Setetes Darah Untuk Sebuah Nilai Kehidupan
Jurnalis : Eillen (Tzu Chi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur) * Para donor menyumbangkan tetes demi tetes darah demi menolong sesama sambil menikmati lagu isyarat tangan dari para relawan Tzu Chi. | Bersumbangsih secara langsung disertai rasa syukur, membuat kita sungguh merasakan nilai sebuah kehidupan. (Kata Perenungan Master Cheng Yen) |
Seperti biasanya, Sabtu dan Minggu merupakan hari yang paling padat pengunjungnya di mal-mal manapun juga. Begitupun di Mal Kelapa Gading, Sabtu siang 28 Maret 2009. Saat itulah Yayasan Buddha Tzu Chi mengambil kesempatan mengadakan kegiatan donor darah di Jing-Si Books & Café Mal Kelapa Gading, Jakarta. Kegiatan ini untuk pertama kalinya diselenggarakan oleh Tzu Chi Hu Ai Kelapa Gading bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia. Ternyata kegiatan ini tidak hanya diminati para relawan sendiri. Para pengunjung Mal pun terlihat sangat antusias. Tidak sedikit diantara mereka yang tergerak untuk masuk ke dalam ruangan Jing-Si Book & Café. Ada yang datang memang karena telah mendaftar sebelumnya sebagai donor lewat para relawan, ada juga sebagian yang benar-benar baru tahu pada hari itu. Para relawan menjelaskan kegiatan yang sedang berlangsung kepada pengunjung, sambil mengantarkan mereka ke tempat pendaftaran bagi yang berminat menyumbangkan darahnya. Pengunjung yang berminat tanpa menunda waktu langsung mengisi formulir yang disediakan, sehingga ruangan Jing-Si Books & Café terasa ramai sekali. Aroma yang lembut dari lilin aromaterapi di ruangan tempat mendonorkan darah menimbulkan perasaan tenang donor yang menyumbangkan darahnya demi menolong sesama. Di ruangan tertata rapi 10 buah tempat tidur yang diatur berjajar saling berhadapan. Lima petugas Palang Merah Indonesia menyiapkan peralatan untuk transfusi darah dan kantong darah yang masing-masing diletakkan di antara 2 buah tempat tidur. Tepat pukul 13.00 WIB satu per satu donor memasuki ruangan untuk diperiksa Hb (kadar hemoglobin darah –red) dan tekanan darahnya oleh dokter PMI. Persyaratan sebagai donor yaitu memiliki Hb minimal 12,5. Ada beberapa donor yang ditolak karena Hb-nya kurang dari nilai tersebut, bila dipaksakan justru dapat membahayakan diri donor sendiri. Peserta yang belum berhasil mendonorkan darahnya sedikit kecewa namun tetap berkeinginan mengikuti kegiatan donor darah pada waktu mendatang. Donor yang lolos dalam pemeriksaan, mengantri untuk bisa mendonorkan darahnya dikarenakan ruangan dan petugas PMI yang terbatas. Ket : - Tzu Ching (relawan mahasiswa) juga tidak ketinggalan untuk ikut berpartisipasi. (kiri) Tushar (26 tahun), Ashish Lal Das (24 tahun) dan Caprina (32 tahun) adalah tiga orang bersahabat yang sengaja datang ke Jing-Si Book & Café Kelapa Gading untuk mengikuti donor darah setelah mendengar informasi kegiatan ini melalui siaran DAAI TV. Tushar dan Ashish berasal dari India yang datang ke Indonesia dalam rangka kontrak kerja sebuah perusahaan swasta, dan Caprina adalah teman Indonesia mereka. Caprina pula yang mengajak mereka untuk mengikuti kegiatan donor darah kali ini. “Ini pertama kali saya mendonorkan darah,” jelas Tushar dengan berbahasa Inggris. “Saya belum lama berada di Indonesia. Selama ini saya ingin sekali mendonorkan darah saya, tetapi belum ada kesempatan dan begitu Caprina memberitahu bahwa di sini akan diadakan kegiatan donor darah, Saya langsung merencanakan untuk datang ke sini,” lanjutnya dengan senyum yang lebar. Lain halnya dengan Ashish yang sudah pernah mengikuti donor darah sebanyak 4 kali di negaranya, India. “Setiap tahun saya mendonorkan darah saya, hari ini pertama kalinya saya mendonorkan darah saya di Indonesia. Saya sangat senang bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di Indonesia,” ujar Ashish dengan ekspresi gembira. Mereka berharap walaupun berbeda ras, budaya, negara, darah yang mereka sumbangkan dengan penuh keikhlasan dapat menolong jiwa manusia dan memberikan kehidupan bagi rakyat Indonesia. Saat ditanya mengenai Tzu Chi, mereka sangat kagum dengan Tzu Chi yang merupakan yayasan internasional yang memiliki banyak sekolah dan rumah sakit di berbagai belahan dunia. Mereka berharap akan ada Tzu Chi di India karena selama ini di sana kegiatan-kegiatan sosial dan bantuan kebanyakan berasal dari pemerintah. Ket : - Relawan Tzu Chi Linda Shijie dan Wiwin Shijie sedang menghibur peserta donor darah. (kiri) Dengan cepat jam menunjukkan angka 4, pendaftaran dan pemeriksaan Hb ditutup hanya untuk 70 peserta saja agar petugas PMI dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik sesuai waktu yang tersedia. Sebagian relawan coba mengusir rasa takut yang terkadang menghinggapi donor darah, lewat peragaan isyarat tangan (shou yu). Relawan Tzu Chi juga menyajikan hidangan vegetarian beserta susu, bubur kacang ijo dan buah sebagai ungkapan terima kasih kepada donor yang dengan ikhlas meluangkan waktu dan darahnya demi menolong sesama. Alangkah indahnya jika kita dapat menebarkan cinta dan welas asih dengan menembus batas suku, ras & negara dan bersumbangsih dengan rasa bersyukur akan membuat kita sungguh-sungguh menghargai nilai sebuah kehidupan. | |
Artikel Terkait
Perhatian Bagi Tiga Desa Terdampak Banjir di Kecamatan Muara Lakitan
24 Januari 2024Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas komunitas Xie Li Sumatra Selatan (Sumsel) 1 menyalurkan bantuan untuk warga 3 desa di Kecamatan Muara Lakitan, Kabupaten Musi Rawas, Sumatra Selatan yang sudah 2 pekan terendam banjir.
Suara Kasih: Menciptakan Hutan Bodhi
06 Agustus 2012 Kini kita telah tahu bahwa orang yang menulis “Sutra” tersebut adalah diri kita sendiri, yang menulis skenario juga adalah diri kita sendiri. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat menulis skenario pada kehidupan ini dengan sebaik mungkin agar kita bisa memiliki kehidupan yang lebih cemerlang pada kelahiran yang akan datang.Berita Internasional: Gaya Hidup Pelestarian Lingkungan di Griya Jing Si
19 Oktober 2021Kebiasaan berhemat dan melestarikan lingkungan terjalin dalam kehidupan sehari-hari di Griya Jing Si. Sudah ada sejak pertama didirikan. Sumber daya sangat langka ketika Master Cheng Yen mendirikan tempat tinggal pertama di Hualien, Taiwan.