Siswa Tzu Chi Secondary School Bersihkan Lingkungan

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari


Para siswa Tzu Chi Secondary School menjadi relawan pelestarian lingkungan dalam kegiatan Clean Up Jakarta Day yang digelar serentak di Jakarta, 25 Agustus 2019.

Sebanyak 105,4 kg sampah yang dikumpulkan oleh para siswa-siswi Tzu Chi Secondary School membuat tersentak. Tidak ada yang menyangka, pengumpulan sampah yang hanya dilakukan dalam waktu satu jam itu hasilnya di luar dugaan. Dari 105,4 kg itu, ada 39 kg sampah yang bisa didaur ulang dan 66,4 kg sampah tidak bisa didaur ulang.

“Saya nggak nyangka karena selama ini yang saya lihat lingkungan di sekitar sekolah ini pasti bersih, rapi. Tapi ternyata pas kegiatan tadi sampah plastik, puntung rokok, botol-botol, banyak sekali. Kaget,” kata Jesslyn Alvina Lie, siswa kelas 12 Grateful.

“Saya juga sama sekali nggak nyangka,” ungkap William Owen Tanuwijaya, siswa 12 Respect. “Saya kan biasa ke sekolah naik mobil, nggak kelihatan sampah, tapi ketika dilihat langsung dari dekat, sampah itu banyak sekali. Padahal sih kecil-kecil, tapi dikumpulkan jadi banyak,” lanjutnya.


Para siswa mengumpulkan sampah yang kebanyakan tersembunyi di sela-sela tanaman bunga yang rimbun.

Sama dengan kedua siswa itu, Mely Kartono, Koordinator Creativity, Activity, Service (CAS) dari IB Program pun tak menduga bahwa ada banyak sampah di daerah sekitar Sekolah Tzu Chi Indonesia. “Sebelum melaksanakan kegiatan ini, saya pikir kita akan bersihkan wilayah yang sebelah mana? Tapi ternyata ketika survei keluar sekolah, sampahnya banyak,” kata Mely.

Sampah yang dimaksud Mely banyak terdapat di sela-sela tanaman bunga yang rimbun. Sampah itu sebagian sudah bercampur dengan tanah dan dedaunan kering. Ada banyak jenisnya: plastik bekas bungkus makanan, gelas plastik air mineral, botol plastik minuman kemasan, kaleng, putung rokok, tisu, sterofoam, sedotan plastik, bahkan ada selang air, dan sendal jepit.


Mely Kartono, event coordinator Clean Up Jakarta Day 2019 di Tzu Chi Secondary School turut mengumpulkan sampah yang berserakan di pinggir-pinggir jalan.


William Owen Tanuwijaya, menyelipkan tangannya di antara ranting tanaman untuk mengais sampah plastik.

Prihatin dan gemas rasanya melihat sampah nyempil di setiap jengkal taman. Tapi alih-alih marah dan menyalahkan orang lain, Mely mengajak para siswa-siswi untuk mengumpulkan sampah bersama. “Kebetulan ada kegiatan Clean Up Jakarta Day 2019 yang dilakukan pada 25 Agustus, hari ini, saya langsung mendaftar,” kata event coordinator Clean Up Jakarta Day 2019 di Tzu Chi Secondary School. Lingkup pembersihan sampah hari itu terbagi di jalan bagian depan, belakang, dan samping sekolah.

Yuk Sayangi Jakarta Kita
Clean Up Jakarta Day adalah acara tahunan yang mempertemukan komunitas, bisnis, sekolah, dan individu sebagai sukarelawan untuk menuju Jakarta yang lebih bersih. Tahun ini sudah tahun ketujuh mereka mengadakan acara bersih-bersih serentak di seluruh Jakarta. Ada 55 titik pembersihan dan Pantai Indah Kapuk (sekitaran Tzu Chi Secondary School) adalah satu di antaranya.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 6.30 hingga 7.40 itu diikuti lebih dari 100 relawan yang adalah para siswa dan guru yang merasa antusias. “Untuk kegiatan pertama ini kami batasi 80 partisipan, ditambah 20 comitee, dan ada beberapa guru yang ikut. Walaupun begitu, ada 200 anak yang mendaftar tapi kami tetap membatasi,” jelas Mely.


Lingkup pembersihan sampah hari itu terbagi di jalan bagian depan, belakang, dan samping sekolah, termasuk depan area Tzu Chi Center.


Jesslyn Alvina Lie (kanan) senang bisa ikut Clean Up Jakarta Day dan menjadi generasi muda yang peduli terhadap lingkungan.

Melihat para siswa antusias, Mely ikut semangat. William Owen Tanuwijaya, satu di antara para siswa yang antusias hari itu. Ia beberapa kali menyelipkan tangannya di antara ranting tanaman untuk mengais sampah plastik. “Saya senang karena sebagai warga Jakarta saya bisa membantu membuat kota ini lebih bersih, setidaknya saya membantu orang-orang yang tinggal di daerah sini untuk membuat lingkungan mereka lebih indah dan enak dilihat,” katanya.

Ikut memungut sampah membuat Owen, panggilan akrabnya menjadi sadar bahwa perkara mengumpulkan sampah bukanlah hal yang mudah. “Tidak semudah ketika orang membuangnya,” ucap Owen. “Saya bersyukur dan berterima kasih kepada mereka yang bertugas membersihkan jalanan di wilayah Jakarta ini. Karena saya tahu ada banyak sekali sampah. Seperti di sini, daerah sekecil ini saja, ada banyak (sampah) gimana dengan tempat lain yang sering dilewati orang,” tambahnya salut kepada para petugas kebersihan.


Para siswa berfoto bersama petugas dari Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup yang menjemput sampah hasil pilahan.


Sampah hasil pemilahan ini kemudian ditimbang dan diangkut menggunakan kendaraan Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup tiap kecamatan untuk dibawa ke bank-bank sampah terdekat dan didonasikan.

Jesslyn, siswa lainnya, menambahkan bahwa sampah-sampah kecil yang tersebar di pinggiran jalan itu bisa jadi berbahaya karena memungkinkan menyumbat saluran got, mencemari tanah juga air, atau dampak lebih ekstremnya bisa menyebabkan global warming (pemanasan global).

Melalui kegiatan ini, baik Owen dan Jesslyn sama-sama khawatir apa yang akan terjadi apabila warga kota besar tidak peduli terhadap sampahnya. “Makanya, walaupun satu orang hanya melakukan hal kecil seperti memungut sampah dan membuangnya ke tempat sampah, tapi apabila banyak orang yang melakukannya dampaknya akan besar. Jadi kita harus mulai,” imbau Owen.

Hal itu senada dengan pesan Mely, “Sebagai kesatuan dalam masyarakat, setiap orang memang harus turut serta dalam menjaga lingkungan. Jangan hanya khawatir tapi juga bertindak, sehingga walaupun masih ikut dalam lingkup yang kecil, kita bisa lebih aware kepada lingkungan.”

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Siswa Tzu Chi Secondary School Bersihkan Lingkungan

Siswa Tzu Chi Secondary School Bersihkan Lingkungan

26 Agustus 2019

Sebanyak 105,4 kg sampah yang dikumpulkan oleh para siswa-siswi Tzu Chi Secondary School membuat tersentak. Tidak ada yang menyangka, pengumpulan sampah yang hanya dilakukan dalam waktu satu jam pada kegiatan Clean Up Jakarta Day 2019 itu hasilnya di luar dugaan. Bukan hanya di daerah sekitaran Tzu Chi School, aksi kerja bakti memungut sampah di seluruh Jakarta ini digelar serentak di 55 titik.

Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -