Setiap Detik Berjuang Demi Kebajikan

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Anand Yahya
 
foto

Balon yang digambari muka menemani pasien anak agar tetap ceria selama mengikuti bakti sosial kesehatan ke-58 Tzu Chi di RS Budi Kemuliaan Batam.

Pukul 7 pagi, 6 Juni 2009, ratusan relawan Tzu Chi Jakarta dan Batam bersama tim medis Tzu Chi dari Jakarta, Batam, dan Singapura telah bersiap diri melakukan bakti sosial kesehatan ke-58 Tzu Chi. Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam yang menjadi lokasi baksos telah dipadati pasien yang hendak datang berobat.

Datang dari Jauh
Salah satu pasien yang telah sabar menunggu sejak pagi adalah Vincent Lai (80), seorang pasien yang meskipun berkewarganegaraan Malaysia ternyata lebih senang menetap di Tanjung Balai Karimun yang merupakan bagian Indonesia. Pagi itu, bersama dengan 15 pasien dari Pulau Tanjung Balai ia sudah bersiap diri mengikuti pengobatan penyakit yang ia derita.

Telah dua tahun ini, mata kiri Vincent tak lagi dapat melihat sekeliling. Kondisi yang hampir serupa juga terjadi di mata kanannya, walau tidak separah yang sebelah kiri. Kesehariannya saat beraktivitas hanya ia andalkan kepada sebatang tongkat kayu yang selalu dipegangnya. Sebatang tongkat kayu yang berfungsi menjadi penunjuk jalan. Namun, tak ayal karena salah melangkah dan melihat ia pun sering terjerembab jatuh.

Pukul 8 pagi, bakti sosial pun dimulai. Vincent segera ditangani oleh para relawan Tzu Chi yang dengan penuh perhatian melayaninya. Kaki dan wajahnya pun dibersihkan terlebih dahulu menggunakan air bersih. Setelah kaki dan wajahnya bersih, bulu mata kirinya pun dicukur habis. Dengan dipapah relawan, ia antri dan bersiap masuk ke dalam ruang operasi katarak. Setelah 15 menit di dalam ruang operasi, ia pun keluar dengan mata kiri yang telah diperban kain kasa warna putih.

Sukmawati, relawan Tzu Chi dari Tanjung Balai segera menyongsongnya. Ia pun didudukkan di bangku sambil menunggu datangnya kursi roda yang akan membawanya turun ke tenda penampungan. Tak lama, kursi roda datang dan segera membawanya. ”Horas! Horas!” itulah kata-kata yang selalu dikatakannya setiap bertemu dengan kerumunan orang yang ditemuinya. Kata-kata itu pun segera menyedot perhatian mereka yang melihatnya. Orang-orang tersenyum melihat seorang kakek yang telah sepuh ini tetap bersemangat dan gembira selalu. Setibanya di tenda penampungan, sebuah mobil datang menghampiri dan segera membawanya kembali ke gedung penampungan sementara pasien kasus Tanjung Balai. Semoga di keesokan hari, kita dapat mengetahui kondisi mata kiri Vincent Lai, dan semoga kabar baik yang kita dengar.

foto  foto

Ket : - Ketua Tzu Chi Batam dan pimpinan RS Budi Kemuliaan Batam menandatangi nota kesepakatan kerja sama
           antara kedua pihak yang dilakukan sebelum baksos kesehatan dimulai. (kiri)
         - Eva Shijie memberi pengarahan kepada para relawan Tzu Chi yang baru bergabung di poli mata.
           Mereka berasal dari Universitas Bangka. (kanan)

Disiplinnya Luar Biasa
Kata-kata di atas itulah yang terlontar dari Sri Soedarsono, ketua Dewan Perkumpulan Budi Kemuliaan saat memberikan kata sambutan dalam upacara pembukaan bakti sosial kesehatan ke-58 Tzu Chi. Bakti sosial ini sendiri adalah hasil kerja sama yang indah antara Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dengan Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Dalam sambutannya, ia sempat menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Taiwan untuk melihat Tzu Chi di sana. ”Disiplinnya luar biasa dan tidak ada perbedaan,” tuturnya.

Saat di Taiwan, ia sempat tercengang saat mendapati seorang milyuner dengan penuh hati berkenan membersihkan toilet. Tidak hanya itu, ia pun melihat ada seorang warga di sana yang semestinya dibantu juga tidak tinggal diam saja dengan keadaannya. Warga itu turut menjalankan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Sri Soedarsono bersama Diana Loe dan Awaludin Tanamas secara resmi membuka baksos dengan memakaikan secara simbolis baju operasi kepada para dokter dan relawan Tzu Chi yang akan bertugas melayani pasien.

Dalam kesempatan itu, Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Batam diwakili oleh ketuanya, Diana Loe, dan RS Budi Kemuliaan diwakili oleh dr Ismanto Soemantoro juga menandatangani nota kesepakatan bersama tentang kerja sama di bidang kesehatan terhadap para karyawan Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Batam.

foto  foto

Ket : - Para dokter dan perawat dengan penuh ketelitian menjalankan proses pengobatan kepada pasien agar
           benar-benar tuntas menghilangkan penderitaan yang telah lama dipikul pasien. (kiri)
         - Senyum para relawan selama proses pengobatan membuat hubungan relawan dengan para pasien
           menjadi lumer sehingga pasien bisa menjalani proses pengobatan dengan lancar. (kanan)

Menjaga Kesehatan dan Peduli Lingkungan
Di tengah hiruk-pikuk para relawan Tzu Chi yang hilir-mudik menjalankan tugas dalam baksos, tak jauh dari tenda pendaftaran pasien, tepatnya di sebuah lapangan kecil, seorang relawan Tzu Chi, Yusmar (28) tengah memungut satu demi satu sampah yang berserakan. Di tangannya tergenggam sebuah besi yang berfungsi untuk menjepit dan mengambil sampah yang berserakan. Satu demi satu sampah diambilnya. Beberapa orang tampak heran, bertanya-tanya, dan memperhatikan apa yang dilakukan Yusmar. Namun tidak bagi relawan Tzu Chi yang melihat, karena Yusmar sedang melakukan kegiatan pelestarian lingkungan.

Walaupun beberapa tatapan heran dilihatnya, dengan penuh perhatian Yusmar tetap memungut satu demi satu sampah yang ditemuinya dan memasukkannya ke dalam plastik besar warna merah yang dipegangnya. Bekas kertas pembungkus makanan, sampah plastik, botol mineral, dan berbagai sampah lainnya ia segera masukkan.

Apa yang ia lakukan rupanya menggugah anak-anak sekolah dasar yang sedang memeriksakan kondisi gigi mereka. Saat selesai menerima permen dari relawan Tzu Chi, mereka segera menghampiri Yusmar dan memasukkan sisa-sisa pembungkus permen mereka ke dalam kantong plastik yang dibawanya. ”Kita kerjain ini, supaya juga orang sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan,” tuturnya menjelaskan saat ditanya kenapa ia melakukan kegiatan memungut sampah di tengah kerumunan orang yang sedang mengikuti pelaksanaan bakti sosial. Ia juga menambahkan, aktivitas yang ia lakukan adalah agar orang-orang juga mengetahui betapa pentingnya membuang sampah dan menjaga kelestarian lingkungan. Setiap detik berjuang demi kebajikan, baik dalam bidang kesehatan maupun pelestarian lingkungan, itulah sumbangsih yang diberikan relawan Tzu Chi kepada sesama.

 

Artikel Terkait

Membersihkan Rumah Oma Haw Lie Tjoan

Membersihkan Rumah Oma Haw Lie Tjoan

13 Juni 2019

Minggu, 9 Juni 2019, sejak jam 9 pagi hingga 7 malam, sudah ada 16 mobil pick-up yang berhasil diangkut relawan Tzu Chi Medan dari rumah Oma Haw Lie Tjoan. Oma mengumpulkan sampah untuk dijual dan mencukupi biaya hidupnya. Namun kian hari sampah tersebut kian bertambah membuat rumahnya penuh, dan menumpuk sampai hampir menyentuh plafon.

Gempa Nepal: Memberikan Tempat yang Layak Huni untuk Pengungsi

Gempa Nepal: Memberikan Tempat yang Layak Huni untuk Pengungsi

06 Mei 2015
Selain membagikan tenda, relawan juga membuat makanan untuk 1.500 warga (makan malam). Dengan didirikannya Tenda Tzu Chi di Lapangan Maheswori, otomatis tenda-tenda pengungsi pun dihilangkan dan warga masuk ke Tenda Tzu Chi.
Survei Rumah, Survei Hati

Survei Rumah, Survei Hati

30 Maret 2010
Minggu,  21 Maret 2010,  halaman kantor Kelurahan Pademangan Barat didominasi oleh warna biru, abu-abu dan putih. Maklum pagi itu telah berkumpul sebanyak 63 orang relawan dari berbagai komunitas yang ada di bawah naungan He Qi Utara. Mereka semua akan mengikuti kegiatan survei untuk bedah rumah di wilayah Pademangan.
Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -