Siapapun Bisa Menjadi Donatur

Rudy Haryanto berbagi pengalaman menjadi donatur Celengan Bambu Tzu Chi di depan penerima bantuan (Gan En Hu) 

Tak harus memiliki harta berlimpah untuk menjadi seorang donatur, karena yang dibutuhkan adalah hati yang kaya. Itulah yang bisa diteladani dari Rudy Haryanto (36 tahun) seorang petugas satuan pengamanan (satpam) di Depo Pelestarian Lingkungan di kawasan Pengangsaan Dua, Kelapa Gading. Rudy menjadi donatur sejak tahun 2014 dalam kegiatan Celengan Bambu di Tzu Chi.

Pada acara pertemuan dengan penerima bantuan atau biasa disebut Gan En Hu di Depo Pelestarian Lingkungan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (1/5/2016), Rudy diminta menceritakan pengalamannya sebagai donatur. Ia menuturkan, meski awal mula menjadi donatur adalah kewajiban selaku karyawan PT Summarecon, namun akhirnya ia menemukan pembelajaran. “Bagi saya ini juga salah satu cara untuk melatih bagaimana kita bisa berbagi kepada orang lain melalui apa yang kita punya walaupun keadaan kita sendiri minim”, ujarnya.

 Pertemuan penerima bantuan atau biasa disebut Gan En Hu di Depo Pelestarian Lingkungan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta

Sebelumnya sejak tahun 2003, Rudy  bertugas sebagai satpam PT Summarecon yang bertugas menjaga  komplek perkantoran, property hunian PT. Summarecon kawasan Kelapa Gading. Untuk mengisi celengan bambu, biasanya Rudy menyisihkan dari  uang kembalian belanja.  Rudy makin termotivasi ketika melihat raut wajah bahagia penerima bantuan yang datang ke depo setiap Minggu.

Rudy sendiri merupakan seseorang yang beruntung mendapat kesempatan istimewa bertemu dengan Master Cheng Yen di Hua Lien, Taiwan, tahun 2012.  Rudy terpilih menjadi pemenang lomba menghafalkan 90 kata perenungan yang diadakan oleh PT. Summarecon dan Yayasan Buddha Tzu Chi tahun 2011 silam. Terkait dengan apa yang dilakukannya dengan ikhlas saat ini, Rudy selalu mengingat kata perenungan Master Cheng Yen bahwa asal ada niat, pasti ada tekad, asal ada tekad pasti ada kekuatan.