Senangnya Belajar Angklung
Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah
Mahasiswa dari Tzu Chi University Taiwan (Deret kedua dan ketiga dari atas) bersama murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi usai memainkan lagu "You Raise Me Up" dengan Angklung. Pertukaran budaya ini berlangsung di Aula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jumat, 25 Agustus 2017.
Huang Yun Yu (20) asal Taiwan terlihat antusias saat memainkan Angklung, alat musik dari Jawa Barat, untuk pertama kalinya. Begitupun dengan belasan temannya dari kampus yang sama, Tzu Chi University, Taiwan. Lagu yang mereka mainkan adalah "You Raise Me Up", lagu yang sangat familiar, dari penyanyi Josh Groban.
Sesekali tawa Huang Yun Yu dan teman-temannya meledak saat menyadari bahwa mereka terlambat menggoyangkan Angklungnya. Huang Yun Yu mengakui, perhatiannya terbagi antara mengingat nada Angklungnya dengan aba-aba dari Pathet Paksi Manyura, guru seni dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.
“Saya senang bisa mencoba bermain Angklung, tapi agak tegang. Karena melihat Laoshi kan memberikan aba-aba di depan, takut terlewat,” ujarnya.
Huang Yun Yu (kanan) saat memainkan Angklung untuk pertama kalinya.
Pathet Paksi Manyura (kiri) saat memberi aba-aba pada mahasiswa dan mahasiswi Tzu Chi University Taiwan.
Dengan latihan yang sungguh-sungguh selama dua kali, 20 mahasiswa Tzu Chi University Taiwan ini sudah bisa memainkan You Raise Me Up dengan apik. Nada terdengar lebih kompak, dan suaranya pun terdengar cukup kencang. Pathet Paksi Manyura pun tersenyum lebar.
“Senang sekali bisa mengajarkan Angklung kepada mahasiswa-mahasiswi dari Taiwan ini. Apalagi melihat ekspresi mereka ‘Oh begitu ya caranya main’,” kata Pathet Paksi Manyura.
Pertukaran budaya menjadi salah satu agenda dari kedatangan 20 mahasiswa dan delapan pengajar dari Tzu Chi University Taiwan ini ke Indonesia. Mereka datang sejak 22 Agustus 2017 hingga 5 September 2017. Para mahasiswa ini merupakan calon guru, dan di sini mereka praktik mengajar kepada murid-murid di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan juga di Pesantren Nurul Iman Bogor.
Murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mengikuti arahan Huang Yun Yu yang mengajarkan Wushu.
Murid-murid sekolah juga mengenalkan Pencak Silat.
Salah satu yang diajarkan mahasiswa Taiwan di sini adalah seni bela diri Wushu. Huang Yun Yu merupakan pengajar utamanya. Regina dari kelas 9C senang bisa belajar Wushu. Ia juga bangga dapat mengenalkan Pencak Silat.
“Senang sekali dapat bertukar budaya dengan kakak-kakak dari Tzu Chi University Taiwan. Saya juga bisa belajar tentang arti solidaritas melalui games yang dibagikan. Dengan pertukaran budaya, kami juga belajar untuk menghargai budaya yang lain. Saya paling suka sesi tanya jawab dan main Angklung. Soalnya lucu, mereka sangat ingin tahu budaya kita,” kata Regina.
Selain mengajarkan Wushu, calon-calon guru ini juga mengajarkan sains. Lewat games, mereka juga mengenalkan flora dan fauna yang ada di Taiwan. Mereka juga membangkitkan sifat welas asih melalui simulasi bencana alam.
He Yun Qi (tengah) senang melihat kemajuan yang pesat dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.
Sementara itu, bisa berkunjung kembali ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng merupakan satu hal yang sangat disyukuri He Yun Qi. Direktur Tzu Chi University di bagian pusat pelatihan guru ini melihat kemajuan yang sangat pesat dari sekolah ini. Ini terlihat dari kualitas murid-murid, serta budaya humanis yang diterapkan sangat baik.
“Tentu saya akan membawa berita baik kepada Master Cheng Yen bahwasanya apa yang pernah Master rencanakan dulu telah berjalan dengan baik. Dan kemajuan sekolah ini sangat pesat,” kata He Yun Qi.
Sebelumnya, He Yun Qi berkunjung ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi pada 2004, 2006, 2007, 2008. Ia berharap, ke depannya guru-guru di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi bisa datang ke Taiwan untuk berbagi pengalaman dalam mendampingi anak didik mereka.
Editor: Skolastika Dhita M