Setiap Tetes Darah Untuk Sesama
Jurnalis : Aini (Tzu Chi Medan), Fotografer : Herni, Juwita Jie, dan Nuraini Loris (Tzu Chi Medan)
|
| ||
Dari setiap tetes darah yang kita donorkan selain bisa memberikan kesempatan hidup kepada mereka yang membutuhkan, juga bermanfaat bagi diri kita sendiri dan merupakan berkah yang tak terhingga bagi kita karena masih mempunyai kesempatan untuk bisa menyumbangkan darah bagi sesama. Dalam rangka mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat umum, guna ikut bersumbangsih melalui setiap tetesan darah, maka pada hari Minggu tanggal 20 Oktober 2013, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Cabang Medan mengadakan bakti sosial donor darah di Gedung Suzuya Superstore Marelan, Jalan Marelan Raya, Medan. Kegiatan donor darah ini merupakan kegiatan yang pertama kalinya diadakan di daerah Marelan. “Dilaksanakannya kegiatan donor darah kali ini, selain bertujuan untuk menolong sesama, juga untuk merekrut lebih banyak Boddhisatwa dunia dan mengajak masyarakat yang berdomisili di sekitar Marelan bersama-sama untuk lebih banyak berbuat amal, salah satunya dengan mengadakan kegiatan donor darah” tutur koordinator pelaksana kegiatan. Kegiatan yang dikoordinasi oleh She Lin Shijie ini, dihadiri oleh sebanyak 77 Relawan yang membantu dalam kegiatan tersebut. Kegiatan donor darah yang sebetulnya direncanakan mulai pada pukul 09.00 WIB, namun karena antusias dari masyarakat sekitar yang begitu besar, dari pukul 08.30 WIB beberapa pendonor sudah mulai berdatangan dan memenuhi ruang pendaftaran. Salah seorang pendonor bernama Johan mengaku bahwa ini pertama kalinya ia mengikuti kegiatan donor darah yang diadakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Medan. Atas dasar rasa kemanusiaanlah yang membuat pria muda berusia 21 tahun ini mau mendonorkan darahnya. Johan merasa senang karena bisa mendonorkan darahnya untuk membantu sesama. Sebelumnya Johan sudah pernah melakukan donor darah di Rumah Sakit Umum. Bagi Johan, ada perasaan berbeda pada saat mendonor di Rumah Sakit dengan ketika mendonor di kegiatan kali ini. Menurut Johan bedanya mendonor di Tzu Chi selain para dokternya yang lebih ramah, juga ada relawan pendamping yang memberikan perhatian, mengajak berbicara sehingga kita jadi lupa akan rasa takut, disamping itu kehangatan dan kekeluargaannya juga lebih terasa.
Keterangan :
Selain antusias dari para pendonor yang hadir pada kegiatan donor darah ini, ada juga beberapa relawan yang baru pertama kali mengikuti kegiatan donor darah di Tzu Chi yang terlihat sangat bersemangat, salah satunya Herni (25). Herni begitu semangat mengikuti kegiatan mulai dari awal sampai akhir acara. Herni yang mendapat tugas di bagian dokumentasi ini mengaku senang bisa ikut berpartisipasi, karena bisa membantu mengabadikan momen-momen penting di kegiatan ini. Dan dari kegiatan ini juga, Herni jadi lebih tahu untuk apa sebetulnya donor darah itu. Dibawah penanganan 20 orang Tim medis yg terdiri dari 6 Dokter dan 14 Asisten dari Rumah Sakit Umum Adam Malik Medan, kegiatan donor darah kali ini berhasil mengumpulkan sebanyak 199 kantong darah dari 233 calon pendonor yang terdiri dari masyarakat sekitar, relawan Tzu Chi dan Tzu Ching. Setiap tetes darah yang disumbangkan oleh pendonor merupakan wujud cinta kasih dari para pendonor untuk mereka yang membutuhkan. Dan dari setiap kantong darah itulah, para pendonor berharap akan ada banyak kehidupan yang dapat diselamatkan. Maka dari itu relawan Tzu Chi berharap untuk terus dapat senantiasa menyelenggarakan kegiatan bakti sosial donor darah di masa mendatang. | |||
Artikel Terkait
Transplantasi Sumsum Tulang Anak Akhirnya Bisa dilakukan di Indonesia
14 November 2023Setelah sekian lama dinanti, layanan transplantasi sumsum tulang untuk pasien anak akhirnya bisa dilakukan di tanah air, tepatnya di Tzu Chi Hospital, PIK, Jakarta Utara. Adalah Syifa, pasien Talasemia Beta Mayor yang saat ini tengah menjalani proses transplantasi sumsum tulang di Tzu Chi Hospital
Berseminya Bodhisatwa Baru di Tanjung Morawa
19 Desember 2017Semangat serta antusias yang membara membawa 8 orang relawan Tzu Chi Medan menuju Tanjung Morawa untuk memberikan sharing kepada Bodhistwa (relawan –red) baru di sana. Walaupun menempuh perjalanan selama satu jam di malam hari, relawan tetap semangat membagikan kisah inspiratif untuk 26 relawan baru di Tanjung Morawa.