Sepuluh Sila Sebagai Pondasi
Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Yogie P, Beverly (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)
Dalam gong xiu kali ini juga diajarkan tentang
tatacara namaskara.
Pada tanggal 25 Mei 2014, di Kantor Tanjung Balai Karimun para Relawan Tzu Chi mengadakan Kegiatan Gong Xiu. Kegiatan Gong Xiu ini bukan pertama kalinya, tetapi diadakan sekali dalam satu bulan. Kegiatan Gong Xiu merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperdalam jejak Dhamma. Salah satunya dengan cara menjalankan 10 sila Tzu Chi. Dengan melaksanakan 10 sila Tzu Chi berarti kita telah memperkokoh pondasi dalam diri.
Dalam kata perenungan Master Cheng Yen “Sila menjaga agar hati tidak mudah tergoda; konsentrasi menjaga ketenangan saat menghadapi bahaya, kebijaksanaan mampu menggerakkan hati untuk beradaptasi dengan keadaan”. Jadi seseorang yang mempunyai sila yang baik, dia tidak akan mudah tergoda oleh hal-hal yang negatif. Dwi Hariyanto Shixiong juga menjelaskan satu per satu manfaat menjalani 10 sila Tzu Chi. “10 sila bukanlah sebuah kunci yang mengekang diri kita tetapi 10 sila adalah malaikat yang menolong diri kita ke arah yang benar,“ tutur Dwi Hariyanto Shixiong.
Dengan semangat dwi shixiong menjelaskan tentang 10 sila Tzu Chi.
Relawan dengan serius belajar dan mempraktekan bersama pelaksanaan prasakina.
Dengan memahami 10 sila dengan benar dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan, maka hidup kita akan menjadi lebih baik. Seseorang yang tidak mendalami ajaran dengan benar maka mereka akan mudah sekali terkena bujukan dan godaan yang dapat menjerumuskan dirinya sendiri. Oleh karena itu 10 sila Tzu Chi sangat penting sekali karena dapat dijadikan sebagai pondasi yang dapat menuntun ke arah yang baik dan benar. Di sisi lain setiap kegiatan yang dilaksanakan Yayasan Budha Tzu Chi, 10 Sila Tzu Chi selalu dibacakan diawal kegiatan dengan harapan agar para insan Tzu Chi selalu ingat dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tzu shao juga turut andil dalam praktek prasaksina.
walaupun relawan yang hadir hanya sedikit namun semangat untuk berbagi pengetahuan sesama relawan sangat tinggi.
Di pertengahan Gong Xiu diputarkan sebuah video yang menceritakan relawan bernama Yue-e yang menderita kanker. Walaupun demikian Yue- e masih tetap bersemangat dan gigih mengikuti kegiatan Tzu Chi. Salah satu kegiatan yang di ikuti adalah daur ulang. Dengan penuh semangat dan kesungguhan hati Yue-e memilah-milah sampah tanpa menghiraukan penyakitnya. Meski menderita oleh penyakit yang perlahan menggerogoti tubuhnya, namun ia masih ingin turut bersumbangsih dalam sisa hidupnya. Hal ini mengingatkan dan membuka hati kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di dunia ini, selagi ada waktu dan usaha untuk berbuat baik, lakukanlah dengan sepenuh hati. Selain itu juga dalam video tersebut Yue-e membimbing seorang tunawisma untuk melakukan daur ulang. Hal itulah yang menjadikan Master Cheng Yen merasa tersentuh hatinya. Tetap aktif membimbing orang lain meski menderita penyakit. Dengan mengelola lahan berkah dalam diri, Yue-e dapat menjalin jodoh yang baik dengan orang lain.
Menyucikan hati dan bersumbangsih dengan cinta kasih merupakan suatu cara untuk dapat menciptakan dunia yang aman dan tentram. Menyucikan hati dengan melaksanakan 10 sila Tzu Chi merupakan jalan untuk menggikuti jejak Dhamma. Sedangkan dengan bersumbangsih dengan cinta kasih dapat menciptakan dunia yang aman dan tentram. Semoga dengan apa yang dilakukan Yue-e dapat membuka pikiran dan hati kita untuk bersama menjalin jodoh dalam berbuat kebajikan.