Semua Tergerak Bersumbangsih untuk Tzu Chi

Jurnalis : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Sinta Febriyani (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoGemericik uang logam meluncur dari pilar bambu menuju guci yang menjadi kolam dana di Acara Pemberkahan Akhir Tahun. Dengan semakin banyak insan yang bersumbangsih, semakin banyak pula cinta kasih yang dapat diberikan kepada insan yang membutuhkan.

Minggu, 7 Februari 2010, Tzu Chi Bandung menyelenggarakan Pemberkahan Akhir Tahun 2009 yang bertempat di Gedung Paguyuban Marga Lie, Bandung. Acara yang berlangsung pada pukul 08.30-13.00 ini mengusung tema “Dengan Ajaran dan Semangat Jing Si, Tzu Chi giat bersumbangsih dalam masyarakat. Mazhab Tzu Chi merupakan sebuah jalan Bodhisatwa di dunia.”

Acara ini dihadiri oleh 440 orang, yang terdiri dari relawan Tzu Chi, donatur, pasien penerima bantuan pengobatan, warga penerima bantuan Program “Bebenah Kampung”, serta masyarakat umum. Selain melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Tzu Chi Internasional dan Tzu Chi Bandung selama tahun 2009, berbagai rangkaian acara lainnya sebagai ungkapan terima kasih kepada para donatur, segenap relawan Tzu Chi, dan para penerima bantuan juga dilakukan.

Dulu Diberi Kini Memberi
Dengan latar belakang gambar rumah Master Cheng Yen, gemericik uang logam meluncur dari pilar bambu menuju guci yang menjadi kolam dana. Yang berdana, tidak hanya mereka yang kaya, tapi mereka yang dulu dibantu oleh Tzu Chi pun, kini banyak yang ikut berdana dengan menyerahkan celengan bambunya.

”Dua tahun lalu keluarga saya masih hidup di bawah atap yang hampir roboh, anak-anak saya juga dulu malu jika mengajak temannya ke rumah. Setelah rumah kami direnovasi oleh Tzu Chi, semuanya berubah. Saya senang Tzu Chi mengundang kami ke acara ini, kami juga ingin menyerahkan celengan bambu kepada Tzu Chi, semoga dana yang kami kumpulkan bisa menolong lebih banyak orang lagi yang membutuhkan,” tutur salah seorang warga yang rumahnya telah selesai direnovasi dalam program Bebenah Kampung Tzu Chi Bandung.

Christianto Perdana, pasien penderita Acute Myeloid Leukaemia yang telah menjalani tranplantasi tahun 2009 lalu, dengan sukacita menyerahkan 3 buah celengannya untuk disumbangkan kepada Tzu Chi. ”Shi gu, Shi po telah mengajarkan banyak hal, terutama kewelasasihan dan kasih sayang tanpa memandang siapa dia. Chris tidak bisa berdiri disini jika tidak dibantu oleh Tzu Chi. Rasanya senang sekali dapat ikut bersumbangsih disini,” ujar Christianto yang hadir didampingi kedua orang tuanya.

foto  foto

Ket : - Addie Cahyadi berujar bahwa dengan perhatian dan semangat yang diberikan oleh relawan Tzu Chi,              setelah menjalani amputasi, ia merasa hidupnya kini lebih baik dan bisa berkarya. (kiri)
        - Dalam acara ini, relawan Tzu Chi tidak ketinggalan mempersembahkan gerakan isyarat tangan             ”Qian Shou” (bergandengan tangan), dan ”Yong Pao Chang Sheng” (Rangkulan Kasih Sayang Bagi             Semua Makhluk) bagi para hadirin. (kanan)

“Setiap tahun Master Cheng Yen, selalu memanfaatkan kesempatan acara ini untuk menyampaikan terimakasih kepada insan Tzu Chi di seluruh pelosok dunia sekaligus menitipkan angpau yang diiringi doa semoga di tahun baru, dunia ini akan menjadi lebih baik lagi. Angpau ini merupakan hasil dari uang beliau sendiri dan tidak menggunakan uang dari Tzu Chi. Melalui acara ini, kita dihimbau untuk mensyukuri bahwa sampai hari ini bisa berdiri dengan sehat,” tutur Herman Widjaja, Ketua Tzu Chi Bandung dalam sambutannya.

Amputasi Bukan Akhir dari Segalanya
Kehilangan sebelah kaki bagi sebagian besar orang mungkin merupakan sebuah malapetaka, namun bagi Addie Cahyadi, itu mungkin jalan yang ditunjukan Tuhan untuk kembali sehat dan terus berkarya. ”Saya diceritakan tentang kehidupan orang-orang yang tidak memiliki kaki dan tangan, tapi masih bisa semangat bekerja. Orang itu melukis dengan mulutnya. Relawan menyemangati saya bahwa orang yang tidak memiliki kaki dan tangan saja bisa berkarya, apalagi saya, yang masih memiliki kedua tangan yang sehat, pasti bisa membuat karya yang lebih bagus,” jelas Addie Cahyadi yang dapat membuat miniatur pesawat dengan begitu sempurna dari bahan-bahan daur ulang.

Kepada relawan dan para tamu undangan yang hadir, Addie menuturkan bahwa sakit pada telapak kaki kanannya itu berawal sejak tahun 2002 lalu tatkala ia terjatuh saat bermain barongsai dan terserempet mobil ketika pulang ke rumah. Di tahun 2005, jalinan jodoh mempertemukannya dengan Tzu Chi Bandung. Namun saat itu, Addie menolak kaki kanannya di amputasi. Empat tahun pun berlalu, benjolan di telapak kaki kanannya terus membesar hingga ia tidak dapat memakai sepatu dan jika dipakai berjalan akan merasakan sakit yang disertai dengan rasa ngilu.

foto  foto

Ket : - Pembagian angpau bagi para hadirin pada acara pemberkahan akhir tahun ini, merupakan sebagai              ungkapan terima kasih dari Master Cheng Yen bagi insan Tzu Chi yang telah membantu menyebarkan              cinta kasih ke seluruh penjuru dunia. (kiri)
         - Sebagai penutup acara, relawan Tzu Chi dan hadirin menyalakan pelita hati dan berdoa bersama untuk              menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat aman dan tenteram, dan dunia terbebas dari              bencana. (kanan)

Di akhir sharingnya, Addie yang rencananya akan menjalani pemasangan kaki palsu pekan depan, berujar bahwa setelah menjalani amputasi, ia merasa hidupnya menjadi lebih baik dan tidak lagi merasa kesakitan ketika berjalan.

Selain mengetengahkan sharing dari para penerima bantuan pengobatan, pada acara tersebut juga ditayangkan video kilas balik Tzu Chi Internasional 2009 dan video kegiatan Tzu Chi Bandung Tahun 2009. Acara ditutup dengan menyalakan pelita hati dan berdoa bersama untuk menyucikan hati manusia, mewujudkan masyarakat aman dan tenteram, dan dunia terbebas dari bencana.

  
 
 

Artikel Terkait

Mengajarkan Integritas dalam Melakukan Pelestarian Lingkungan

Mengajarkan Integritas dalam Melakukan Pelestarian Lingkungan

16 Oktober 2024

Kelas anak asuh Tzu Chi Surabaya belajar pelestarian lingkungan dengan mempraktikkan langsung cara memilah barang yang bisa didaur ulang. Ada 22 anak asuh dan sembilan relawan yang mendampingi.

Suara Kasih : Jalinan Jodoh Membantu Sesama

Suara Kasih : Jalinan Jodoh Membantu Sesama

22 Maret 2010
Dulu tak ada relawan Tzu Chi di Cile. Kini, benih-benih baru mulai tumbuh dalam waktu yang cukup singkat.
Menanam Benih Kebajikan

Menanam Benih Kebajikan

01 Februari 2018
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun bekerja sama dengan PMI menggelar kegiatan donor darah pada Minggu, 28 Januari 2018 di Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.
Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -