Sepercik Kasih untuk Para Lansia

Jurnalis : Magdalena (He Qi Barat 1), Fotografer : Magdalena (He Qi Barat 1)


Ibu-ibu rumah tangga dari Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng bersama dengan para relawan menyanyikan lagu Satu Keluarga sambil memeragakan isyarat tangan dalam kunjungan kasih pada Minggu, 30 September 2018.

Senyum manis mengembang di wajah oma Anna (63) ketika diminta untuk maju ke depan menyanyikan lagu Satu Keluarga sambil memeragakan gerakan isyarat tangan, Minggu 30 September 2018, di Panti Werda Budi Mulia 2, Cengkareng. Oma Anna menempati panti ini sudah 5 tahun.

"Saya sudah tidak punya keluarga, suami sudah meninggal. Saya bersyukur dan tenang karena punya tempat berteduh sekarang," tutur oma yang berasal dari Jember dengan mata berkaca kaca.

Siang itu para lansia yang rata-rata sudah sepuh ini berkumpul di aula panti untuk bersama-sama bergembira dengan para relawan yang berjumlah 87 orang. "Bagaimana oma, opa apakah sudah mandi dan sarapan pagi ini," kata Eko Rahardjo, seorang relawan yang juga guru SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Sapaan Eko disambut dengan tepuk tangan meriah dari para lansia. Walaupun usia tua tapi para lansia yang kurang lebih berjumlah 95 orang yang memenuhi aula panti saat itu tetap bersemangat mengikuti acara demi acara. Mereka dengan penuh semangat bahkan ikut beryanyi ke depan dan ikut bergoyang bersama para relawan.

Acara yang dipandu oleh Heni dan Eko, relawan Tzu Chi ini semakin meriah ketika lagu Lagi Syantik berkumandang. Walaupun mungkin sudah tidak bisa bergerak terlalu banyak karena faktor usia, oma dan opa tetap tidak mau kalah berjoget dengan relawan. Acara hari itu juga mendapat kunjungan dari ibu-ibu yang tinggal Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Ini adalah kunjungan mereka yang ke-3 kalinya ke panti ini. Ibu-ibu rumah tangga dari Rusun Cinta Kasih Tzu Chi yang berjumlah 21 orang ini juga turut menyumbangkan suaranya ketika bernyanyi Satu Keluarga.


Cindy memeluk erat oma yang tinggal di panti ini. ia pun takkuasa menahan air mata ketika memberikan penghiburan kepada oma tersebut.


Suryani, relawan Tzu Chi juga menyempatkan diri berbincang dengan opa Abdul Wahid yang mulai pikun untuk mendengarkan cerita dan kebahagiaan opa Abdul.  

"Yang dirindukan oma opa di sini bukan hanya para relawan tapi juga ibu-ibu dari Rusun Cinta Kasih. Berkunjung ke sini juga merupakan bagian dari rasa berbakti pada orang tua," tambah Eko di sela perbincangan.

Sekitar 21 orang murid-murid Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi ikut berpartisipasi dengan bernyanyi lagu Kapal Selam. Acara semakin seru ketika oma dan opa bertanding dalam permainan memasukkan bola pingpong. Walaupun dengan sedikit dibantu relawan, mereka berhasil menyelesaikan permainan ini. Wajah-wajah puas dan bahagia karena bisa ikut bermain tergambar diparas para lansia.

Cindy (15) seorang Tzu Shao dari SMA Cinta Kasih Tzu Chi yang ikut hadir saat itu merasa sangat terharu bisa berkunjung ke panti werda ini. Cindy bahkan sempat meneteskan air mata ketika memeluk seorang lansia untuk memberikan penghiburan pada lansia ini.

"Aku bersyukur bisa menghibur oma-oma di sini. Dan ternyata di sekitar kita banyak yang butuh perhatian dan kasih sayang," cerita Cindy agak sendu.

Salah seorang murid SMK Cinta Kasih, Litasari kelas 12 menyuguhkan tarian Merak dengan begitu lemah gemulai di hadapan para lansia ini. "Aku cuma latihan seminggu untuk menari tarian ini," ujar Litasari.

Suryani, relawan Tzu Chi juga menyempatkan diri berbincang dengan opa Abdul Wahid (75). Opa Wahid yang sudah mulai pikun ini cukup bersemangat menceritakan pengalaman hidupnya kepada Suryani, sambil terkadang dia mengingat kembali apa yang harus diucapkannya.


Terlihat kegembiraan yang dipancarkan dari senyuman para opa dan oma atas kunjungan kasih yang dilakukan para relawan Tzu Chi ke Panti Thresna Werda.

Koordinator kegiatan, Ongko Wiyono dan Lisia juga ikut senang bisa berkunjung ke panti ini lagi. Mereka sudah sekitar 11 tahun berkecimpung melawat para oma dan opa ini. "Mereka memang perlu perhatian. Kebanyakkan dari mereka sudah tidak punya keluarga," ujar Lisia yang dibenarkan oleh Ongko. Sebenarnya seluruh lansia di panti werda ini berjumlah 340 orang. Tapi banyak dari mereka yang sudah tidak bisa berjalan lagi dan beberapa orang sedang menderita sakit. Jadi tidak bisa ikut hadir saat itu.

Menjelang siang, acara diakhiri dengan pembagian makanan ringan, handuk kecil, dan obat-obatan untuk para lansia. Semoga mereka tetap bisa merasakan kasih sayang dan perhatian dari orang-orang yang peduli pada mereka. Anggaplah mereka seperti layaknya orang tua sendiri, karena dengan mengurus orang tua kita akan selalu diberkahi.

Editor: Yuliati


Artikel Terkait

Sepercik Kasih untuk Para Lansia

Sepercik Kasih untuk Para Lansia

09 Oktober 2018

Siang itu para lansia yang rata-rata sudah sepuh ini berkumpul di aula panti untuk bersama-sama bergembira dengan para relawan yang berjumlah 87 orang di Panti Werda Budi Mulia 2, Cengkareng.

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -