Setiap Detik Terus Menjalin Tali Persahabatan

Jurnalis : Febriyanti (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Heri Wibowo (Tzu Chi Palembang)

 

Kurang lebih 50 celengan bambu dibagikan kepada para peserta yang hadir pada kegiatan Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi tanggal 11 September 2014.

Orang  yang mampu menunjukkan jalan yang benar pada kita adalah seorang guru yang baik, orang yang bisa berjalan beriringan di jalan yang benar dengan kita adalah sahabat yang bermanfaat “ (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Setiap manusia pada dasarnya memiliki benih-benih cinta kasih yang tak terhingga. Untuk menjadi tunas-tunas yang tidak hanya indah dipandang namun juga indah dirasakan, maka Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Palembang mengadakan sosialisasi relawan untuk yang ke-4 kalinya, agar tunas tersebut dapat tumbuh menjadi buah kebajikan yang indah.

Kamis malam, 11 September 2014, kami mengadakan kegiatan sosialisasi relawan  dengan tujuan agar dapat terus menjalin jodoh baik dengan Tzu Chi untuk relawan tetap pada umumnya dan relawan baru pada khususnya, serta mengetahui visi-misi dan kegiatan Tzu Chi secara jelas dan tepat. Kegiatan sosialisasi kali ini bersama 10 pasang Finalis Koko Cici Palembang 2014. Berbeda dengan sosialisasi sebelumnya jumlah peserta yang hadir pun begitu antusias mencapai  sekitar 84 peserta.

Sosialisasi dimulai pukul 19:30 WIB bertempat di Aula lantai 4 Gedung Tzu Chi Palembang. Acara pun langsung dibuka oleh Meity Shijie dan Erwin Salim Shixiong selaku pembawa acara. Untuk memperkenalkan dan menjelaskan agar peserta lebih mengetahui mendalam tentang Tzu Chi,  maka Hellen Shijie menerangkan tentang  Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi yaitu visi-misi dari Tzu Chi yang erat kaitannya dengan misi Amal  karena dari situlah awal mula niat Master Cheng Yen mendirikan Tzu Chi. Tak hanya itu Sharif Dayan Shixiong pun ikut menjelaskan sebuah budaya humanis Tzu Chi yang berkaitan dengan perilaku kita sehari-hari bagaimana bersikap dengan sesama.

Erlina Shijie menguraikan manfaat membawa  botol minum sendiri untuk  mengurangi pemakaian botol air minum kemasan agar tidak mencemari lingkungan yang menjadi salah satu misi pelestarian lingkungan Tzu Chi.


Agar merasa rileks, para peserta dan relawan diajak untuk melakukan isyarat tangan “Shou Hua Hua”.

Kemudian agar peserta sosialisasi lebih bersemangat dan lebih segar pikirannya untuk mendengarkan penjelasan yang disampaikan, peserta diajak shou yu (isyarat tangan) “Ren Shi Nin Zhen Hao” dibimbing langsung oleh Yessy Shijie. Relawan dan finalis Koko Cici Palembang membaur bersama. Kemudian mengingat kata perenungan Master Cheng Yen, “Sebagai manusia hanya lahan batin yang perlu dibersihkan tetapi diperlukan jiwa dalam melestarikan lingkungan, membersihkan gunung, laut, dan bumi”, maka disosialisasikan juga tentang pelestarian lingkungan yang menjadi salah satu misi Tzu Chi. Sosialisasi ini disampaikan oleh Erlina Shijie. Pada sosialisasi tersebut diharapkan peserta tidak menggunakan botol air kemasan, steroform , plastik, dan sumpit bambu demi kelangsungan bumi.

Menumbuhkan Tekad Bersumbangsih.
Materi yang disampaikan ternyata memancing rasa ingin tahu peserta, bahkan ada yang tertarik untuk turut bersumbangsih di Tzu Chi. “Apakah ada prosedur dalam berdana di Tzu Chi?” tanya Giovanna dalam sesi tanya jawab. Ketertarikannya membuatnya ingin lebih tahu dan lebih jelas sistematika bersumbangsih dalam kegiatan Tzu Chi. Selain Giovanna, Finalis Koko Cici Palembang yang  lain  Meliana Sari juga menunjukkan minat  bergabung untuk lebih mengenal dan berusaha mengikuti kegiatan Tzu Chi supaya bisa lebih aktif dibidang sosial.


Hendrik Wijaya Shixiong, salah satu finalis yang pernah mengikuti sosialisasi di STIE MUSI yang diadakan oleh Tzu Chi Palembang menerangkan bahwa ia berkeinginan untuk bersumbangsih dan mengajak generasi muda untuk mengurangi globalisasi.


Mengakhiri kegiatan sosialisasi relawan dan SMAT ini, insan Tzu Chi membagikan membagikan souvenir kepada satu persatu peserta yang hadir.

Sebagai Guru yang Bermanfaat.
Menurut Michael, Ketua Koko Cici Palembang, melihat Tzu Chi adalah Yayasan yang benar-benar berkompeten dalam hal penyaluran kegiatan sosial yang juga merupakan organisasi yang sudah mendunia. Tzu Chi telah tersistem dengan baik dan struktural serta sangat jelas dalam membuat kegiatan dibidang sosial. Maka kita harus memilih Tzu Chi sebagai tempat belajar yang baik. Michael pun berharap agar kedepannya dua organisasi ini bisa bergabung. Karena Koko Cici Palembang sendiri konsen pada tiga hal; Budaya, Sosial, dan Pariwisata. Salah satunya dibidang sosial, kalau bisa dikaitkan dalam satu event secara bersama-sama. "Koko Cici Palembang bisa menjadi refresentatif dan Tzu Chi bisa menjadi konseptor untuk membuat suatu kegiatan kenapa tidak?" ungkap Michael dengan penuh keyakinan.

Sebagai Pedoman dalam Berbuat Kebajikan
Ada hal unik dari relawan Tzu Chi sekaligus finalis Koko Cici Palembang. “Setiap kali ikut kegiatan Tzu Chi mau menguraikan air mata karena sebagai tempat mengingatkan hidup sosial dengan orang lain,” cerita Niko Setiawan Shixiong dengan semangat. Tak mau kalah, Hendrik Wijaya Shixiong pun menyatakan keinginannya untuk mendukung kegiatan Tzu Chi serta mengajak generasi muda untuk mengurangi globalisasi.

Kegiatan sosialisasi relawan dan SMAT ini diakhiri dengan merenungkan lagu yang berjudul “Orang yang berbakat idaman Master.” Peserta pun menyanyikan dengan sepenuh hati. Para relawan dan peserta pun saling mengucap syukur usai kegiatan. 


Artikel Terkait

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -