Setetes Niat Baik, Kebahagiaan Untuk Semua
Jurnalis : Budi Suparwongso (He Qi Pusat), Fotografer : Budi Suparwongso, Hanssen Hioe (He Qi Pusat)
|
| ||
Siapa yang tidak tahu bahwa darah sangatlah penting bagi kelangsungan dan kelanjutan hidup? Khususnya bagi manusia, tidak ada yang bisa hidup tanpa adanya jumlah darah yang cukup di dalam tubuh. Bagaimana jika pada waktu tertentu ada seseorang yang kekurangan darah dan sangat membutuhkan bantuan demi mempertahankan hidupnya? Di saat seperti itulah fungsi Palang Merah Indonesia menjadi sangat krusial dan nomor satu dalam menyalurkan simpanan kantong darah hasil sumbangsih para pendonor. Sebagai salah satu organisasi sosial nirlaba yang ada di Indonesia, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mempunyai 4 misi dan juga visi termasuk di dalamnya adalah Misi Sosial dan Kesehatan yang sejalan dengan fungsi PMI (Palang Merah Indonesia). Baksos donor darah kali ini adalah yang pertama di He Qi Pusat dan diadakan pada tanggal 13 April 2013 di gedung ITC Mangga Dua lantai 6. Mulai dari jam 8 pagi relawan Tzu Chi sudah mulai bersiap-siap menyambut para calon pendonor. Sebanyak 102 calon pendonor yang terdaftar namun ada 34 calon yang gagal mendonor. Total ada 68 pendonor yang berhasil menyumbangkan darah sehatnya dari jumlah 100 kantong darah yang disediakan oleh PMI. Relawan Tzu Chi sejak pagi hari sudah siap menyambut para calon pendonor mulai dari bagian pendaftaran, penunjuk jalan, pengisian formulir calon pendonor, barisan penyambutan di ruang donor, pendampingan calon pendonor di meja bundar khas Tzu Chi. Bagian lainnya juga selalu siap sedia seperti bagian tata suara dan video, bagian pelayanan konsumsi (makanan ringan dan minuman), bagian 3 In 1 (Dokumentasi Jejak Langkah Tzu Chi) serta masih ada bagian-bagian lainnya yang selalu siap melayani para calon pendonor, termasuk bagian pelayanan konsumsi makan siang. Relawan Tzu Chi juga dengan sigap membantu para petugas dari PMI dalam mempersiapkan peralatan dan perlengkapan donor darah. Pagi itu udaranya sejuk di dalam ruangan ber-ac, penataan cahaya yang baik, saya duduk bersama tiga calon pendonor yang salah satunya adalah ibu Lanny Kurnia, usia di atas 50 tahun. Mengatasi Kesulitan Dengan Tekad Menjadi Pendonor “Badan saya jadi lebih segar dan perasaan lebih senang setelah menyumbangkan darah,” cerita ibu Lanny yang tampak lebih muda dari usianya yang di atas 50 tahun.
Keterangan :
Jodoh Baik Dan Niat Tulus Berbuah Sehari-hari, Ramdani bekerja di Pasar Pagi Mangga Dua, dia ingin menjadi pendonor untuk pertama kali dan kedua kali di lobi tempatnya bekerja pada tahun 2008. Setelah itu di tahun 2010 dia melihat brosur donor darah Tzu Chi di majalah dinding di Pasar Pagi Mangga Dua, namun belum bisa berdonor karena waktu itu masa istirahatnya belum mencapai tiga bulan. Masih di tahun 2010, akhirnya Ramdani berhasil menjadi pendonor di baksos donor darah Tzu Chi di ITC Mangga Dua Lantai 6. “Saya sebagai Ketua RT, sudah beberapa kali melihat langsung sumbangsih sembako tanpa pamrih dari Tzu Chi kepada warga di Jembatan Lima, yang dekat kediaman saya. Karena saya tahu Tzu Chi itu bagus maka saya mau menyumbang darah di acara baksos donor darah Tzu Chi,” begitu penjelasan dari Ramdani. “Berdonor agar bisa bersumbangsih dan ingin bertambah sehat dengan menyumbang darah,” tambahnya. Sumbangsih Datang Dari Hati Dan Tidak Mengenal Usia Hari ini Andi sesuai saran dokter, menyumbang darah sebanyak 250 cc karena termasuk masih muda dan baru pertama kali. “Bedanya dengan tempat lain sewaktu donor adalah di Tzu Chi tempatnya lebih tertutup dan banyak relawan yang melayani. Kalau di gedung ITC yang lain lebih terbuka, banyak orang yang bisa melihat dari lantai atas,” Andi menjelaskan. Bicara tentang semangat anak muda sangatlah tepat disambungkan dengan Efi Diana dan kawan-kawan yang datang berlima untuk menyumbangkan darah mereka kepada PMI. Selesai kuliah atau bekerja di hari sabtu, mereka langsung meluncur ke gedung ITC lantai 6. “Perjalanan ke ITC macet di jalan. Mau parkir juga harus muter-muter tunggu lama. Akhirnya sampai juga walaupun kesiangan,” ringkas Efi. Mereka berlima sudah selesai mengisi formulir pendaftaran, ketika hendak masuk ke dalam ruangan donor darah, ada informasi dari pihak PMI yang menutup baksos donor darah hari itu dikarenakan mereka harus segera membawa kantong darah kembali ke kantor pusat PMI.
Keterangan :
Efi baru saja mengikuti acara Sosialisasi Tzu Chi tanggal 6 April 2013 yang lalu. Setelah mengetahui bahwa Tzu Chi mengadakan baksos donor darah, dia segera memberitahukan informasi tersebut kepada teman-temannya. Mereka berlima sudah menunjukkan tekad yang kuat mengatasi semua rintangan untuk sampai di tempat donor darah. Tidak mengapa kali ini mereka belum berhasil karena akan ada kesempatan lain di tempat yang sama. Akhirnya mereka menikmati siang itu bersama dengan relawan Tzu Chi saling mengobrol dan menikmati hidangan makan siang. Memberikan Teladan, Membahagiakan Semua “Hari ini adalah pertama kalinya sayamenjadi pendonor darah,” jelas Harianto Shixiong. Hatinya sangat senang dan bangga karena dengan berdonor darah bisa menjaga kesehatan diri sendiri sekaligus membantu sesama. Niatnya adalah menjadi pendonor darah rutin di Tzu Chi. “Donor di Tzu Chi ada bedanya. Kebersamaan aetara relawan dengan pendonor dan petugas PMI sangat terasa kental dan menyenangkan,” itu kesan dari Harianto Achmat Shixiong. Jodoh Bersemi Karena Niat Yang Sudah Matang Dia senang bisa menolong orang lain dengan menjadi pendonor darah. Dulu selalu menjadi pendonor darah langsung di kantor PMI, sekarang sudah tahu bisa menjadi pendonor tidak harus di PMI, maka dia rutin ikut menyumbang darah di baksos donor darah Tzu Chi. “Kalau di Tzu Chi ada relawan yang memperhatikan, diarahkan. PMInya juga ramah kepada para pendonor. Suster dan dokternya semua baik. Saya ingin terus berdonor di Tzu Ch,i” demikian kesan dari Jessica Shijie. Dari Niat Satu Orang, Berkumpul Menjadi Kebahagiaan Besar |
| ||