Senyuman untuk Korban Sinabung

Jurnalis : Beby Chen (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto/Akien (Tzu Chi Medan)
 

foto
Relawan Tzu chi menyediakan bantuan pengobatan dan pemeriksaan kepada korban Gunung Sinabung.

Gunung Sinabung adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Pada 2010 lalu, gunung tersebut mengeluarkan asap, abu vulkanik, dan lava. Dan pada tahun 2013 ini, Gunung Sinabung meletus kembali dimulai dari tangal 15-18 September 2013 sebanyak 4 kali letusan yang melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Banyak warga segera mengungsi ke tempat yang aman di berbagai Jambur (Sebuah bangunan yang cukup luas yang banyak digunakan oleh masyarakat Karo untuk acara adat pesta, dan rapat) di Kabanjahe.

Melihat banyak warga yang harus mengungsi dan hidup dalam keterbatasan, relawan Tzu Chi segera mengulurkan tangan dan memberikan cinta kasih yang tulus kepada para warga bencana. Tanggal 17 September 2013, bersama 10 relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Cabang Medan, memberikan bantuan pertama berupa telur, roti, dan air mineral kepada para warga yang mengungsi di Jambur Sempakata, Kabanjahe dan Jambur KWK, Berastagi dan sekaligus mensurvei kembali apa lagi yang dibutuhkan mereka. Menyusul bantuan kedua, pada tanggal 18 September 2013, bersama 17 relawan kembali memberikan bantuan berupa selimut, sarung, minyak goreng, sabun, pampers bayi, susu bayi, botol susu, mie instant dan air mineral yang dibagikan ke 11 titik: Jambur Sempakata, GBKP Simpang IV, Zentrum GBKP, Jambur KWK Berastagi, Mesjid Istikrak, Mesjid Agung, Jambur Tuah Lopati, Jambur Tigan Derket, GBKP Kota, dan Gereja katolik.

Awan panas dan abu vulkanik dari letusan gunung api Sinabung menyebabkan dampak negatif, dimana para warga mengalami gangguan kesehatan pada bagian mata dan pernapasan khususnya. Minggu, 22 September 2013, sebanyak 62 relawan Tzu Chi Medan dan 20 orang relawan TIMA melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis pada bagian poli mata, paru-paru (pernapasan) dan Umum.

foto  foto

Keterangan :

  • sebanyak 62 relawan Tzu Chi Medan dan 20 orang relawan TIMA melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis pada bagian poli mata, paru-paru(pernapasan) dan Umum (kiri).
  • Relawan juga mengunjungi tempat penampungan dan menanyakan kondisi warga setempat yang tinggal sementara di sana (kanan).

Bakti sosial ini diadakan di 2 titik, yaitu di Jambur Sempakata dan Jambur Tuah Lapoti. Pukul 10.20 wib, para relawan dan tim medis tiba di Jambur Sempakata, kemudian menyusul setelah selesai jam makan siang menuju ke Jambur Tuah Lapoti. Terdaftar 175 warga yang berada di Jambur Sempakata dan 154 warga yang berada Jambur Tuah Lopati yang membutuhkan pengobatan mata, pernapasan dan umum(demam).

Di saat pendaftaran, pemeriksaan, dan pengambilan obat, para warga diajarkan untuk bisa selalu berbudaya antri, sehingga semua berjalan dengan lancar. Pengambilan obat juga membutuhkan kesabaran dalam memanggil nama dan menjelaskan bagaimana cara meminum obat. Sambil menunggu, salah satu relawan juga mengisi sebuah lelucon “ kepala, pundak, telinga, hidung. Kita pegang masing-masing alat inderanya ya. Sewaktu di acak, pegang hidung, telinga, kepala, hidung, pundak, telinga, ternyata ada yang salah pegang, akhirnya semua tertawa dengan riang lepas tanpa beban “.

foto  foto

Keterangan :

  • Dengan penuh sigap relawan membantu lansia yang kurang leluasa untuk menjalani pemeriksaan (kiri).
  • Pemberian obat dan cara pemakaian secara cuma-cuma kepada para korban Gunung Sinabung (kanan).

Tak lupa akan pelestarian lingkungan
Kebutuhan akan air minum bersih para warga yang mengungsi di masing-masing Jambur banyak menggunakan air mineral dalam wadah gelas plastik, dan lainnya seperti roti, dan makanan instant. Tanpa disadari telah menimbulkan banyak sampah yang berserakan dimana-mana. Seorang relawan, mengajak anak-anak warga untuk bersama-sama menjaga pelestarian lingkungan dengan mengumpulkan sampah-sampah daur ulang tersebut. Franky, salah seorang anak warga bertanya “ untuk apa nantinya sampah ini”. “ Kalian kumpulkan sampah daur ulangnya, dan nantinya dijual ke pendampingan, uangnya boleh disumbangkan ke orang-orang yang membutuhkan” jawab salah seorang relawan. Relawan tersebut juga memberikan satu kata perenungan Master Cheng Yen kepada anak-anak “sepasang tangan yang indah adalah sepasang tangan yang melakukan daur ulang”. Anak-anak pun dengan semangat dan bergegas untuk mengumpulkan terus sampah daur ulang. “ Sudah 1 minggu kami tidak sekolah, tetapi beberapa guru datang mengajar disini”.  tambah Franky.

Banyak pelajaran yang berharga
Salah seorang relawan yang baru pertama kali ikut Bakti Sosial untuk bencana, Susi Shijie berbagi “ Hidup ini sangat berarti, yang kita lakukan adalah perbuatan yang kecil, tetapi bagi mereka yang ditimpa musibah adalah sangat berarti. Sebab mereka merasakan masih ada yang peduli pada mereka. Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menjaga kita dan memberi yang terbaik, maka kita harus berikan kepada mereka yang belum menerima karunia tersebut. Bukan berarti Tuhan tidak peduli pada mereka, tetapi Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk mereka. Sangat bersyukur, bisa hidup dalam lingkaran cinta kasih, Amin. Saya juga kagum terhadap relawan-relawan Yayasan Buddha Tzu Chi yang begitu peduli terhadap sesama tanpa membeda-bedakan, ini merupakan pelajaran yang berharga bagi saya. Makanya saya sangat senang bergabung di Tzu Chi. Karena saya mau seperti relawan lain, yang bisa berbagi kasih. Amin.”

Tak terasa satu hari berlalu dengan cepat. Walaupun perjalanannya jauh , tidak dirasakan oleh para relawan, karena canda dan tawa penuh sukacita selalu menghiasi perjalanan mereka. Seperti salah satu kata perenungan Master Cheng Yen “Bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni, maka pelita harapan akan menerangi berbagai pelosok gelap di dunia”

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

Suara Kasih: Bersumbangsih Tanpa Menyerah

02 Mei 2012 Buddha berkata bahwa pada Era Kemunduran Dharma atau Kalpa Kerusakan, yaitu pada masa kita sekarang ini, batin manusia akan berubah dan mengalami kemerosotan moralitas. Akibatnya, manusia akan saling bertikai dan anak muda akan membangkang terhadap orang tuanya.
Suara Kasih: Menghargai Berkah dan Berbuat Baik

Suara Kasih: Menghargai Berkah dan Berbuat Baik

15 Juli 2013 Anak-anak harus berbakti kepada orang tua, menghormati guru, belajar dengan giat, dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan orang banyak. Inilah tujuan utama mengenyam pendidikan.
Akhirnya Aku Bisa Dioperasi

Akhirnya Aku Bisa Dioperasi

14 Desember 2010 Namaku Muhammad Fauzan. Aku berusia 1,5 tahun. Pagi ini aku bersama ayah (Jandes Hanafi) sedang berada di SMA Negeri 1 Padang. Pagi ini, aku datang untuk mengobati penyakitku. Sebetulnya selama ini aku tidak merasa sakit, hanya cukup repot saat hendak makan. Tapi menurut ayah, sejak lahir ke dunia aku memiliki kekurangan di bagian bibirku.
Memberikan sumbangsih tanpa mengenal lelah adalah "welas asih".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -