Senyum Ceria dari Pasir Putih

Jurnalis : Kevin Audrino Budiman (Tzu Ching), Fotografer : Anthony Tanjaya (Tzu Ching), Mawie Wijaya (Tzu Chi Pekanbaru)

fotoSebelum memulai acara, seluruh peserta menonton bersama ceramah Master Cheng Yen .

Meski cuaca Pekanbaru sedang mendung dan sempat dilanda hujan, para relawan Tzu Chi Pekanbaru tetap berkumpul di Kantor Penghubung untuk bersama-sama memulai kegiatan Kunjungan Cinta Kasih ke Panti Asuhan YLBMI Pasir Putih , Pekanbaru.  Sebanyak  28 relawan yang terdiri dari Relawan biru putih, abu putih, Tzu Ching, Tzu Zhao, dan relawan rompi ikut serta dalam kunjungan kali ini.

 

 

Berbagi Kasih, Berbagi Senyum
Saat  tiba di kompleks panti  asuhan, para relawan mulai menempati posisi masing-masing sebagai mentor bagi para anak-anak panti asuhan. Sejenak kepolosan dan keluguan anak-anak ini menciptakan keharuan para relawan.  Anak-anak yang terbiasa hidup bersama-sama ini saling mengatur adik-adiknya yang lebih kecil, tampak tempaan hidup dalam panti asuhan telah membuat mereka mandiri. Ketika acara dimulai, pembawa acara mengajak anak-anak panti asuhan berlatih menyapa para relawan Tzu Chi dalam bahasa mandarin yakni: Shibo, Shigu Shixiong, dan Shijie. Awalnya, banyak dari anak-anak yang lebih kecil kesulitan untuk melafalkan ucapan mandarin ini, namun perlahan mereka mulai terbiasa setelah berlatih beberapa saat.  Acara dilanjutkan dengan menonton ceramah Master Cheng Yen tentang para penerima bantuan yang tampak sangat bersyukur. Tanpa disangka-sangka, semua dapat menonton dengan keseriusan dan perhatian penuh.

Setelah menonton ceramah Master Cheng Yen, kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dipandu oleh salah seorang Tzu Ching yang berasal dari bidang kedokteran. Ketika salah satu Tzu Ching, Kevin mengeluarkan contoh gigi yang digunakan sebagai alat peraga, serentak anak-anak tertawa karena ukuran gigi peraga ini yang sangat besar. Gelak tawa ini hilang saat penyuluhan dimulai, dan dengan sendirinya anak-anak  mendengarkan dengan penuh perhatian sembari ikut serta mengayun-ayunkan tangan sebagai tanda menggosok gigi.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain melakukan penyuluhan, relawan Tzu Chi juga menunjukkan cara menggosok gigi yang benar kepada semua anak asuh (kiri).
  • Tzu Shao yang juga ikut terlibat dalam kunjungan ini, menjalin jodoh kepada anak-anak asuh sebagai saudara (kanan).

Setelah penyuluhan berakhir, acara dilanjutkan dengan sesi training yang dipandu oleh masing-masing mentor dan huo ban men (rekan-rekan) yang telah dibagi berkelompok. Setiap mentor memastikan dan melatih kembali anak-anak asuhnya untuk menggosok gigi dengan benar.“Kunjungan panti asuhan kali ini sungguh membuat saya bahagia, melihat anak-anak asuh yang polos dan penuh keceriaan.  Selain itu, kami para relawan pun mendapatkan pembelajaran cara mengsosok gigi yang baik dan benar,” ujar Millie shijie.

Kecerian dan  Rasa Syukur
Pada sesi permainan, tiap-tiap kelompok digabung menjadi lingkaran-lingkaran besar. Baik mentor, huo ban men, ataupun anak-anak asuh terlibat langsung dalam permainan yang mengandalkan kekompakan, yaitu roda berantai. Mengikuti Panduan salah satu Tzu Ching, Erwin, para peserta melakukan permainan dengan gelak tawa yang lepas dan penuh kegembiraan.

foto  foto

Keterangan :

  • Anak-anak asuh tampak penuh semangat saat berlatih isyarat tangan satu keluarga (kiri).
  • Kunjungan kasih ini membawa perasaan bahagia bagi relawan dan anak-anak yang tinggal di Panti tersebut (kanan).

Gan En, berarti terima kasih dengan hati yang penuh syukur. Gan en…” sahut seluruh peserta saat diajarkan mengucapkan kata Gan En. Sebagai bagian dari misi budaya humanis Tzu Chi, kata-kata dan sikap selalu bersyukur harus selalu ditekankan. Budaya Humanis juga ditunjukkan dalam pelatihan bahasa Isyarat Tangan oleh Asriani shijie yang mengajarkan isyarat tangan “Kita Satu Keluarga” kepada seluruh peserta. Dengan pemahaman dan kesabaran, perlahan-lahan anak-anak asuh yang kesulitan mempelajari isyarat tangan ini mulai menguasai dan mempraktekkannya dengan baik. Dalam waktu 5 menit semua peserta sudah menguasai  isyarat tangan tersebut.

Gan en shixiong, gan en shijie,” ucap Hafizt dengan lancar saat para relawan hundur diri untuk pulang. Selain itu, salah seorang muda-mudi Tzu Chi (Tzu Ching) Benny merasa sangat besyukur memiliki kedua orang tuanya. “Saya sangat beruntung memiliki kedua orang tua hingga saat ini, karena dengan demikian bila saya melakukan kesalahan selalu akan ada orang yang tahu yang mengingatkan serta mengasihi saya,” ucap Benny. Sore itu, keceriaan tidak hanya tampak pada wajah-wajah polos anak-anak asuh, tapi juga pada para relawan yang ikut serta melatih diri dalam kegiatan-kegiatan Tzu Chi.

  
 

Artikel Terkait

Satu Tekad, Seribu Kebajikan

Satu Tekad, Seribu Kebajikan

29 Desember 2015
Para relawan tidak henti-hentinya menggalang hati untuk menambah barisan panjang insan Tzu Chi. Seperti yang dilakukan para relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xie Li (komunitas relawan) Kalimantan Tengah 5, yang mengadakan training pembentukan dan kepengurusan Xie Li pada Kamis, 3 Desember 2015.
Mari Berdonor Darah

Mari Berdonor Darah

25 Oktober 2022

Komunitas Xie Li Tamken yang merupakan bagian dari Tzu Chi Palembang kembali mengadakan donor darah yang bekerja sama dengan PMI Kota Palembang, Minggu 23 Oktober 2022. Sebanyak 144 orang berhasil mendonorkan darahnya.

Bebenah Rumah Tzu Chi Palembang: Belajar dari Tahap Survei

Bebenah Rumah Tzu Chi Palembang: Belajar dari Tahap Survei

16 November 2015
Usai mengadakan sosialisasi mengenai Tzu Chi serta mengetahui makna, filosofi, dan semangat Tzu Chi dalam membagikan bantuan pada Selasa (10 November 2015) malam, Tim relawan Tzu Chi Jakarta kembali mengajak relawan Tzu Chi Palembang untuk mempraktikkan langsung apa yang telah mereka dapatkan.
Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -