Sinar yang Redup Kembali Terang, Kisah Yopi yang Temukan Kembali Semangat Hidup

Jurnalis : Khusnul Khotimah , Fotografer : Felice (He Qi Cikarang), Khusnul Khotimah

Usai dapat melihat jelas, Yopi pun kembali menemukan semangat hidup. Ia bisa kembali bekerja dan meraih mimpi-mimpinya yang tertunda. 

Tak ada yang lebih membahagiakan bagi relawan medis Tzu Chi (TIMA) Indonesia selain menyaksikan para pasien yang telah mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi kembali melanjutkan hidup dengan semangat baru setelah mendapat kesembuhan. Kebahagiaan itu juga yang dirasakan Dokter Ruth O. Anggraeni, Suster Weni dan Tami, serta Lily Tedja, relawan Tzu Chi Cikarang saat mengunjungi Yopi Rustandi (41), warga Cikarang Utara, Minggu 18 Agustus 2024.

Pada 29 Juni 2024, Yopi mengikuti operasi katarak di Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-143 yang berlangsung di Rumah Sakit Sentra Medika Cikarang. Hasil operasi mata kanannya signifikan. Ia pun dapat kembali melihat dengan jelas.

“Dari pada waktu screening kita ketemu, jauh beda loh wajahnya,” ujar Dokter Ruth pada Yopi. Suster Weni dan Tami spontan menganggukkan kepala. Itu juga yang ada di benak keduanya. Yopi sendiri tersenyum lebar.

Dokter Ruth, Ketua TIMA Indonesia itu masih ingat betul bagaimana raut wajah Yopi saat screening yang tampak lesu. Noda putih yang terlihat jelas di mata kanan Yopi membuatnya sedikit kikuk dan grogi. Tapi kini Yopi terlihat semringah dan banyak tersenyum.

Alhamdulillah saya senang banget bisa melihat kembali. Dengan kedatangan dokter dari Yayasan Buddha Tzu Chi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya mau berkunjung ke rumah saya yang seperti ini,” tutur Yopi.

Dokter Ruth O. Anggraeni, Lily Tedja, Suster Weni dan Tami begitu bersyukur dengan kondisi Yopi saat ini yang memiliki kualitas hidup yang jauh lebih baik setelah operasi katarak.

Di rumah warisan neneknya yang sederhana itu, Yopi yang merupakan anak pertama tinggal sendiri. Adik-adiknya sudah berkeluarga. Tak hanya bisa melihat dengan jelas, satu hal yang paling berubah dalam hidup Yopi setelah operasi katarak adalah punya semangat hidup lagi. Sudah tiga pekan ini, ia mendapatkan pekerjaan yang mampu menopang hidupnya.

“Saya punya semangat lagi untuk bekerja dan pada akhirnya Alhamdulillah ada orang yang mengajak saya bekerja. Senang bukan main.” Tuturnya.

Yopi kini bekerja sebagai kurir pengantar dokumen di sebuah kantor pertanahan. Tak cuma itu, di waktu senggangnya Yopi kerap diminta mengantar furnitur oleh pemilik mebel yang tak jauh dari rumahnya.

“Kalau supirnya pulang kampung kan enggak ada supir lagi, mereka minta saya. Alhamdulillah bisa ada buat makan, jadi enggak bingung lagi. Kalau kita ingin sesuatu tapi tidak berusaha kan sama juga kita zalim sama diri sendiri, makanya saya kerja apa saja tidak malu,” kata Yopi.

Dengan punya penghasilan, Yopi juga bisa berbagi dengan keponakan-keponakannya yang membuat hubungan persaudaraan lebih baik. “Jadi saling tolong menolong sama keluarga,” tambahnya.

Sewaktu mata kanannya katarak, Yopi tak berminat keluar rumah karena memang membuat kepalanya terasa pusing. Tapi kini ia dapat kembali menjalin silaturahmi dengan orang lain. “Ke depan ingin berumah tangga kalau ada rejekinya, ingin punya keluarga kecil biar sama-sama menolong, dan melengkapi,” sambung Yopi.

Pada kunjungan kasih ini, Yopi menerima beras dan berbagai kebutuhan pokok.

Mendengar cerita bahagia Yopi, Dokter Ruth sungguh bersyukur. “Kembali lagi, tujuan utama kita mengadakan baksos ini tentu merubah kehidupan seseorang, pekerjaan seseorang, maupun masa depan seseorang. Yang tadinya tanpa harapan, jadi punya harapan. Itu adalah suatu kegembiraan tersendiri bagi saya.”

Suster Weni pun demikian. “Harapan dia seperti orang banyak mau berumah tangga, bekerja, itu semuanya bisa dia lakukan sekarang. Melihat orang punya harapan besar untuk lebih baik itu membuat saya lebih bahagia. Apalagi dulu Yopi merasa putus asa, tapi dengan kami mengadakan baksos, dia berjodoh dengan Tzu Chi, dia punya harapan kembali,” ujar Suster Weni tersenyum.

“Jadi apa yang sudah kami persiapkan, kami kerjakan untuk pelaksanaan baksos itu membuat kami bahagia, melihat pasien itu sendiri kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Kami juga berterima kasih karena dengan adanya pasien seperti Yopi, kami jadi bisa mewujudkan mimpinya. Merupakan berkah juga bagi kami untuk menolong mereka yang membutuhkan,” sambung Tami yang merupakan Sekretaris TIMA Indonesia itu.

Yopi sesaat sebelum masuk meja operasi. Adiknya yang sangat menyayanginya itu membantu membersihkan kakinya. Bagi Yopi mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi memberikan berkah yang luar biasa bagi hidupnya.

Dengan mengikuti Baksos pengobatan katarak Tzu Chi, Yopi juga jadi tahu tentang Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang begitu tulus berupaya membantu masyarakat yang kesusahan. Yopi siap jika diajak serta dalam kegiatan amal Tzu Chi.

“Saya mau sekali. Dengan adanya saya bisa melihat ini juga dari Yayasan Buddha Tzu Chi, kalau misalkan butuh tenaga saya, saya terima kasih banget. Berarti saya dipercaya,” tutur Yopi.

Lily Tedja, relawan Tzu Chi Cikarang merasakan sukacita mendalam melihat betapa Baksos Kesehatan Tzu Chi dapat mengubah hidup seseorang menjadi jauh lebih bermakna, seperti yang ada di hadapannya itu. “Baksos kemarin di Cikarang itu sangat luar biasa sekali, ibaratnya banyak sinar-sinar yang redup itu kembali terang di dalam kehidupan mereka dan itu luar biasa sekali,” pungkas Lily Tedja yang sungguh berbahagia.  

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Sinar yang Redup Kembali Terang, Kisah Yopi yang Temukan Kembali Semangat Hidup

Sinar yang Redup Kembali Terang, Kisah Yopi yang Temukan Kembali Semangat Hidup

21 Agustus 2024
Tak ada yang lebih membahagiakan bagi relawan Medis Tzu Chi (TIMA) Indonesia selain menyaksikan para pasien yang telah mengikuti Baksos Kesehatan Tzu Chi dapat melanjutkan hidup dengan semangat baru setelah sembuh.
Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

Baksos Kesehatan Mata untuk Masyarakat Singkawang

09 Agustus 2016

Wajah-wajah penuh syukur memenuhi Kantor Pemerintah Kota Singkawang pagi itu, 6 dan 7 Agustus 2016. Wajah itu milik warga Kota Singkawang dan sekitarnya usai menjalani pembukaan perban pasca operasi katarak dan pterygium.

Baksos Katarak di Kota Belawan dan Medan

Baksos Katarak di Kota Belawan dan Medan

02 November 2016

Keluarga besar grup Sinar Mas unit usaha downstream di Kota Belawan dibantu oleh Tzu Chi Medan menggelar operasi katarak pada 29 Oktober 2016. Proses pemeriksaan awal atau screening telah dilakukan dua minggu sebelumnya.  

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -