Senyum Hangat di Panti Lansia

Tawa renyah hadir di lantai dua Panti Lansia Atmabrata, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu pagi (10/9/17). Di sana, ada penghuni panti yang tengah melepas rindu dengan relawan Tzu Chi. “Sudah lama nggak ketemu sama tante ini,” kata Nenek Ijah tertawa memperlihatkan giginya yang mulai tanggal. Ia memanggil relawan dengan sebutan tante, walaupun usia para relawan jauh di bawahnya.

Tangan layu yang penuh dengan keriput itu pun terlihat menepuk-nepuk pundak relawan. Dielus-elusnya pula tangan relawan yang sudah lama ia rindukan itu. “Nenek senang sekali tante semua bisa datang lihat nenek. Bahagia rasanya,” ungkapnya lagi.

Selain Nenek Ijah, ada juga pasangan suami istri Nenek Mulyani dan Kakek Eng Wat yang mengenal relawan dengan baik. Mereka juga dengan antusias menyambut relawan. “Kami di sini senang, sehat semua,” kata Nenek Mulyani.

Ayen Rita (kiri) menyapa Nenek Ijah (baju hitam) dan Nenek Mulyani (baju merah). Nenek Mulyani dan Kakek Eng Wat belum genap 3 bulan, sedangkan Nenek Ijah belum genap satu bulan.

Di Panti Lansia Atmabrata, ada 15 lansia yang tinggal dan menetap. Tiga di antaranya adalah penerima bantuan Tzu Chi yang baru saja pindah ke sana. Nenek Mulyani dan Kakek Eng Wat belum genap 3 bulan, sedangkan Nenek Ijah belum genap satu bulan.

“Nenek Ijah dan Nenek Mulyani ini berteman sejak muda, ke gereja selalu berdua, kumpulin barang daur ulang juga berdua. Jadi ketika Nenek Mulyani pindah ke panti, Nenek Ijah kesepian, akhirnya Nenek Ijah ikut dipindahkan ke panti,” jelas Ayen Rita, relawan Tzu Chi. 

Linda pun merasa terharu karena sambutan penghuni panti yang begitu hangat terhadap relawan. Mereka mendapat pelukan dan ciuman sayang dari para lansia.

Kondisi kontrakan Nenek Mulyani dan Kakek Eng Wat sebelum pindah ke Panti Lansia Atmabrata. Kontrakan yang letaknya di atas empang itu kondisinya sangat tidak layak.

Sebelum pindah ke panti, relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 2 pernah mengadakan sebuah kerja bakti untuk membersihkan kontrakan Nenek Mulyani dan Kakek Eng Wat di Empang Damai Timur, Kapuk Muara Jakarta Utara (18/06/17). Kontrakan yang letaknya di atas empang itu kondisinya sangat tidak layak. Alasnya papan dan ketika hujan ataupun air pasang, mereka pasti akan basah. Kondisi dua orang tua itu pun sudah tidak memungkinkan untuk membersihkan atau menata kontrakannya sendiri.

Relawan bersyukur karena pasangan lansia tersebut tidak perlu lagi tinggal di tempat sempit dan tidak layak. “Melihat kondisi mereka sekarang sudah lebih baik. Karena kondisi tempat tinggal pun memadai, lebih terurus, rapi, bersih, nggak kayak dulu yang tinggal di kontrakan di atas empang,” kata Linda, relawan Tzu Chi yang sebelumnya kerap melakukan kunjungan kasih ke kontrakan Nenek Mulyani maupun Nenek Ijah.

Di Panti Lansia Atmabrata, ada 15 lansia yang tinggal dan menetap. Dengan kondisi yang bersih dan nyaman, relawan berharap para lansia dapat tinggal dan menikmati hari tua mereka dengan lebih baik.

Linda pun merasa terharu karena sambutan penghuni panti yang begitu hangat terhadap relawan. Mereka mendapat pelukan dan ciuman sayang dari para lansia. “Saya terharu melihat mereka, mungkin mereka rindu sanak saudara mereka,” ucapnya. “Makanya ketika lihat kami berkunjung, mereka langsung peluk kami dan merasa sudah seperti keluarga sendiri,” imbuhnya.

Kegiatan hari itu juga membuat diri Linda dan relawan lain mengingat bahwa anak harus bisa membalas budi orang tua dan selalu berbakti pada mereka.

Editor: Arimami Suryo A.