Senyum Opa dan Oma Panti Sahabat Baru
Jurnalis : Camelia Febriani (He Qi Barat) , Fotografer : Camelia Febriani & Mery KJ1 (He Qi Barat)Opa dan oma di Panti Jompo Sahabat Baru sangat terhibur dengan kegiatan mewarnai. Para relawan dengan telaten menyemangati.
Mengunjungi rumah panti merupakan wujud kepedulian terhadap sesama. Manfaatnya begitu banyak, seperti mampu menumbuhkan kepekaan sosial dan menambah rasa syukur. Selain itu perhatian yang kita berikan kepada orang yang tinggal di panti juga sangat berarti bagi mereka. Mereka menjadi sangat bahagia dan kebahagiaan itu akan menular kepada kita.
Panti Jompo Sahabat Baru yang berada di jl. Sahabat Baru No. 39 Kepa Duri, Kedoya, Jakarta Barat sudah beberapa kali mendapatkan kunjungan dari relawan Tzu Chi. Sehingga keakraban antara relawan dan para opa dan oma di sana sudah terjalin dengan sangat baik. Setiap kali berkunjung, relawan selalu merancang dengan berbagai kegiatan yang bisa diikuti oleh semua opa dan oma. Pada kunjungan kali ini, Minggu 17 Juli 2016, sebanyak 20 relawan komunitas Kebun Jeruk menyiapkan kegiatan mewarnai.
Saat relawan datang, para opa dan oma sedang mengikuti kebaktian rutin mingguan di panti. Ketika usai, opa dan oma langsung menyambut relawan dengan senyum yang hangat. Tawa dan canda membuat suasana begitu cair.
Sebelum memulai rangkaian acara, relawan mengajak opa dan oma untuk berdoa bersama. Setelah itu opa dan oma diajak melakukan senam ringan, menggerak – gerakan tangan dan kepala. Setelah beristirahat sejenak, relawan mengajak Opa dan Oma untuk bernyanyi. Para opa dan oma begitu bersemangat bernyanyi. Oma Wiwi misalnya dengan sangat lembut menyanyikan lagu “Kolam Susu.” Lagu ini pernah populer di Indonesia pada tahun 1970 an. Oma Lani pun begitu, ia menyanyikan “Hari Ini Ku Bahagia” dengan penuh penghayatan. Para relawan juga tak ketinggalan ikut menyanyi dan memutarkan lagu –lagu tempo dulu untuk menghibur opa dan oma.
Setelah terhibur dengan lagu-lagu tempo dulu, relawan kemudian mengajak para opa dan oma mewarnai. Meski hanya mewarnai, nyatanya opa dan oma sangat senang dan bersemangat sekali menggores pensil warna. Oma Hilda tangan kanannya terkena stroke sehingga ia menggunakan tangan kirinya untuk mewarnai. Sambil mewarnai Oma Hilda menceriterakan masa kecilnya.
“Saya tidak pernah bersekolah ataupun belajar mewarnai karena sewaktu kecil saya harus bekerja di sawah untuk membantu keuangan keluarga, “ ujar Oma Hilda.
Oma Hilda memamerkan hasil karya mewarnainya.
Sementara itu Oma Lani terlihat telaten mewarnai gambar telur paskah. Ia memilih warna-warna cerah supaya gambar terlihat menarik dan indah. Oma Lani sangat senang dengan hasil karyanya dan dengan bangganya menunjukkan kepada oma dan opa lainnya.
Setelah selesai dengan gambar telur paskah, relawan bertanya apakah Oma Lani ingin mewarnai lagi? Oma Lani berkata “bulan depan lagi aja ya.. sekarang cape.”
Untuk menghilangkan rasa capek oma, Indi, seorang relawan dengan sigap berlari ke belakang oma Lani untuk memijat ringan Oma Lani.
Oma dan Opa terlihat sangat senang dengan kegiatan hari ini dan meminta relawan untuk mengadakan kegiatan mewarnai kertas bergambar pada kesempatan kunjungan kasih mendatang.
Tampak relawan Lie Arif Laitly sedang berinteraksi dengan Opa Jio.
Sementara itu Opa Cu Ti Liang yang memiliki permasalahan pada syaraf tulang belakang, tidak leluasa untuk bergerak. Dahulu Ia berprofesi sebagai tukang jahit. Hingga saat ini pun ia masih berharap untuk dapat berkarya. Karenanya, relawan menyiapkan mote warna warni untuk membuat kerajinan tangan. “Saya sangat senang karena bisa membuatkan kalung mote untuk anak saya, “ ujar Opa Cu Ti Liang dengan mata berbinar.
Dalam kunjungan ini, relawan juga memberikan peralatan sederhana untuk menjahit agar opa tidak kesepian dan dapat tetap berkarya.
Jarum jam menunjukkan pukul 11. 00 WIB, waktunya menutup acara yang juga bersamaan dengan waktu makan siang bagi opa dan oma. Relawan Haryatmi menutup acara dengan doa bersama. Para relawan pun berpamitan pulang dan mendoakan opa dan oma selalu sehat dan berbahagia.
Artikel Terkait
Empati Berlabuh di Hati, Kebajikan Menyertai
01 April 2015 Tangis oma Wiwik meledak keras ketika Ridwan, salah seorang relawan Tzu Chi mencium tangan oma Tanti yang duduk di depan oma Wiwik. Tangis itu adalah tangis nelangsa karena oma Wiwik teringat pada keluarga yang hampir tidak pernah mengunjunginya di Panti Jompo tempat dia dirawat. Air mata Oma Wiwik pelahan surut, ketika sentuhan lembut merangkul pundaknya, menghibur dan membisikkan kata penuh kasih.Seru dan Haru di Wisma Sahabat Baru
30 Desember 2015 Sebelum menuju lokasi pada pukul 7.30 WIB, beberapa relawan berkumpul di toko Lo Li fang di jl Pesanggrahan raya. Mereka mempersiapkan bingkisan bagi para lansia di panti mengingat sebentar lagi Hari Raya Natal.Kebersamaan Dalam Menyambut Natal di Panti Sahabat Baru
24 Desember 2015Para opa dan oma yang tinggal di panti ini umumnya dalam keadaan sakit dan jauh dari keluarga. Sehingga kehadiran 28 orang relawan Tzu Chi di tempat itu tentunya sangat menyenangkan dan menghibur mereka.