SMAT: Kecil tapi Besar Manfaatnya
Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
|
| ||
Seperti halnya pada tanggal 16 September 2013. Pada hari ini, Yayasan Buddha Tzu Chi melakukan kegiatan SMAT di Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) III, Jl Gunung Sahari, Jakarta Utara. Setelah melakukan apel pagi hingga pukul 07.30 WIB, sebanyak 100 orang dari 1000 personil angkatan laut datang untuk mendengarkan dan mengetahui tentang program SMAT yang diadakan oleh Tzu Chi. Mendengar kiprah Tzu Chi di bidang amal sosial, para peserta pun bersemangat untuk ikut ambil bagian dalam program SMAT Tzu Chi. Salah satunya adalah Dessy Triana yang mencatat setiap detail penjelasan dari Suriadi Huang, Ketua divisi Training Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang menjelaskan mengenai program SMAT. Mendengar penjelasan Suriadi, Dessy teringat ketika ia masih duduk di bangku sekolah, ia pernah mendengar dari teman-temannya yang berbeda agama jika dalam agama Buddha mengajarkan setiap manusia di dunia ini haruslah banyak-banyak melakukan kebaikan. Dengan dasar tersebut, Dessy yakin bahwa di Tzu Chi apa yang ia sumbangkan benar-benar bisa sampai ke orang yang membutuhkan. “Saya percaya kalau di Tzu Chi, apa yang saya kasih bisa benar-benar sampai dengan utuh ke tangan yang membutuhkan,” ujar Dessy yang semasa kecil bersekolah di Laksamana Martadinata, Medan. Dessy yang telah bekerja selama 3 tahun di bagian administrasi, juga merasa senang ternyata masih ada yang peduli dengan orang-orang kurang mampu. Oleh karena itu ia meminta 2 buah celengan satu untuk dirinya sendiri dan yang lain untuk putra sulungnya yang sudah berusia 5 tahun. Ia juga ingin kepedulian terhadap sesama ini dapat diketahui dan dipahami oleh putranya, bahwa masih banyak orang di luar sana yang masih hidup dalam kekurangan.
Keterangan :
Selain Dessy, Mayor Laut (K/W) Lantamal III, Satirah juga merasa SMAT merupakan sebuah cara yang bagus untuk menggalang sumbangsih banyak orang untuk turut peduli kepada sesama. Satirah pun ingin mensosialisasikan SMAT ke lingkungan ia tinggal. “Walaupun saya bukan bu RT, tetapi saya ingin sekali mengajak mereka (warga sekitar rumah) untuk bisa bergabung dalam program SMAT ini. Karena kita sebagai umat beragama sudah selayaknya jika melihat orang kurang mampu, harus membantu meringankan beban mereka,” ujar Satirah. Tidak hanya itu, Satirah pun mengajarkan kepedulian ini kepada buah hatinya. “Ketika sedang di rumah, anak saya terkadang suka memberikan sedikit uang jajannya jika melihat anak-anak atau orang kurang mampu yang meminta bantuan. Dengan adanya program SMAT ini, saya ingin ajarkan ia (anaknya), walaupun uang yang ia celengkan kecil nominalnya, tetapi manfaat celengan ini sangatlah besar bagi yang menerimanya,”ujar Satirah dengan mantap. Melihat antusias para peserta yang begitu tinggi, saya menyadari jika benar apa yang Master Cheng Yen ucapkan: setiap orang memiliki sifat hakiki yang murni dan jernih. Mereka hanya menunggu untuk dibangkitkan kembali. Dengan semakin banyak sosialisasi SMAT hingga ke seluruh penjuru dunia, maka akan semakin banyak hati bodhisatwa yang dapat dibangkitkan dan bergabung dalam barisan panjang relawanTzu Chi. | |||
Artikel Terkait
Menunaikan Wejangan Sang Ibu
27 September 2017Terhitung sejak tanggal 4 September 2017, Bintang mulai menerapkan ilmu yang diperolehnya selama tiga tahun belajar dunia medis. Kini ia telah menjadi seorang perawat.
Melatih Kerapihan dan Kekompakan
20 Juli 2010Berpegang Tangan Bersama Tzu Chi
05 April 2016Yayasan Buddha Tzu Chi mengadakan sosialisasi bakti sosial degeneratif di sekolah Sariputra, Cikarang Utara pada Minggu, 27 Maret 2016. kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta.