Senyuman untuk Korban Sinabung
Jurnalis : Beby Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto/Akien (Tzu Chi Medan)
|
| ||
Melihat banyak warga yang harus mengungsi dan hidup dalam keterbatasan, relawan Tzu Chi segera mengulurkan tangan dan memberikan cinta kasih yang tulus kepada para warga bencana. Tanggal 17 September 2013, bersama 10 relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan, memberikan bantuan pertama berupa telur, roti, dan air mineral kepada para warga yang mengungsi di Jambur Sempakata, Kabanjahe dan Jambur KWK, Berastagi dan sekaligus mensurvei kembali apa lagi yang dibutuhkan mereka. Menyusul bantuan kedua, pada tanggal 18 September 2013, bersama 17 relawan kembali memberikan bantuan berupa selimut, sarung, minyak goreng, sabun, pampers bayi, susu bayi, botol susu, mie instant dan air mineral yang dibagikan ke 11 titik: Jambur Sempakata, GBKP Simpang IV, Zentrum GBKP, Jambur KWK Berastagi, Mesjid Istikrak, Mesjid Agung, Jambur Tuah Lopati, Jambur Tigan Derket, GBKP Kota, dan Gereja katolik. Awan panas dan abu vulkanik dari letusan gunung api Sinabung menyebabkan dampak negatif, dimana para warga mengalami gangguan kesehatan pada bagian mata dan pernapasan khususnya. Minggu, 22 September 2013, sebanyak 62 relawan Tzu Chi Medan dan 20 orang relawan TIMA melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis pada bagian poli mata, paru-paru (pernapasan) dan Umum.
Keterangan :
Bakti sosial ini diadakan di 2 titik, yaitu di Jambur Sempakata dan Jambur Tuah Lapoti. Pukul 10.20 wib, para relawan dan tim medis tiba di Jambur Sempakata, kemudian menyusul setelah selesai jam makan siang menuju ke Jambur Tuah Lapoti. Terdaftar 175 warga yang berada di Jambur Sempakata dan 154 warga yang berada Jambur Tuah Lopati yang membutuhkan pengobatan mata, pernapasan dan umum(demam). Di saat pendaftaran, pemeriksaan, dan pengambilan obat, para warga diajarkan untuk bisa selalu berbudaya antri, sehingga semua berjalan dengan lancar. Pengambilan obat juga membutuhkan kesabaran dalam memanggil nama dan menjelaskan bagaimana cara meminum obat. Sambil menunggu, salah satu relawan juga mengisi sebuah lelucon “ kepala, pundak, telinga, hidung. Kita pegang masing-masing alat inderanya ya. Sewaktu di acak, pegang hidung, telinga, kepala, hidung, pundak, telinga, ternyata ada yang salah pegang, akhirnya semua tertawa dengan riang lepas tanpa beban “.
Keterangan :
Tak lupa akan pelestarian lingkungan Banyak pelajaran yang berharga Tak terasa satu hari berlalu dengan cepat. Walaupun perjalanannya jauh , tidak dirasakan oleh para relawan, karena canda dan tawa penuh sukacita selalu menghiasi perjalanan mereka. Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen “Bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni, maka pelita harapan akan menerangi berbagai pelosok gelap di dunia” | |||