Pelatihan relawan ini dihadiri 96 relawan terdiri dari 48 relawan Abu Putih, 28 anggota komite Tzu Chi, tujuh anggota Tzu Ching, tujuh relawan kembang, lima relawan Abu Putih logo, dan satu anggota Tzu Shao.
“Ketika saya mengatakan hal yang benar, maka shixiong shijie melanjutkan dengan mengatakan Lakukan Saja,” ajak Ervyna pemandu traning relawan abu putih memunculkan kekompakan para peserta training.
Minggu, 28 Mei 2023 sejak pukul 06.00 WIB relawan panitia dan peserta training sudah berdatangan ke Kantor Tzu Chi Pekanbaru. Istimewanya, dari 96 relawan ada lima relawan Tzu Chi asal Dumai yang hadir mengikuti training relawan Abu Putih.
Relawan komite Tzu Chi sedang memaparkan Misi Amal Tzu Chi yang merupakan salah satu dari empat misi utama Tzu Chi, para relawan perlu memahami semangat dan filosofi yang terkandung di dalamnya.
Selain itu, ada satu peserta muda tingkat SMA kelas X, Alvin Lim namanya seorang Bodhisattva muda. Alvin dengan serius mengikuti pelatihan relawan yang berlangsung dari pagi hingga siang hari.
“Saat masih kecil, saya sering mendengar ceramah Master Cheng Yen dan menonton DAAI TV, saya berpikir,andai saya bisa jadi relawan saat saya besar. Ternyata setelah SMA saya mempunyai jalinan jodoh melalui acara Pemberkahan Akhir Tahun kemarin (2022),” ungkap Alvin.
Alvin merasa terharu sekali kepada muda-mudi Tzu Chi yang bisa bersumbangsih melalui tindakan nyata bersama Shigu-Shibo (Orang tua wanita-orang tua pria) komunitas Dumai, dan sangat didukung oleh kedua orang tuanya, yang juga donatur tetap Tzu Chi.
Relawan komite Tzu Chi mengajak peserta untuk menyayikan sebuah lagu yang berjudul Dunia Tzu Chi. Lagu ini dinyanyikan agar para peserta dapat lebih mengenal misi-misi Tzu Chi dan semangat yang perlu dimiliki oleh para relawan Tzu Chi.
Lain pengalaman dengan Hadi yang selalu menolak ajakan relawan untuk bergabung dalam barisan Tzu Chi. Hadi sebelumnya selalu menolak ajakan relawan untuk bergabung di Tzu Chi. “Suatu waktu saya secara tidak sengaja membuka video ceramah Master Cheng Yen, saya mendapat inspirasi dan membuat hati saya tersentuh,” ucap Hadi yang kini sudah bergabung menjadi relawan Tzu Chi.
Master Cheng Yen mengatakan kehidupan adalah tidak kekal. Lewati sehari, maka masa kehidupan kita juga berkurang sehari. Kita juga tidak tahu kapan kehidupan kita akan berakhir. “Kalimat ini sangat menyentuh saya jadi, saya pikir tidak boleh tunggu lagi karena sebelumnya saya diajak Shixiong, saya selalu menjawab tunggu yah,” tutur Hadi mengenang awal bergabung di Tzu Chi.
Hadi sudah beberapa waktu, lalu ikut menjalankan Misi Amal. Hadi merasa jika mempunyai kesempatan untuk berbuat kebajikan namun disia-siakan sangatlah disayangkan. Hadi juga mempunyai semangat dalam menjalankan setiap ada kegiatan Tzu Chi.
Relawan Tzu Chi juga memperkenalkan budaya humanis Tzu Chi yang harus dipahami dan dipraktikkan oleh relawan Tzu Chi sehingga dapat tercipta sebuah keindahan kelompok.
Indah Dwiyan Putri salah satu peserta yang kuliah di Pekanbaru, menggenggam jalinan jodoh untuk bergabung dalam barisan Tzu Chi. “Saya mengenal Tzu Chi dari Mama karena Mama sering menonton DAAI TV. Saya ada bertanya kepada Mama, Tzu Chi adalah Yayasan Buddha, sedangkan kita muslim. Apa saya bisa diterima dengan baik di Tzu Chi? Mama bilang setahu Mama, Tzu Chi adalah yayasan untuk semua umat,”tutur Indah yang saat ini sudah menjadi anggota Tzu Ching.
Selama ikut di Tzu Chi, Indah memiliki rasa syukur yang sangat besar. Ketika kunjungan ke
gan en hu (penerima bantuan) Indah menyadari bahwa masih banyak yang hidupnya lebih susah. Sebelumnya indah berpikir hanya dirinya yang paling susah. Indah bertekad untuk menjadi relawan Tzu Chi yang senantiasa berpikiran jernih dalam setiap tindakan.
So Lan (sebelah kiri) relawan senior yang kini berusia 80 tahun, mengajak Shixiong Shijie untuk mengenggam jalinan jodoh yang ada untuk mengemban misi Tzu Chi, langkah kaki jangan sampai terhenti.
So Lan (80 )relawan senior Komite Tzu Chi turut memberikan motivasi kepada para peserta melalui sharing. So Lan sangat Gan en kepada Master Cheng Yen yang telah menciptakan dunia Tzu Chi dan keluarganya yang selalu mendukung So Lan berkegiatan Tzu Chi.
“Master Cheng Yen mengatakan karena berkah yang kita perbuat di kehidupan lampau membuahkan jalinan jodoh dengan Tzu Chi. Adanya jalinan jodoh, kita bisa berkumpul di keluarga besar Tzu Chi menjalankan misi-misi Tzu Chi,” ujar So Lan mantap.
So lan juga berpesan masa muda itu merupakan sebuah modal untuk melakukan misi-misi Tzu Chi, karena jika sudah tua kegiatan yang bisa dilakukan juga terbatas.Tetapi So Lan mempunyai tekad yang kuat, dari kehidupan ke kehidupan akan terus menjalankan misi-misi Tzu Chi.
Tim konsumsi dan pelayanan bersumbangsih tanpa pamrih menyiapkan makanan yang sehat dan lezat para peserta traning.
"Setiap orang punya tabiat buruk, dan tabiat buruk ini membuat kita bisa emosi saat menghadapi sesuatu yang tidak sesuai keinginan.Tetapi kita bisa belajar untuk mengubah niat pikiran yang tidak baik itu, dicerna dan diuraikan menjadi tidak ada masalah lagi, “ tutur So Lan, yang telah menyerap Dharma dari Tzu Chi. “Kita harus mempertahankan tekad dan ikrar kita. Jadi selama suatu hal itu benar,kita lakukan saja,”jelas So Lan memberi semangat kepada para peserta training.
Editor: Anand Yahaya