Sepenuh Hati Menyayangi Bumi

Jurnalis : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat), Fotografer : Rosy Velly Salim (He Qi Pusat)

Daur ulang

Lastri (kiri) telah menjalin hubungan baik dengan Tzu Chi selama setahun terakhir melalui kegiatan pelestarian lingkungan.

Laksana sinar mentari yang menyinari dunia, hembusan udara nan sejuk yang memberikan kehidupan. Kiasan itu cocok untuk menggambarkan tekad insan Tzu Chi dalam mengemban misi pelestarian lingkungan yang terwujud dalam kegiatan-kegiatan yang menjaga kelestarian alam.

Hari Minggu, 19 April 2015 mungkin menjadi  hari  yang paling dinantikan para relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat, Hu Ai Jakarta Pusat, Xie Li Sunter. Pasalnya, hari itu menandai setahun berjalannya kegiatan pelestarian lingkungan oleh para relawan di komunitas ini.Selama setahun ini, berbagai tantangan dihadapi oleh para relawan. Salah satunya adalah sikap apatis dari warga sekitar. Namun, tekad kuat dalam diri relawan akhirnya berbuah manis. Satu per satu warga mulai merespon misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Kini, tidak sedikit warga menyumbangkan barang-barang yang akan didaur ulang maupun mengikuti kegiatan pemilahan.

Sejak pukul tujuh pagi, delapan relawan biru putih Tzu Chi telah tiba di taman Kantor RW 04, Metro Sunter. Para relawan ini akan kembali melakukan kegiatan pemilahan barang daur ulang seperti botol plastik, buku bekas, majalah, koran, kardus, dan lainnya.

Proses pemilahan barang daur ulang juga menjadi sarana pelatihan diri bagi para relawan. Memilah barang daur ulang memang terlihat remeh, namun dalam kegiatan ini, para relawan juga dituntut untuk fokus. Sama halnya ketika para relawan berefleksi untuk membuang kotoran batin.

Meski begitu, senyum masih tertoreh dan tawa masih membahana. Para relawan Tzu Chi tidak sendiri. Lastri, wanita berusia 34 tahun yang sehari-hari berprofesi sebagai petugas kebersihan juga ikut bersama melakukan pemilahan. Jalinan jodoh baiknya dengan para relawan telah terbina selama 1 tahun ini.

Sehari sebelum kegiatan, para relawan Tzu Chi membagikan undangan kepada warga disekitar mengenai kegiatan ini. Sehingga para donatur dapat mengumpulkan barang daur ulang dengan lebih maksimal. Salah satunya adalah Nur Janah yang mengumpulkan majalah dan buku bekas. Wanita berusia 20 tahun itu juga mengapresiasi positif kegiatan ini.

Daur ulang

Lypie (kedua dari kanan) terdorong untuk ikut memilah barang daur ulang. Baginya, hidup harus digunakan untuk melakukan hal yang bernilai.

Senada dengan itu, Lypie, warga lain juga terdorong untuk ikut melakukan pemilahan bersama para relawan. Wanita berusia 50 tahun itu juga menyumbangkan beberapa barang daur ulang untuk dipilah. “Ini pertama kali saya ikut kegiatan ini. Bagus sekali, senang bisa berkumpul dengan yang lain. Barang ini bisa bermanfaat kembali jadi tidak hanya jadi sampah, dapat mengurangi sampah. Hidup ini kita tidak tahu sampai kapan jadi mengunakannya untuk bernilai. Sama seperti sampah diolah kembali menjadi bermanfaat membantu yang membutuhkan,” tambahnya.

Salah satu relawan Tzu Chi yang senantiasa menyempatkan waktu untuk kegiatan ini adalah Indrawati. Relawan komunitas Xie Li Sunter ini menuturkan bahwa melestarikan lingkungan harus dimulai dari diri masing-masing individu. Lebih lanjut, Indrawati yang juga merupakan warga Metro Sunter ini menjelaskan bahwa melestarikan lingkungan dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana seperti menghargai sumber daya.

Daur ulang

Melalui misi pelestarian lingkungan, insan Tzu Chi terus berupaya mengajak masyarakat luas untuk lebih menyadari beban yang diderita bumi. Daur ulang adalah salah satu cara mengurangi sampah yang dihasilkan terus menerus oleh populasi manusia yang kini telah melebihi enam milyar jiwa.  

Sikap cinta lingkungan Indrawati tidak lepas dari didikan kedua orang tuanya. Sang ayah yang telah menginjak usia 80 tahun sering bersepeda untuk mengumpulkan barang daur ulang. Sama halnya dengan sang ibu yang juga merupakan relawan Tzu Chi. Dia senantiasa mengumpulkan barang daur ulang seperti struk dan berbagai produk lain untuk dipilah-pilah.

Tak berhenti di situ, Indrawati juga senantiasa memberikan pengarahan kepada pembantu rumah tangga dan tetangganya untuk memilah sampah dan menjaga sampah bersih dari sumbernya. Sosialisasi pelestarian lingkungan ini juga direspon positif warga sekitar. “Saya berharap kegiatan ini dapat dilakukan setiap hari dan juga dapat dilakukan oleh warga lansia maupun warga di sekitar kompleks, seperti di Taiwan,” ujar Indrawati.

Bumi dengan enam milyar penduduk sudah kelebihan beban. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dari setiap orang untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Hal inilah yang menjadi harapan Master Cheng Yen yaitu setiap orang bisa menghormati langit dan mengasihi bumi serta menyebarkan benih cinta kasih di dunia.


Artikel Terkait

Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -