Silaturahmi Habib Baagil ke Tzu Chi Center

Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Arimami Suryo A.

Kedatangan Habib Baagil (kiri) ke Tzu Chi Center pada tanggal 17 Maret 2022 diterima oleh Hong Tjin, Sekretaris Umum Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia (kanan) dan sejumlah relawan Tzu Chi lainnya.

“Saya benar-benar apresiasi, ada namanya Buddha Tzu Chi, saya mengapresiasi itu, saya kepingin ketemu sama beliau-beliau itu. Begitu perhatiannya kepada masyarakat, dengan makanan, sembako, luar biasa! Saya trenyuh melihat mereka. Bahkan ketika rumah kami dijadikan posko untuk vaksin, itu Buddha Tzu Chi-lah yang mensupport agar mereka mau untuk divaksin, dengan apa, dengan sembako.”

Demikian kutipan penuturan Dr. Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil, SH, M.Kn melalui siniar (podcast) Deddy Corbuzier yang terbit di YouTube pada 1 Maret 2022. Viralnya penuturan apresiasi dari Habib Baagil ini menarik perhatian berbagai kalangan. Staf dan relawan Tzu Chi yang juga mengetahui hal tersebut lalu merespon dan berkoordinasi agar diadakan janji pertemuan.

Habib Baagil sekali lagi mengungkapkan apresiasinya kepada Tzu Chi atas apa yang telah dilakukan bagi masyarakat.

Dalam waktu tidak lama, hari pertemuan pun dijadwalkan, yaitu Kamis, 17 Maret 2022. Siang itu pukul 14.00 WIB Habib Baagil tiba di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Habib yang kebetulan datang sendirian ini disambut oleh relawan Tzu Chi yaitu Hong Tjhin (Sekretaris Umum Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia), Ricky Budiman dan Tjiu Bun Fu (Tim Tanggap Darurat Tzu Chi), Haryo Suparmun, drg. Laksmi Widiastuti, serta staf External Relation Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Setelah masuk ke ruang pertemuan kantor yayasan di lantai 6, Hong Tjhin pun menceritakan lebih lanjut mengenai sejarah Tzu Chi di Taiwan, asal mula celengan bambu, dan Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi. Filosofi Tzu Chi dan budaya humanis serta hubungan baik dengan sesama umat beragama diperkuat lagi dari presentasi Aron, staf External Relation yayasan.

Di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, lantai 6, Habib Baagil bertemu Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di ruang kerjanya.

Merasa takjub pada semangat humanis yang diajarkan Master Cheng Yen seperti berterima kasih kepada orang yang telah bersedia menerima bantuan dari kita, Habib terlihat menggelengkan kepala tanda kagum. Hong Tjin dan Ricky juga menceritakan mengenai pembangunan masjid-masjid yang pernah dilakukan Tzu Chi. Sambil bercanda Hong Tjhin berkata, "Namanya Buddha Tzu Chi, tapi bangun masjid lebih banyak dari vihara, haha…" Suasana ruangan pun cair dengan tawa hangat. "Semakin terkagum-kagum saya," nyeletuk Habib saat itu.

Dalam silaturahmi ini Habib Baagil sekali lagi mengungkapkan apresiasinya kepada Tzu Chi atas apa yang telah dilakukan bagi masyarakat. “Hal yang paling berkesan buat saya itu, bahwa di sini bergabung semua agama, tidak membedakan ras dan suku. Siapapun kalangannya, dari manapun bangsanya, mereka mendapat perhatian, mendapatkan bantuan, dan secara humanis sangat istimewa sekali,” ucap Habib Baagil yang kemudian diajak keliling ke Aula Jing Si dan studio DAAI TV.

Toleransi dan Kolaborasi

Beberapa kutipan atau Kata Perenungan Master Cheng Yen yang tercantum pada poster-poster di Aula Jing Si, membuat Habib Baagil tertarik.

Setelah mendengar langsung dan melihat semua poster kegiatan relawan Tzu Chi yang ada di Aula Jing Si, Habib Baagil pada kesempatan itu juga menyampaikan pentingnya toleransi antar umat beragama. “Pesan-pesan toleransi ini sebetulnya ada di semua agama, tentunya tidak ada ajaran kebencian di dalam agama apapun, karena agama ini dibentuk untuk mengajarkan kasih sayang. Islam, Konghucu, Buddha, Protestan, Katolik, semua mengajarkan kebahagiaan, mengajarkan rasa cinta. Saya tidak pernah nemu agama yang mengajarkan benci sana benci sini, gak ada,” ucapnya.

Habib Baagil juga menceritakan ketika pertama kalinya ia mendengar nama Yayasan Buddha Tzu Chi. Saat itu Tzu Chi membagikan bantuan di Jakarta Barat ketika angka Covid-19 sedang tinggi-tingginya. Melihat bantuan yang menurutnya luar biasa itu, timbul pertanyaan dalam dirinya: yayasan apa ini, dari mana, apa tujuannya membantu orang-orang yang mayoritas muslim ini, apakah ada misi politik, atau bertujuan mengubah agama orang, atau misi terselubung lainnya.

“Ternyata tidak, luar biasa humanity-nya, kasih sayangnya, dan ada kepuasan tersendiri bagi Buddha Tzu Chi apabila bisa mengobati orang, bisa membantu sesama manusia, ini yang saya temukan luar biasa. Jadi anggapan saya yang pertama itu salah, ternyata misi utamanya adalah kemanusiaan, tidak ada kaitan sama sekali (dengan hal-hal itu). Saya sangat terenyuh sekali sebetulnya, ini luar biasa sekali Buddha Tzu Chi ini,” ucap Habib Baagil haru.

Di beberapa poster yang ada wajah Master Cheng Yen, Habib terlihat menatap wajah Master Cheng Yen dengan penuh perhatian dan rasa hormat. Ia ingin segera bertemu Master Cheng Yen di Hualien, Taiwan.

Menurut Hong Tjhin, pertemuan ini juga membuka kolaborasi di masa mendatang antara Tzu Chi dengan pesantren Habib Baagil yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur.

“Saya rasa masih banyak sekali yang berkaitan dengan kemanusiaan yang masih perlu kita lakukan. Tzu Chi sendiri pasti tidak akan bisa melakukan semuanya sendiri. Ke depannya, kita bisa berkolaborasi dari Tzu Chi Surabaya dengan pesantren beliau yang ada di Tuban. Masih banyak yang perlu dilakukan, vaksin booster, dan nanti menjelang lebaran, kebutuhan sembako bagi fakir miskin dan lain sebagainya,” ujar Hong Tjhin.

Ia menegaskan bahwa Tzu Chi perlu untuk terus menggalang pihak-pihak yang bisa diajak kerja sama. “Kita perlu membangkitkan lebih banyak lagi cinta kasih di hati lebih banyak orang, karena itulah kita selalu open untuk berkolaborasi bersama-sama berbuat kebaikan,” lanjutnya.

Ingin Bertemu Master Cheng Yen
Usai dari Aula Jing Si, ramah tamah dengan Habib Baagil ini pun berlanjut di Jing Si Books & Café yang berlokasi di lantai 2 Tzu Chi Hospital. Sambil menyesap teh wangi Jing Si, Habib secara mendalam merasakan kehangatan dan keramahan dari para relawan yang mendampinginya selama dua jam ini.

“Betapa ramahnya, betapa sopannya, di sinilah saya menemukan saudara-saudara yang benar-benar masuk ke dalam hati, bagaimana beliau-beliau ini mengajarkan kasih sayang, humanis,” katanya. “Peran daripada Buddha Tzu Chi ini, saya yakin sekali, ini bukan hanya misi kemanusiaan, tapi ada satu misi secara rohani yang kami bisa merasakan di sini, bagaimana mereka mencintai dan mengasihi sesama manusia,” lanjut Habib.

Beberapa kali saat melihat foto Master Cheng Yen, mulai dari presentasi di ruang pertemuan, lalu di Exhibition Hall Aula Jing Si, dan terakhir di Jing Si Books & Café, Habib terlihat menatap wajah Master Cheng Yen dengan penuh perhatian dan rasa hormat. Rupanya ia tengah membersitkan sesuatu.

Di lobi Tzu Chi Hospital, Hong Tjhin menyampaikan cenderamata untuk Habib Baagil sebelum pulang.

“Saya berdoa semoga suatu saat saya bisa bertemu dengan Master Cheng Yen. Saya doakan beliau diberikan kesehatan dan panjang umur. Melihat dari aura beliau adalah aura positif yang luar biasa. Mudah-mudahan ada kesempatan buat saya dan keluarga cepat berjumpa dengan beliau, bersilaturahmi dengan beliau,” ucapnya berharap.

Hong Tjhin juga berharap pertemuan itu dapat segera terwujud, “Berulang kali Habib mengatakan bahwa beliau terinspirasi dan juga ingin bertemu Master Cheng Yen langsung. Mudah-mudahan itu bisa berlangsung setelah pandemi agak mereda di dunia khususnya di Taiwan,” tukas Hong Tjhin.

Habib Baagil mengatakan jika bertemu Master Cheng Yen nanti, ia ingin berterima kasih atas dedikasi dan perjuangan Master Cheng Yen yang sudah menciptakan suasana kondusif, bahwa semua umat bisa bersatu, bisa saling mencintai, dan berprasangka baik.

“Ini yang luar biasanya, kita akhirnya berprasangka baik antara satu dengan lainnya. Kemarin saya masih berpikir apa ini Buddha Tzu Chi, tapi setelah saya datang dan kenal dengan big bro Hong Tjhin dan relawan lainnya, saya salah sangka,” tutur Habib gembira sekaligus lega, “ternyata di sini diajarkan berprasangka baik. Tentunya ini semua adalah hasil dari karma (baik) karya dari Master Cheng Yen. Sekali lagi saya doakan beliau diberi kesehatan dan panjang umur.”

Editor: Hadi Pranoto

Artikel Terkait

Silaturahmi Habib Baagil ke Tzu Chi Center

Silaturahmi Habib Baagil ke Tzu Chi Center

18 Maret 2022

Dalam siniar (podcast) Deddy Corbuzier tanggal 1 Maret 2022 lalu, Habib Baagil menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan para pengurus Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -