Senangnya Belajar di Sekolah Tzu Chi

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy
 
 

fotoSetiap murid dengan gembira belajar dan bermain di sekolah ini. Berbagai alat bermain pun dibuat aman dan nyaman bagi anak-anak.

Are you ready?” tanya seorang guru kepada murid-muridnya yang berbaris rapi saat akan memasuki arena bermain. “Yesss…,jawab murid-murid penuh semangat dari salah satu kelas Nursery di Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.  Mereka pun langsung lari berhamburan memasuki arena bermain dan memainkan segala mainan yang terdapat di dalamnya dengan penuh keceriaan. Tampak beberapa guru pun ikut bermain dengan murid-muridnya.

 

 

Suasana yang berbeda tampak di jenjang kelas yang lebih tinggi, yaitu Kindergarten. Saat itu murid-murid sedang menikmati kue dan susu kacang kedelai pada sesi snack time. Dengan menggunakan peralatan makan yang selalu mereka bawa setiap hari mereka juga belajar untuk makan sendiri dan setelah selesai makan mereka merapikan kembali tempat makan masing-masing. Usai makan, mereka pun kembali bermain. Ada yang berkumpul bersama dan memainkan sebuah permainan bersama-sama, ada yang sedang menggambar dan ada yang sedang menulis. Mereka tampak menikmati semua aktivitas yang mereka lakukan.  “I can be everything that I want, I can write in English, Mandarin, and Indonesia,” ucap seorang murid sambil menulis sebuah kalimat “Belajar Bahasa Indonesia”.

Seorang guru yang mengajar di kelas tersebut, Fransiska Tan, merasa senang dapat mengajar murid-murid yang ada di sekolah ini. Ia sudah mengajar sejak tahun 2005, mulai dari jenjang TK, SD, SMP hingga SMA. Saat ditanya bagaimana kondisi belajar mengajar di sekolah ini yang telah berlangsung selama 1 minggu ini, ia pun menjawab, “Di sekolah ini murid-muridnya oke, fasilitas belajar mengajarnya juga oke dan sangat menunjang. Dibanding sekolah-sekolah saya yang dulu, di sini paling oke.”

foto  foto

Keterangan :

  • Sejak hari pertama dimulainya kegiatan belajar, murid-murid Sekolah Tzu Chi sudah diajarkan untuk mandiri pada saat makan. (kiri)
  • Fransiska Tan, salah satu guru kelas Kindergarten ini merasa senang mengajar di Sekolah Tzu Chi sejak hari pertama sekolah ini dimulai. (kanan)

Terkadang ia juga mengalami kesulitan untuk mengurusi setiap anak-anak, namun walaupun begitu ia tetap berusaha mengajar setiap anak dengan sebaik mungkin. Saat ada anak yang sedikit sulit diatur, maka ia akan berusaha membujuk anak tersebut dan memberikan perhatian padanya. “Senangnya murid-murid di sini pasti sopan, kita bukan hanya mendidik dari segi akademik tapi juga melihat dari pembinaan karakter mereka, jadi kita mengajarkan mereka untuk sopan, bersikap sabar dan hormat kepada orang lain,” ungkap guru Kindergarten 2 ini. Ia mengatakan bahwa sekolah ini tidak hanya mengajarkan pelajaran pada umumnya, tetapi juga mengajarkan murid-muridnya budaya humanis seperti Jing Si Yu (Kata Perenungan Master Cheng Yen).

foto  foto

Keterangan :

  • Imelda, guru bahasa Indonesia kelas Primary ini menekankan bahwa penting bagi setiap murid dapat menguasai bahasa Indonesia selain bahasa asing lainnya. (kiri)
  • Berbagai metode digunakan oleh guru agar setiap anak didiknya dapat belajar dengan baik dan menyenangkan. Salah satunya dengan bermain games bersama.(kanan)

Lain halnya lagi dengan murid-murid Primary Sekolah Tzu Chi, di saat murid-murid yang usianya lebih muda tampak lebih banyak bermain, mereka justru lebih serius belajar. Di salah satu kelas murid-murid sedang belajar bahasa Indonesia. Beberapa murid dengan inisiatif mereka sendiri ikut membantu gurunya membagikan buku pelajaran kepada teman-temannya. Setelah itu seorang guru berkeliling memantau apa yang murid-muridnya kerjakan. Ia adalah Imelda, guru bahasa Indonesia. Ia telah 21 tahun lamanya mengabdikan dirinya pada dunia pendidikan.

Guru  yang  suka mengajar anak didiknya dengan metode bercerita ini sangat memerhatikan bahasa yang dikuasai murid-muridnya. “Saya mengajar bahasa Indonesia, jadi saya harus menunjukkan bahwa kita tinggal di Indonesia kita harus pandai berbahasa Indonesia. Bahasa Inggris baik, bahasa Mandarin juga baik, kita boleh belajar semua bahasa, tetapi alangkah baiknya kita juga mempelajari bahasa Indonesia,” ungkapnya.

Semua murid dan guru tampak menikmati semua aktivitas belajar mengajar yang mereka lakukan. Di dalam lingkungan yang penuh rasa syukur, saling menghormati, dan saling menghargai satu sama lainnya ini, diharapkan dapat membentuk insan-insan yang berbudaya humanis dan berakhlak mulia.

  
 

Artikel Terkait

Menelusuri Jalan Kewelasasihan dengan Penuh Tekad

Menelusuri Jalan Kewelasasihan dengan Penuh Tekad

27 Juli 2023

Pelatihan Relawan Abu Putih ke-3 yang diadakan komunitas He Qi Utara 2 pada 23 Juli 2023 berlangsung khidmat. Acara yang berlangsung di Aula Jing Si ini dihadiri 47 relawan komite dan calon komite, serta sekitar 65 relawan Abu Putih yang hadir sebagai pesertanya. 

Pelestarian Lingkungan Adalah Untuk Diri Sendiri

Pelestarian Lingkungan Adalah Untuk Diri Sendiri

13 Juni 2022

Relawan komunitas He Qi Utara 2 mengadakan acara gathering penerima bantuan khusus Tzu Chi (Gan En Hu) beserta pendampingnya. Acara gathering ini mensosialisasikan tentang pelestarian lingkungan dan penuangan celengan bambu.

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa

12 Januari 2012 Pernahkah kalian mendengar kisah tentang Buddha dan seorang nenek miskin? Nenek ini terlahir sebagai rakyat jelata dan hidup di tengah kondisi minim. Buddha sangat ingin membantunya, namun nenek itu tak berjodoh dengan Buddha.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -