Setetes Darah yang Tak Pernah Sia-Sia

Jurnalis : Vincent Salimputra (HeQi Pluit) , Fotografer : Henny Yohannes (He Qi Pluit), Bachtiar Loka, Dewi Yanti (He Qi Angke)
Di sebuah sudut ruangan di Apartemen Teluk Intan, para relawan bahu-membahu menata ruang untuk memastikan setiap pendonor mendapatkan kenyamanan dan ketenangan.

Ramadan bukan sekadar bulan menahan haus dan lapar, tetapi juga waktu untuk menyuburkan kebajikan. Ia hadir sebagai ladang luas tempat benih kebaikan ditebar, tumbuh, dan berbuah menjadi kepedulian yang nyata. Dalam kesunyian doa dan ketulusan niat, Ramadan mengajarkan bahwa berbagi bukan hanya tentang memberi sesuatu yang tampak, tetapi juga tentang merelakan sebagian dari diri sendiri untuk kehidupan orang lain.

Dalam semangat itu, relawan Tzu Chi di komunitas He Qi Pluit dan He Qi Angke bersinergi, menyatukan langkah dalam satu tujuan: menolong sesama melalui donor darah. Setetes darah bukanlah hanya sekadar cairan dari tubuh manusia, melainkan harapan yang mengalir, napas baru bagi mereka yang tengah berjuang. Maka, demi menjangkau lebih banyak tangan yang ingin berbagi, aksi donor darah digelar serentak di tiga lokasi. Bukan tanpa alasan. Semakin luas jangkauan, semakin banyak hati yang tergerak, sehingga semakin banyak nyawa yang terselamatkan.

Tiga Titik Kebaikan, Ratusan Harapan
Pada 9 Maret 2025, saat fajar masih lembut menyapu cakrawala dan angin pagi membawa kesejukan, tiga titik di Jakarta telah bersiap menjadi ladang kebaikan. Yayasan Tung An di Penjaringan, Jakarta Utara, Sekolah Amitayus di Grogol Petamburan, Jakarta Barat, dan Apartemen Teluk Intan di Penjaringan, Jakarta Utara, bukan sekadar tempat berkumpulnya para pendonor, tetapi juga ruang bagi kepedulian untuk bersemi. Meja pendaftaran tertata rapi, alat-alat medis telah disiapkan dengan cermat, dan tenaga kesehatan bersiap dengan senyum hangat menyambut mereka yang datang membawa niat tulus.

Para pendonor yang lolos pemeriksaan berbaring di ranjang donor, menyerahkan setetes kehidupan dengan penuh keikhlasan.

Di setiap sudut ruangan, relawan Tzu Chi bergerak sigap mulai dari menyapa, mengarahkan, hingga memastikan setiap prosedur berjalan lancar. Ada yang datang untuk pertama kalinya, menanggalkan ketakutan demi keinginan berbagi. Ada pula mereka yang telah menjadikan donor darah sebagai bagian dari kebiasaan, melakukannya dengan ringan tanpa berpikir panjang. Bagi sebagian lainnya yang tengah berpuasa, tindakan ini lebih dari sekadar bersumbangsih. Ia adalah wujud keikhlasan, sebuah persembahan kecil di bulan yang penuh berkah.

Di Yayasan Tung An, relawan komunitas Hu Ai Pluit Mas bekerja sama dengan Unit Donor Darah PMI Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan setiap tahap berlangsung dengan baik. Dari 50 orang yang hadir, 39 kantong darah berhasil dikumpulkan, sementara 11 lainnya harus menunda niat baik mereka karena alasan kesehatan. Meski tak semua bisa mendonorkan darah, niat mereka tetap berharga, karena di dalamnya ada semangat untuk berbagi.

Jok Khian, PIC kegiatan di Yayasan Tung An, merasa haru melihat semangat para pendonor, termasuk mereka yang berpuasa.

Jok Khian, PIC kegiatan di lokasi ini, tak bisa menyembunyikan rasa harunya melihat antusiasme yang begitu besar. "Teman-teman pendonor yang hadir di sini cukup banyak, ada sebagian yang berpuasa tetapi masih menyempatkan diri untuk donor darah. Saya yakin di bulan Ramadan ini, teman-teman juga banyak berbuat baik, dan mendonorkan darah adalah salah satu cara yang pasti bermanfaat bagi orang banyak," ujarnya.

Di Apartemen Teluk Intan, semangat berbagi semakin terasa. Sebanyak 102 orang datang dengan harapan dapat memberikan sesuatu yang berarti, dan 85 kantong darah berhasil terkumpul. Sementara itu, di Sekolah Amitayus, dari 87 orang yang mendaftar, 78 berhasil mendonorkan darah mereka.

Setiap kantong darah yang terkumpul adalah denyut kehidupan bagi mereka yang menanti uluran tangan. Ia mengalir tanpa suara, seperti sungai yang tak henti membawa kehidupan. Dan hari itu, para pendonor telah menjadi bagian dari arus kasih yang akan terus bermuara pada keberlangsungan hidup sesama.

Keikhlasan dalam Setetes Darah
Bagi mereka yang berpuasa, mendonorkan darah bukan sekadar pengorbanan fisik, tetapi juga bentuk syukur yang mendalam. Elon (46), seorang Muslim yang baru pertama kali mendonorkan darah, mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan ini. "Allah memberikan kesehatan, makanya kita harus bersyukur. Dikasih darah yang sehat, harus bisa bermanfaat buat orang lain," tuturnya.

Elon (46), yang tengah berpuasa juga ikut mendonorkan darah. Bagi Elon ini sebagai wujud syukur di bulan Ramadan, karena baginya, kesehatan adalah anugerah yang harus dibagikan untuk menolong sesama.

Sopiah binti Yusup (43), pendonor darah golongan O, memiliki alasan serupa. Tinggal tak jauh dari lokasi donor darah, ia merasa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk berbagi dalam bentuk yang paling sederhana, tetapi bermakna. "Kebetulan tinggal dekat sini, saya ingin menyumbangkan darah. Saya berharap darah saya bisa bermanfaat bagi banyak orang. Saya nggak bisa kasih apa-apa, jadi saya menyumbangkan darah saja," ungkapnya tulus.

Sebelum mendonorkan darahnya, Sopiah binti Yusup (43) dengan sabar menjalani pemeriksaan kadar hemoglobin di meja pemeriksaan di Yayasan Tung An.

Di antara para pendonor, Yohan Citra Nugraha (66), seorang relawan senior Tzu Chi, menjadi bukti bahwa kepedulian tak mengenal usia. Sudah 64 kali ia mendonorkan darahnya, menjadikan tindakan ini sebagai kebiasaan yang ia jalani dengan tulus. "Saya merasa bersyukur masih diberi kesehatan untuk terus berbagi. Setiap tetes darah ini semoga bisa membawa harapan bagi yang membutuhkan," ujarnya dengan senyum hangat. Di bulan Ramadan yang penuh berkah, ia kembali hadir, membuktikan bahwa berbagi bukan soal seberapa banyak yang kita miliki, tetapi seberapa besar niat kita untuk memberi.

Di sisi lain, para tenaga kesehatan yang bertugas menyaksikan langsung ketulusan para pendonor. Dokter Sari dari Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta mengungkapkan apresiasinya terhadap antusiasme masyarakat. "Kami melihat banyak pendonor yang datang dengan semangat luar biasa, bahkan ada yang berpuasa. Ini bukti bahwa kebaikan bisa dilakukan dalam berbagai cara, termasuk dengan donor darah. Setiap kantong yang terkumpul bisa menyelamatkan nyawa," ujarnya. Total ada 202 kantong darah yang berhasil terkumpul dari kegiatan di tiga lokasi ini.

Selain masyarakat umum, relawan Tzu Chi juga turut antusias mendonorkan darah. Salah satunya Yohan Citra Nugraha (66) yang membuktikan bahwa kepedulian tak mengenal usia.

Saat siang menjelang, satu per satu pendonor meninggalkan lokasi dengan langkah ringan dan senyum lega. Mereka tahu bahwa di suatu tempat, ada seseorang yang akan mendapatkan kesempatan kedua berkat darah yang mereka sumbangkan.

Seperti darah yang terus mengalir dalam tubuh, begitu pula kebaikan yang mereka tanamkan. Ia tak akan hilang, tak akan sia-sia. Ia akan terus berputar, menembus batas ruang dan waktu, membawa kehidupan bagi mereka yang menanti. Karena Ramadan adalah tentang memberi, dengan hati yang lapang dan cinta yang tanpa batas.

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Donor untuk Keselamatan Jiwa

Donor untuk Keselamatan Jiwa

31 Mei 2017

Dalam memeperingati Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia, relawan Tzu Chi Aceh  mengadakan kegiatan donor darah yang berlokasi di Vihara Dewi Samudera Banda Aceh pada tanggal 14 Mei 2017. Sebanyak 64 kantong darah berhasil dikumpulkan.

Manfaat Donor Darah

Manfaat Donor Darah

08 Maret 2013 Selain bapak dan ibu yang sudah berumur ada pula muda mudi yang ikut menyumbangkan darahnya, seperti Virny yang masih menjadi mahasiswi namun sudah aktif ikut donor darah. 
Baksos Donor Darah di Tzu Chi Jambi

Baksos Donor Darah di Tzu Chi Jambi

11 Agustus 2022

Untuk mendukung ketersediaan stok darah ini, relawan Tzu Chi Komunitas Jambi bekerja sama dengan PMI Kota Jambi mengadakan Bakti Sosial Donor Darah pada 7 Agustus 2022 di Gedung Serba Guna Karunia Global School Jambi.

Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -