Setahun Depo Mini Pluit Sakti
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)Minggu, 16 agustus 2015, diadakan peringatan satu tahun berdirinya Depo Mini Pluit Sakti.
Minggu, 16 Agustus 2015, riuh tepuk tangan para pengunjung terdengar di depan Lapangan Tenis Pluit Sakti, Jakarta Utara, saat lagu Mandarin dinyanyikan dengan merdu oleh Teddy wijaya (66), Wakil Ketua RW O7 Pluit, Jakarta Utara. Pria kelahiran Surabaya ini dalam sambutannya mengatakan, “Kami sungguh terharu dengan kegiatan pelestarian lingkungan oleh Tzu Chi. Warga di sini sangat mengappresiasi adanya pelestarian lingkungan di Pluit Sakti yang diadakan sebulan sekali di wilayah ini. Semoga acara ini bisa berlangsung terus dan semakin banyak warga terlibat sehingga hasilnya bisa digunakan untuk membantu mereka yang tidak mampu.”
Kegiatan demo memasak nasi bakar dan teknik pembuatan sushi menjadi pembuka acara, yang diikuti dengan peragaan isyarat tangan “Mari Bervegetarian” oleh beberapa relawan yang menambah kehangatan suasana. Pada puncak acara dilakukan pemotongan kue ulang tahun yang diiringi dengan alunan musik “Happy Birthday” oleh Apeng, seorang warga yang selalu mendukung kegiatan di depo ini.
Setahun lalu, tepatnya pada tanggal 10 Agustus Tahun 2014, Depo Mini Pelestarian Lingkungan Pluit Sakti mulai diresmikan. Tju Andi, penanggung jawab acara mengatakan, “Meskipun depo di depan lapangan tenis ini masih semi permanen dan diadakan setiap minggu ketiga setiap bulannya, tetap hasilnya cukup menggembirakan. Barang-barang bekas dari depo ini bisa diangkut kedalam 1 sampai 2 mobil mini pick up setiap bulan.”
Teddy Wijaya, Wakil Ketua RW O7 Pluit Sakti menyampaikan apresiasinya atas kegiatan pelestarian lingkungan di wilayahnya.
Relawan Tzu Chi sedang melakukan demo memasak nasi bakar dan teknik pembuatan sushi.
Sebidang tanah di depan lapangan tenis yang dulunya terbengkalai, sekarang dengan adanya kegiatan pelestarian lingkungan menjadi berfungsi lebih baik. “Bersyukur sekarang lebih banyak orang mengenal Tzu Chi dan banyak warga terbuka wawasannya tentang pendayagunaan barang-barang bekas. Jadi lingkungan kita menjadi lebih bersih,” ungkap Petrus, penggagas lokasi Depo Mini dan Ketua Bagian Kebersihan di Pluit Sakti, yang juga seorang relawan Tzu Chi. Bahkan Linda Tangkunei, seorang warga lainnya mengakui kegiatan ini telah mempererat hubungan di antara sesama warga. Rumahnya pun kini digunakan sebagai tempat penampungan sementara barang-barang bekas dari semua keluarga.
Kisah Inspirasi dari Pelestari Lingkungan
Jessica salim (23), mahasiswi lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) ini sangat tertarik dengan kegiatan pelestarian lingkungan Tzu Chi karena menurutnya hal ini bisa ikut membantu mengurangi global warming. “Pemanasan global saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Iklim dan suhu udara sudah tidak bisa diprediksi dengan tepat. Cuaca panas di India bahkan sudah mencapai 42 derajat (Celcius) yang menyebabkan banyak sekali orang meninggal. Bencana alam juga datang silih berganti,” ungkap wanita yang kerap disapa Jes ini. Sejak masih berusia 15 tahun dan masih berdomisili di Medan, Sumatera Utara, Jes sudah menjadi seorang vegetarian. Ia merasakan manfaatnya untuk kesehatan, dan saat kuliah di Jakarta biaya pengeluarannya menjadi lebih hemat dan bisa menabung. “Saya sangat mendukung vegetarian untuk pola hidup yang sehat dan mendukung pelestarian lingkungan” tambahnya.
Para relawan Tzu Chi mengumpulkan barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, dikumpukan, dan kemudian diangkut dengan menggunakan mobil pick-up.
Pho Lai, seorang kakek dengan 4 orang cucu, dimana pada saat para relawan Tzu Chi mendatangi rumahnya di Pluit Sakti, Jakarta Utara ini memberikan sekotak baju-baju bekas. Usianya memang sudah lanjut, tapi pria ini masih tetap terlihat sehat dan bugar. Kakek berusia 83 tahun ini adalah seorang penggemar setia DAAI TV Indonesia, dan selalu menonton acara-acara DAAI TV bersama istri dan keluarganya. “Kita lihat waktu banjir, Tzu Chi banyak bantu orang,” ungkapnya. Sekarang di rumahnya, Pho Lai sudah mulai mengumpulkan botol-botol plastik bekas, kaleng, dan koran bekas. Sebulan sekali barang-barang ini diberikannya ke Depo Mini Tzu Chi. Dulu barang-barang ini dibuang begitu saja ke tempat sampah, tetapi sekarang melalui Tzu Chi barang-barang ini bisa dijual kembali dan uangnya bisa untuk menolong orang-orang miskin yang menderita.
Kuan Teck Chien atau akrab dipanggil Akeng (47) merasa gembira saat relawan Tzu Chi datang ke rumahnya. Relawan datang untuk mengambil barang-barang bekas yang telah dikumpulkan Akeng. “Misi Tzu Chi bagus dan harus terus didukung. Selamat ulang tahun Depo Pluit Sakti. Semoga semakin maju ya!” ungkap Akeng bersemangat.
Artikel Terkait
Semangat untuk Melindungi dan Mengasihi Bumi
01 Februari 2016Menggaungkan Pelestarian Lingkungan
25 November 2015Setahun Depo Mini Pluit Sakti
19 Agustus 2015Setahun yang lalu, tepatnya 10 Agustus 2014, Depo Mini Pelestaraian Lingkungan Pluit Sakti diresmikan. Kini, setelah satu tahun berlalu, Minggu 16 Agustus 2015, sebanyak 61 relawan Tzu Chi dan 12 warga bersukacita memeriahkan HUT ke -1 berdirinya Depo Mini Pluit Sakti, Pluit, Jakarta Utara.