Sentuhan Awal untuk Anak Kurang Gizi
Jurnalis : Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya), Fotografer : Himawan Susanto, Robby, Ronny Suyoto (Tzu Chi Surabaya) * Seorang pasien anak sedang menunggu resep yang akan diberikan oleh dr Arya Tjahjadi saat baksos kesehatan berlangsung. | Kesehatan adalah harta yang paling berharga bagi manusia. Mempunyai badan sehat adalah keinginan setiap orang. Namun tak jarang karena beban kehidupan yang begitu berat menghimpit, orang mengabaikan bahkan melakukan hal-hal yang dapat membahayakan kesehatannya sendiri. Mereka lebih mendahulukan urusan perut mereka yang memang tidak bisa ditunda daripada mengurusi kesehatan. Seringkali pula hal mengenaskan ini terjadi pada anak-anak. Banyak anak yang hidup dalam keluarga dengan taraf kehidupan di bawah garis kemiskinan menjadi korban gizi buruk. |
Bahkan di kota sebesar Surabaya yang hiruk pikuk dengan segala kehidupan yang serba beda, masih banyak dijumpai anak-anak yang hanya bisa makan sekali sehari sehingga tampak kurus dan kurang terawat. Anak-anak dengan riwayat gizi buruk inilah yang kali ini menjadi sasaran utama baksos kesehatan Tzu Chi di Kelurahan Perak Utara, Surabaya pada tanggal 22 Februari 2009. "Kami mendengar dari bapak lurah setempat adanya banyak sekali anak-anak di wilayah ini yang mengalami gizi buruk, oleh karena itu kami berniat mengadakan baksos di daerah ini," kata Becky Chiang, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator baksos kali ini. Baksos ini melibatkan 19 dokter dan 15 apoteker dan dokter muda, serta 75 relawan. Setelah baksos usai akan dikalkulasi berapa jumlah anak yang terkena gizi buruk di wilayah ini, dan akan dipertimbangkan apa yang akan Tzu Chi lakukan untuk bisa meningkatkan gizi anak-anak tersebut. "Kami merencanakan mungkin akan menyaring sebanyak 20-30 kasus anak gizi buruk untuk menjadi kasus bantuan amal Tzu Chi, tentunya setelah mendengar pertimbangan dari dokter anak," tambah Becky Chiang. Ket : - Dengan kesungguhan hati dan penuh perhatian, relawan Tzu Chi Surabaya mencatat keluhan yang Baksos kesehatan yang dimulai sejak pukul 8 pagi ini mendapat sambutan antusias dari warga sekitar kantor kelurahan, tempat baksos diadakan. Sejak pagi mereka sudah berbondong-bondong ingin berobat secara gratis apalagi di musim hujan seperti saat ini banyak penyakit menjangkiti warga seperti ISPA dan diare. Dari target semula sejumlah 500 pasien, ternyata pasien yang berobat mencapai 578 orang yang terdiri atas 278 pasien umum, 250 pasien anak, dan 50 pasien gigi. "Kelurahan kami ini 50% penduduknya merupakan keluarga tidak mampu, oleh karena itu kami sangat mengucapkan terima kasih dengan diadakannya baksos seperti ini, apalagi ini kedua kalinya Tzu Chi datang membantu kami setelah tahun kemarin membagi beras," kata Lurah Perak Utara Sugeng Hariyono. Ket : - Seorang pasien sedang mendapatkan pengobatan gigi dari tim medis Tzu Chi. Selain pengobatan gigi, Ketika baksos kesehatan sedang berjalan, tampak seorang ibu renta yang menggendong seorang bayi dan menggandeng seorang anak kecil. Kedua anak ini tampak hitam, kurus, dan tampak kekurangan gizi. Ternyata yang digendong Tiwi, nama ibu tua itu, adalah kedua cucu laki-lakinya. Ibu dua anak ini tidak bisa pergi membawa anaknya berobat ke baksos karena sedang sakit sesak nafas. Saat ditanya kenapa anak-anak tersebut tampak kurus, dengan mata berkaca-kaca Tiwi menjawab "Kami ini keluarga miskin, ibu anak-anak ini punya penyakit paru-paru, sedangkan ayah mereka hanya bekerja sebagai buruh harian lepas di pelabuhan yang tidak tentu kerjanya. Kadang dalam sehari kami tidak bisa makan karena tidak ada beras." Sungguh keadaan yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Ket : - Sebelum bertemu dengan dokter yang akan memberikan pengobatan, seorang relawan Tzu Chi membantu Maka, pasien anak-anak yang dikategorikan gizi buruk mendapatkan bingkisan berupa vitamin, susu, makanan bayi, dan obat-obatan untuk menambah daya tahan tubuh. "Saya sangat berharap setelah baksos ini ada bantuan untuk kami, terutama bagi anak-anak ini. Kami sekelurga sangat sedih memikirkan nasib kedua anak ini," ujar Tiwi sambil menahan tangis. Semoga apa yang dilakukan Tzu Chi Surabaya di Kelurahan Perak Utara ini tidak menjadi akhir dari misi Tzu Chi di wilayah ini, namun justru menjadi awal dari perjuangan kita untuk menyelamatkan nasib anak-anak bangsa kita yang berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan. Karena di tangan merekalah nasib bangsa kita di masa yang akan datang. | |
Artikel Terkait
Menyatukan Hati untuk Melayani Sepenuh Hati
07 Februari 2024Untuk menyatukan hati dalam berkegiatan sosial, Xie Li KalimantanTengah (Kalteng) 3 memberikan pembekalan kepada para relawan.
Banjir Jakarta:Banjir Pasti Berlalu, Cinta Kasih Tetap Di Hati
30 Januari 2013 Puluhan warga yang telah dievakuasi sejak hari pertama banjir, telah memadati Posko Yayasan Buddha Tzu Chi di Jalan Pluit Indah. Para korban banjir mengambil bantuan sembako dan makanan, ada juga korban mengambil obat-obatan yang telah disediakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi.Doa Para Sangha Sedunia Bergema di Nusantara untuk Keselamatan dan Perdamaian Dunia
20 September 2024Sebanyak 113 Sangha dari World Buddhist Sangha Council memanjatkan doa bersama untuk terwujudnya perdamaian dunia, Indonesia aman, sentosa, harmonis, adil dan makmur, serta terbebas dari bencana.