Setetes Darah Seribu Kasih
Jurnalis : Relawan Tzu Chi Bali, Fotografer : Relawan Tzu Chi BaliRelawan Tzu Chi Bali menggelar acara donor darah dan pemeriksaan kesehatan gratis yang rutin diadakan setiap 3 bulan sekali. Relawan Tzu Chi tengah mendampingi pendonor darah agar merasa nyaman dan tak merasa cemas saat mendonorkan darahnya. |
| |
Meski telah sering dilakukan, kegiatan kali cukup berbeda dari biasanya, yakni dengan adanya pengenalan budaya humanis Tzu Chi yang dijelaskan oleh Kimberly Shijie, dan sosialisasi tentang daur ulang yang dijelaskan oleh Vivi Shijie. Berdana Lewat Celengan Bambu
Ket: - Sebanyak 87 pasien mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis. Kegiatan ini diikuti oleh 41 relawan Tzu Chi Bali beserta 10 dokter, yang terdiri dari 6 dokter umum, 2 dokter THT, dan 2 dokter anak. (kiri). Dengan sabar para pasien menunggu giliran. Khimberly tidak melewatkan kesempatan ini dengan menjelaskan salah satu budaya humanis Tzu Chi, yaitu celengan bambu yang merupakan ciri khas Tzu Chi. Lewat celengan bambu pula Tzu Chi bermula di Taiwan, di mana ada 36 orang ibu rumah tangga yang menyisihkan NT 50 setiap harinya untuk dana kemanusiaan. Dari sini pula muncul filosofi “Dana Kecil Amal Besar”, di mana dana yang dikumpulkan sedikit demi sedikit akhirnya dapat digunakan untuk membantu sesama. Setelah mendengarkan salah satu kalimat kata perenungan yang berbunyi “Ada dua hal yang tidak bisa ditunda di dunia ini, yaitu berbakti kepada orangtua dan berbuat kebajikan”, salah seorang pendonor langsung meminta 3 buah celengan bambu untuk anak-anaknya. Seperti juga Lanny yang baru 9 bulan pindah ke Bali dari Jakarta juga meminta celengan bambu untuk putrinya, Regina. Mereka sangat setuju bahwa kebajikan itu harus dilakukan sejak kecil untuk membentuk sikap welas asih dan saling membantu sesama. Begitu pula dengan Vivi yang menjelaskan tentang daur ulang sambil menunjukkan selimut yang dibuat Yayasan Buddha Tzu Chi yang bahannya menggunakan bahan daur ulang. Sambil mengangguk-anggukkan kepala, para pendonor dan pasien juga memberi penjelasan kepada anak-anak mereka bahwa kebiasaan baik harus dikerjakan setiap hari, seperti membedakan mana sampah yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak bisa didaur ulang.
Ket: - Vivi, relawan Tzu Chi Bali, tengah memberikan penjelasan kepada warga tentang manfaat daur ulang sampah. Ia juga menjelaskan bahwa dari bahan daur ulang ini dapat diolah menjadi barang (selimut) yang bernilai ekonomis. (kiri). Bertambah Relawan “Saya sering mengikuti pelayanan dan menjadi relawan di mana-mana, tetapi kali ini yang saya rasakan sangat berbeda. Bukan hanya setetes darah yang didonorkan, tapi seribu kasih yang saya rasakan dari pelayanan dan perhatian, baik dari relawan maupun para dokter. Di akhir acara, Yunus juga membawa pulang sebuah celengan bambu yang menurutnya adalah sebuah jodoh yang baik dengan Tzu Chi. Yunus juga berpesan kepada relawan Tzu Chi lainnya akan kesiapannya untuk selalu mengikuti kegiatan sosial Tzu Chi. Segalanya kembali lagi kepada rasa bersyukur, menghormati, dan cinta kasih. | ||
Artikel Terkait
Berita Internasional: Rumah Lebih Aman, Kehidupan Lebih Baik
27 Juli 2021Selama lebih dari setengah abad, Tzu Chi memperbaiki rumah orang-orang yang membutuhkan dan Lansia agar lebih aman. Karena populasi penduduk Lansia di Taiwan bertambah dengan cepat, begitu pula pada banyak rumah. Maka penting untuk membuat rumah orang-orang lebih aman dari roboh atau kecelakaan lainnya.
Berbeda Tapi Satu Dalam Cinta Kasih Universal
21 Desember 2016PAT 2023: Mengenang Kembali Perjuangan Master Cheng Yen Mendirikan Tzu Chi
02 Februari 2024Terinspirasi dari pertunjukan persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas tentang sejarah perjalanan Tzu Chi selama 58 tahun di Taiwan tahun lalu, Pemberkahan Akhir Tahun 2023 Tzu Chi Batam kali ini dirancang dengan konsep yang berbeda.