Sharing Relawan Pendamping Pasien
Jurnalis : Wie Sioeng (He Qi Timur), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Timur)Seorang relawan sedang mengemukakan pandangan dan pendapatnya mengenai kegiatan amal sosial atau pasien penanganan khusus di Tzu Chi. |
| ||
Sharing Antar Relawan “Apakah definisi dari pasien penanganan khusus itu?” tanya Etty. Dalam Tzu Chi, pasien penanganan khusus adalah pemohon bantuan atau seseorang yang sedang dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi. Untuk menjadi pasien penanganan khusus, para pemohon harus terlebih dahulu disurvei oleh relawan Tzu Chi. Dalam menolong orang lain itu, relawan Tzu Chi justru yang harus bersyukur dan berterima kasih kepada yang diberi bantuan. “Kenapa? karena kita telah diberikan kesempatan untuk bisa berbuat baik dan melatih diri,” ujar Etty dalam sharingnya kepada kami semua. Acara lantas terus berlanjut, setiap relawan yang selesai memberikan sharing berhak untuk menunjuk relawan lain untuk juga berbagi sharing kepada semua. Dalam sharing ini pun terungkap bahwa menjadi relawan bagian pasien penanganan khusus tidaklah mudah dan banyak permasalahan di dalamnya, baik terhadap pasien penanganan kasus itu sendiri maupun perbedaan pendapat di antara sesama relawan. Bahkan terkadang banyak pada akhirnya tidak lagi mau menjalani peran menjadi relawan pasien penanganan khusus lagi.
Ket : - Hari masih pagi belum pukul 8, mal belum lagi beroperasi ketika para relawan Hu Ai Gading memasuki Mal Kelapa Gading melalui pintu karyawan untuk menuju Jingsi Books & Cafe. (kiri) Bagaimana Pandangan Relawan Terhadap Amal Sosial Seperti yang juga dikatakan oleh Rensy shijie dalam sharingnya bahwa kasus adalah akar dari Tzu Chi. “Peraturan di Tzu Chi tidak kaku pelan-pelan kita pasti bisa beradaptasi dengan tetap berpegang pada peraturan yang ada,” katanya. Dalam pasien penanganan khusus memang dibutuhkan banyak relawan dan kita bukan sedang melakukan penanganan kasus saja tetapi sebenarnya kita sedang mencatat sejarah. Saat menangani pasien penanganan khusus kita memang membutuhkan waktu, panjang dan berkelanjutan. “Ini adalah bentuk pertanggung jawaban kepada donatur kita, itulah bedanya Tzu Chi,” tandas Rensy shijie. Bagaimana pandangan relawan terhadap kegiatan amal sosial Tzu Chi? Seperti yang dikatakan Giok Chin shijie, sangat senang saat melihat pasien penanganan khusus sembuh dari sakit dan bersemangat kembali dalam hidupnya. Apalagi jika mereka kemudian merasakan adanya rasa syukur dalam diri sendiri dengan apa yang dimiliki mereka saat ini. Seperti apa yang dikatakan Master Cheng yen, Tzu Chi bermula dari amal sosial. Kegiatan Kasus adalah “Ladang Berkah”, hanya dengan menggarapnya sendiri, hasil panennya baru menjadi milik kita sendiri. Kita semua harus lebih menggenggam dengan baik jalinan jodoh dalam menggarap ladang berkah ini. Jishou shixiong mengatakan welas asih itu ada dalam setiap orang tetapi dalam menjalankan welas asih itu kita harus tepat sasaran, hingga tidak mencelakakan orang yang kita bantu. Lihatlah, kadang gara-gara kasus, kita berbeda pendapat sendiri padahal kasus itu baru kita kenal, mengapa terhadap yang kenal lebih lama kita tidak saling memahami karena sebenarnya kita datang ke Tzu Chi untuk saling belajar.
Ket: - Untuk masuk ke dalam Jingsi Books & Cafe pun para relawan harus melalui pintu samping, karena memang Jingsi books & Cafe baru akan buka pada pukul 10 pagi. (kiri). Bersatu Hati Melangkah di Jalan Bodhisatwa Dunia Apalagi jumlah relawan Tzu Chi terus berkembang seiring berjalannya waktu, tentu di antara mereka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak relawan banyak juga pendapatnya, tetapi dengan banyaknya relawan tentu menbuat kekuatan cinta kasih semakin besar. Seperti perkataan yang kita simak dari Jishou shixiong dalam sharingnya, sesungguhnya sebagian besar rintangan yang terjadi selalu bersumber dari diri kita sendiri, bukan dari orang lain. Asalkan kita mau meminimalkan kekurangan kita sendiri dan memaksimalkan kelebihan kita serta selalu melihat kelebihan juga kebaikan orang lain, setiap orang akan dapat berjalan di jalan Bodhisatwa dengan lancar dan sedikit rintangan. Seperti yang ditulis Jishou shixiong dalam statusnya di facebook minggu sore yang kemudian saya jadikan sebagai judul di tulisan ini, Pendalaman Kasus Sama Dengan Pendalamam Diri Sendiri. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 12:00 Wib siang, acara kemudian ditutup dengan perhormatan kepada Master Cheng Yen, Guru kita bersama yang telah banyak menginspirasi kita semua untuk bersatu bersama menyebarkan benih-benih cinta kasih. Acara selanjutnya adalah makan siang bersama yang menunya hari itu adalah nasi kuning yang telah disiapkan oleh seksi konsumsi dengan kesungguhan hati. Gan en shixiong shijie, nikmat sekali rasanya. Gan en…Gan en…Semoga jalinan jodoh baik ini terus berkesinambungan. | |||
Artikel Terkait
Cinta Kasih dan Rasa Syukur dalam Tindakan Nyata
11 Januari 2019Sebagai wujud rasa syukur dan juga sebagai momentum untuk saling bersilaturahmi, Minggu 6 Januari 2019, Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan Pemberkahan Akhir Tahun Gan En Hu. Sebanyak 31 orang penerima bantuan merasakan sukacita kala para relawan menyambut mereka bagaikan menyambut kepulangan keluarga sendiri.
Menjalankan Kebajikan Bersama Tzu Chi
28 Maret 2019Sebanyak 24 warga asal Kelurahan Jamika dilantik menjadi relawan Tzu Chi. Pada umumnya warga Jamika ini telah mendapatkan bantuan dalam program bebenah kampung Jamika pada tahun 2008 lalu oleh Tzu Chi Bandung. Dilanjut dengan bantuan-bantuan lain seperti beras cinta kasih dan sembako. Hingga kini jalinan jodoh bersama warga Jamika tetap terjalin dengan harmonis.