SMAT: Memberi Tanpa Perbedaan
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati
|
| ||
Pesantren Nurul Iman merupakan salah satu pondok pesantren yang tidak mengenakan pungutan biaya kepada anak didiknya mulai dari biaya pendidikan hingga biaya hidup mereka atau bisa dikatakan gratis. Setiap tahunnya, anak yang masuk ke pondok pesantren semakin meningkat hingga sekarang mencapai sekitar 13.000 santri/santriwati. Dengan demikian kebutuhan yang hendak dikeluarkan terbilang banyak. Melihat kondisi seperti ini, Yayasan Buddha Tzu Chi kembali membagikan 50 ton beras cinta kasih kepada Pesantren Nurul Iman pada tanggal 21 September 2013 untuk membantu meringankan beban pimpinan dalam bidang pangan. Lien Chu, sebagai ketua Tzu Chi Tangerang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Master Cheng Yen dan Dewan Pertanian Taiwan atas pemberian berasnya sehingga bisa dibagikan kepada orang yang membutuhkan. “Kita tahu Ummi sebagai penanggung jawab pesantren sangat susah dalam menjaga anak-anak, sehingga Master kita yang berwelas asih, selalu membagikan jatah beras ke sini, sehingga bisa membantu anak-anak pesantren dalam menghadapi kendala pangan,” tutur ketua Tzu Chi Tangerang ini. Serah terima beras diberikan secara simbolis oleh relawan Tzu Chi Tangerang kepada pimpinan Pesantren Nurul Iman, Ummi Waheeda. “Saya sangat bersyukur karena dengan pembagian beras ini meringankan beban saya, karena dana yang ada bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lain seperti renovasi gedung, dan lain-lain. Dana yang ada semuanya untuk pondok ini,” ungkap Ummi Waheeda. Pesantren membutuhkan beras yang cukup banyak untuk sekali makan para santri/santriwati. Sehingga bantuan beras cinta kasih Tzu Chi sangat berarti dan bisa menjadi persediaan untuk makan mereka. “Dalam sehari butuh 5 ton untuk makan siang dan makan malam, makan paginya singkong 3 ton,” kata Prima, ketua bagian dapur Nurul Iman. Dengan demikian bantuan beras cinta kasih Tzu Chi sebanyak 50 ton diperkirakan untuk persediaan lebih kurang sebelas hari makan siang dan malam.
Keterangan :
Mengalirkan Cinta Kasih Melalui Celengan Bambu Para santri dan santriwati pun dengan penuh semangat menerima celengan bambu ini. Bahkan ada diantara mereka yang menginginkan dua celengan. Melihat kondisi demikian, para insan Tzu Chi semakin bersemangat dalam membagikan celengan. “Melihat semangat ini saya jadi senang dan berterima kasih. Kita juga berharap melalui anak-anak ini, cinta kasih bisa tersebar ke seluruh Indonesia,” ungkap Ketua Tzu Chi Tangerang ini. Ummi yang bisa menerima dan sejalan dengan ajaran Master Cheng Yen dalam menebarkan cinta kasih mendukung adanya pembagian celengan bambu kepada belasan ribu anak didiknya meskipun mereka tidak diperkenankan memegang uang tunai. “Saya tidak pernah keberatan dan mendukung kegiatan ini. Setiap bulan anak-anak ada uang jajan dan akan disisihkan dari mereka. Ummi ingin mendidik mereka selain menabung, mereka juga memberi,” kata Ummi.
Keterangan :
Senang Bisa Membantu Orang Lain Anak pertama dari empat bersaudara ini juga aktif di kegiatan pemilahan sampah di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tangerang. Selain itu, ia juga mengikuti kegiatan kunjungan kasih di panti asuhan dan kegiatan amal lainnya. Meskipun menjadi anak asuh, namun Siti juga mampu berinteraksi dengan hangat kepada relawan Tzu Chi. Baginya di dalam Tzu Chi tidak ada perbedaan, semuanya sama. “Tzu Chi itu universal bantuannya nggak hanya kalangan Buddha saja tapi semua agama yang di dasari cinta kasih,” ungkapnya. Cinta kasih universal Tzu Chi mewujudkan keharmonisan antarsesama, saling merangkul antara yang satu dengan yang lain tanpa membedakan warna, agama, bangsa, dan negara. | |||