SMAT: Menjadi Terang dan Garam Dunia
Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Fammy (He Qi Timur)
|
| ||
Sekolah yang di dirikan pada tanggal 10 Januari 2004 ini berada di bawah naungan Yayasan Amal Kurban (AMKUR) Jakarta yang merupakan cabang dari Yayasan AMKUR Sambas. Sebagaimana yang diutarakan oleh Santi Karto Shijie, salah satu relawan Tzu Chi yang turut membuka jalan jalinan jodoh baik antara pihak sekolah dan Yayasan Tzu Chi Indonesia. Santi Shijie mempertemukan Iskandar Widjaja selaku direktur yayasan dengan Lynda Shijie (Ketua He Qi Timur), mewakili dari yayasan. "Kegiatan SMAT ini merupakan awal dan menjadi sekolah pertama bagi kita, di tahun ini yang bisa menjadi teladan di kemudian hari bagi Xie Li – Xie Li yang lain di komunitas kita untuk mendapatkan ladang berkah seperti ini," ungkap Santi Karto Shijie. Di tengah cuaca hujan gerimis saat itu, sebanyak 16 relawan tiba di lokasi sekolah. Setibanya di sekolah, relawan segera menyiapkan perlengkapan peralatan yang dibutuhkan untuk sosialisasi dan berbaris rapi menuju aula lantai 5. Para relawan disambut oleh Rosye Rini H. (Kepala HRD), Iskandar Widjaja (Direktur Yayasan AMKUR Jakarta), serta beberapa suster yang dipimpin oleh Suster Odilia KFS. Tepat jam 10.05 WIB, acara sosialisasi celengan bambu dimulai. Relawan Tzu Chi memberikan pengenalan tentang kegiatan Tzu Chi dan visi misi Tzu Chi.
Keterangan :
Bukan hanya itu, peserta juga bersama-sama menyaksikan video kilas balik kegiatan Tzu Chi di Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan pembagian celengan bambu yang didahului dengan sesi tanya jawab. Bahkan pada sesi ini, Vivi Shijie juga membagikan pengalaman mereka selama bersumbangsih menangani kasus di misi amal Tzu Chi. Peserta pun memperhatikan dengan penuh antusias dan mereka juga memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan Tzu Chi di Indonesia selama 20 tahun ini. Selama memberikan sosialisasi, relawan terus menerapkan budaya humanis Tzu Chi dari cara menjawab, bahasa tubuh, memberikan mikrofon dengan membungkukkan badan, dan lain-lain yang membuat peserta terkesan dengan humanis Tzu Chi ini. Setelah dijelaskan mengenai pengisian biodata pada formulir celengan, relawan membagikan celengan bambu sebanyak 43 buah kepada peserta yang hadir. Kemudian peserta mengisi formulir dan didampingi para relawan. Kegiatan ini mendatangkan kesan posistif dari pihak sekolah. "Kegiatan yang sangat baik ini, sangat bermanfaat bisa menggugah tim kami, teman-teman kami untuk lebih berempati kepada sesama," ungkap Iskandar Widjaja, direktur yayasan. "Ini sangat bermanfaat bagi teman-teman kami di sekolah ini. Memang ada beberapa rekan yang belum siap untuk mengambil celengan, karena dianggap baru sosialisasi, tetapi perhatiannya sudah sangat baik, saya yakin dan percaya kita bisa bekerjasama untuk melanjutkan kepada siswa-siswi juga. Diharapkan mereka bisa menelurkan, melanjutkan, menyebarkan kepada keluarga mereka, kepada sanak saudara mereka, kepada teman-teman mereka dimanapun mereka berada," tambahnya.
Keterangan :
Suster Odilia KFS juga menyampaikan apresiasi kepada Tzu Chi atas kegiatan kali ini. "Terima kasih banyak bisa bergabung bersama sekolah kami. Saya mendapat inspirasi menanamkan budaya budi pekerti seperti yang diperlihatkan oleh Tzu Chi hari ini. Karena jujur anak-anak kita memang butuh dan rindu sapaan, anak-anak kita rindu sama orang tua mereka. Mereka begitu betah berada di sekolah dikarenakan mama dan papa mereka sibuk, belum pulang dari kerja. Tzu Chi mampu menembus semua kotak-kotak, bisa menembus semua agama, bisa menembus ras mana pun, mampu juga menembus dan menyentuh orang-orang muda juga, bersifat universal. Semoga Tzu Chi semakin dikenal di masyarakat. Kita kenal karena disapa. Bisa menjadi terang dunia dan menjadi garam dunia," ucap Suster Odilia. Santi Karto shijie pun merespon kesan bagus dari sekolah. "Saya berterima kasih sekali khususnya kepada Pak Iskandar, beliau sangat kooperatif sekali. Selain direktur yayasan sekolah, beliau juga punya kesibukan dan aktivitas usaha keluarga lainnya yang cukup besar, tetapi beliau masih mau concern, masih memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini. Menurutnya kegiatan Tzu Chi ini bagus, karena ia suka sekali menonton program DAAI TV," ucap Santi Karto Shijie. "Saya merasa kalau memang Tuhan bekerja melalui siapapun, kita pasti bisa menemukan yang terbaik, dan ternyata Tuhan mengutus Pak Iskandar untuk menjadi relawan informatif dan juga sebagai donatur. Dan sekolahnya pun siap dan bisa menyambut dengan baik. Kita bisa melihat tadi dengan suster-susternya itu, mereka memberikan perhatian positif yang begitu luar biasa. Mereka tidak hanya menjadi donatur saja, tetapi ada kegiatan tertentu pun mereka mau terlibat, walau bertahap. Mereka mau tahu lebih lanjut kegiatan Tzu Chi, mereka mau tahu seperti apa kegiatan daur ulang kita, lalu seperti apa cara mempraktikkan budaya humanis Tzu Chi di sekolah," tambahnya. Acara sosialisasi inipun diakhiri dengan peragaan bahasa isyarat tangan dari para relawan dan doa penutup. Semoga cinta kasih ini menyebar ke semua penjuru tanpa ada sekat perbedaan di dalamnya. | |||