangun  berdasarkan pada prinsip menghargai jiwa dan mengutamakan kehidupan. Berpedoman pada misi menjaga kesehatan, menyelamatkan kehidupan, dan mewariskan cinta kasih.  Prinsip dan misi budaya humanis Tzu Chi termasuk ke dalam pedoman yang sama disemua  Yayasan Buddha Tzu Chi  termasuk di  Tzu Chi Taiwan, Hualien, Yuli, Guanshan, Dalin, Taipe dan Taizhong.

Mari Elka Pangestu Menyambangi stand-stand yang ada di bazar

Rumah Sakit Tzu Chi berkapasitas 528 tempat tidur dan memiliki ruang operasi dengan sistem terintegrasi ‘Hybrid Operating room system’. Sistem canggih yang diterapkan pada ruang operasi,  sehingga risiko komplikasi operasi menjadi rendah. Layanan keunggulan rumah sakit ini seperti  transplantasi sumsum tulang dan perawatan paliatif. Transplantasi sumsum tulang Rumah Sakit Tzu Chi  akan didukung oleh bank data sumsum tulang Tzu Chi di Taiwan yang merupakan bank data sumsum tulang terbesar di Asia.  Tindakan transplantasi pada sel induk seorang penderita penyakit tertentu dengan sei induk dari sumsum tulang.  Melalui pengobatan ini  mampu  memberikan harapan  baru bagi  para penderita Thalassemia, penyakit metabolik dan berbagai jenis kanker.

Adapun perawatan paliatif adalah perawatan dengan memberikan pelayanan menyeluruh bagi pasien yang menderita penyakit stadium akhir.  Ruangan paliatif akan dilengkapi dengan ruang keluarga, ruang makan, taman dan ruang berdoa.  Jadi para pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya bersama keluarga  mereka dan  dapat meringankan rasa sakit yang mendera fisik dan batin mereka.  Disamping itu di rumah sakit ini memberikan pula, layanan unggulan lain untuk pengobatan stroke, pengobatan kanker, perawatan ibu dan anak.

Harapan di RS baru

“Senang nanti ada Rumah Sakit baru di PIK, Cici biar bisa disembuhin supaya nanti bisa jalan” kata Evelin (16) sambil mendorong kursi roda kakaknya, Cynthia. Kedua tungkai kaki Cynthia (18) mengecil dan bengkok, karena sejak balita tidak bisa berjalan normal.  Keakraban kakak beradik yang  tinggal di Pluit ini sungguh menyentuh hati bagi yang melihatnya.  Evelyn sangat memperhatikan sang kakak,  sesekali ia  tampak membasuh dengan sapu tangan wajah Cynthia yang berkeringat. “Cici,  kakakku satu-satunya,  aku  harus sayang” ucap remaja SMA itu.  Saat  seorang relawan berkeliling menjajakan makanan  ringan, Evelyn pun menawarkan panganan tersebut kepada Cynthia.   Tanpa ragu ia mengambil  kupon bazar dan langsung membeli. Kupon bazaar dibelinya dengan uang tabungan dari sisa uang jajan yang disisihkan Evelyn sendiri.  “Engga apa aku kurangi jajan, bisa buat amal ”  kata Evelyn dengan tersenyum,  sembari menunggu orang tuanya.  “Harapanku  tarif berobat di Rumah Sakit Tzu Chi ini  bisa terjangkau,” imbuh Evelyn.  Cynthia yang mendengarnya mengganggukan kepala  dan berkata “Iya  jangan mahal , jadi banyak orang  bisa berobat  kesini.” 

Fang Yuen San salah seorang pengunjung ikut berdoa agar diberi kesehatan yang baik

 Ditengah kerumunan di tempat penuangan celengan dan sumbangan,  seorang wanita  berusia lanjut, Fang Yuen San (78) juga turut berdonasi.   Meskipun  duduk di kursi roda,  tidak menyurutkan semangat Fang Yuen San untuk memasukkan uang ke kotak  sumbangan.  Usai berdonasi, Fang Yuen San  memanjatkan doa dengan sangat khusyuk.   “Saya   pengen  sehat  saja dan panjang umur.  Kesehatan itu harta paling mahal,  tidak  bisa dibeli” kata oma yang duduk di kursi roda sejak menderita  osteoporosis (pengeroposan tulang) sejak beberapa tahun yang lalu.  Harapan  keluarga Fang Yuen San yang tinggal di Teluk Gong,  agar  Rumah Sakit  Tzu Chi  kelak akan banyak dokter yang professional di bidangnya.  “Orang jadi  tidak takut salah didiagnosa penyakit  dan tidak perlu habiskan biaya  keluar negeri  cari  dokter biar sembuh”  ungkap  putra Fang Yuen San yang  mendampinginya.

Harapan masyarakat cukup besar untuk mendapatkan pengobatan yang baik dari  Rumah Sakit Tzu Chi. Hasil penukaran kupon dalam acara bazaar telah membantu untuk merealisasikan pembangunan rumah sakit.   Misi pengobatan adalah tugas mulia dalam kehidupan.  Bukan hanya dalam  upaya menyelamatkan kehidupan manusia, namun pengobatan juga harus dapat menunjukkan kasih sayang terhadap kehidupan.  Semoga  Rumah Sakit yang penuh cinta kasih dan berbudaya humanis akan mampu mewujudkan harapan mereka.  Biarlah semarak cinta kasih  terus bertebaran  di Rumah sakit Tzu Chi.

Relawan tengah mempersiapkan untuk membuat sushi dari Nasi Jing Si


Artikel Terkait

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -