Sosialisasi Bedah Kampung di Lautze

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoAgus Rijanto, relawan Tzu Chi sedang menjelaskan visi dan misi Tzu Chi kepada warga korban kebakaran di Jalan Lautze Dalam, Kartini, Jakarta Pusat.

Tanggal 7 Februari 2012, pukul 14.00 WIB, teriknya matahari disertai tiupan angin yang panas dan kendaran bermotor yang lalu lalang sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi warga Jalan Lautze, Jakarta Pusat. Para warga yang rata-rata bekerja sebagai pedagang kaki lima, terkadang meninggalkan rumah mereka pada siang hari dalam keadaan kosong.

 

 

 

Pukul 14.00 WIB terlihat kepulan asap hitam tebal yang terlihat bersumber dari pemukiman rumah warga yang padat penduduk. Warga yang mengetahui langsung berteriak dan meminta bantuan warga lain untuk memeadamkan api yang berkobar. jalan-jalan beraspal di sana yang cukup sempit dan di sisi kiri-kanan jalan dipadati dengan toko atau kios membuat petugas pemadam kebakaran yang datang mengalami kesulitan untuk menjangkau dan memadamkan rumah-rumah yang terbakar. Keadaan ini diperparah dengan jauhnya letak hidran pemadam kebakaran serta pasokan air yang tidak banyak karena penuhnya kandungan lumpur dalam hidran air.

Siang itu angin  bertiup dengan kencangnya, menyebabkan kobaran api makin besar dan menjalar ke rumah-rumah disekitarnya. Para warga yang membantu memadamkan api mulai panik dan warga yang rumahnya dekat dengan sumber api langsung berinisiatif untuk mengeluarkan barang-barang mereka dari rumah guna menghindari harta benda mereka ikut terbakar.

Tiga jam kemudian, warga dan petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api yang berkobar. Ketika api telah padam, beberapa rumah warga sudah ludes terbakar dan terpaksa harus mengungsi di tenda-tenda pengungsian yang berada di depan Kodim Jakarta Pusat, Sekolah SD 02 Pasar Baru, Ada pula yang mengungsi di masjid dan rumah dinas lurah setempat. ( Kompas.com : Korban Kebakaran Mengungsi di Tenda)

foto    foto

Keterangan :

  • Relawan Tzu Chi memberikan bantuan berupa bahan-bahan kebutuhan sehari-hari pada tanggal 10 Februari 2012 untuk warga yang rumahnya menjadi korban si Jago Merah (kiri).
  • Camat Sawah Besar dan Lurah Kartini mengadakan rapat dengan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma (pertama dari kanan) membahas mengenai program bedah kampung bagi warga korban kebakaran di Jalan Lautze Dalam (kanan).

Menciptakan Masyarakat Swadaya
Melihat keadaan warga yang cukup prihatin, relawan Tzu Chi melakukan survei untuk memberikan bantuan kebutuhan sehari-hari warga seperti selimut, sarung, peralatan mandi, handuk, gayung, pakaian pria, wanita, anak, 4 pasang sepatu sandal dan 3 pack biskuit 112 gr untuk warga yang terkena bencana kebakaran pada tanggal 10 Maret 2012. Sebanyak 35 relawan Tzu Chi yang turun ke lapangan untuk memberikan bantuan langsung kepada warga yang terkena bencana. Sebanyak 310 paket bantuan diberikan kepada warga.

Pada hari yang sama, warga beserta TNI dan ormas lainnya kerja bakti membersihkan puing-puing rumah, kayu, dan tripleks yang berserakan. Puing-puing itu dimasukkan ke dalam karung dan selanjutnya dibawa dengan truk-truk sampah ke TPA Bantar Gebang, Bekasi. Hal ini dilakukan guna menghindari timbulnya bibit penyakit yang mungkin ditimbulkan oleh sampah (puing-puing) kebakaran tersebut.

Banyaknya bencana kebakaran yang terjadi di daerah Jakarta membuat  Yayasana Buddha Tzu Chi Indonesia memulai program baru, yakni Program Bedah Kampung untuk Korban Kebakaran. Ide ini timbul karena melihat banyaknya peristiwa kebakaran di daerah DKI Jakarta. Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Sugianto Kusuma mencoba menyebarkan cinta kasih Tzu Chi kepada para korban bencana kebakaran. ”Pak Sugianto ingin agar daerah yang dulunya adalah daerah korban kebakaran yang membutuhkan bantuan setelah ditolong Tzu Chi bisa menjadi masyarakat yang swadaya dan penuh berkah, sehinggga para korban kebakaran yang dulunya dibantu nantinya bisa ikut bersumbangsih menjadi relawan seperti yang terjadi di Aceh,” ujar Suriadi Huang, Ketua Divisi Training Tzu Chi Indonesia.

Berdasarkan ide tersebut diadakanlah kegiatan Sosialisasi Tzu Chi di Kantor Kecamatan Sawah Besar, untuk menjelaskan mengenai visi dan misi Tzu Chi serta memberikan program bantuan berupa bebenah kampung di wilayah pemukiman warga Lautze Dalam yang terkena musibah kebakaran. Kerjasama antara aparat setempat dengan relawan mengenai jumlah rumah yang terbakar dan data detail blok apa saja yang hangus terbakar sangat menentukan kecepatan berjalannya program ini. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 27 Februari 2012, pukul 09.00 WIB.

foto  foto

Keterangan :

  • Wakil Camat Sawah Besar Fauzi sedang memberikan pengarahan kepada para Ketua RT dan RW untuk masalah penyerahan data dan klarifikasi dokumen-dokumen warga (kiri).
  • Kaw Meng Goei Lie Shixiong sedang menjelaskan visi dan misi Tzu Chi kepada instansi aparat Kelurahan Kartini dan Kecamatan Sawah Besar, serta persyaratan mengikuti program bedah kampung ini (kanan).

 Pada sore harinya, setelah sosialisasi, para aparat mengumpulkan data jumlah rumah warga yang rumahnya habis terbakar dan dipaparkan dalam rapat tertutup pada pukul 15.00 WIB di ruang pertemuan Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, di Gedung ITC Mangga Dua Lantai 6 Jakarta. Wakil Camat Sawah Besar memaparkan jika di RW 6 ada 10 rumah yang habis terbakar dan RW 7 ada 167 rumah yang hangus terbakar. Untuk RW 7  memiliki beberapa RT ( Rukun Tetangga) yang menjadi korban, yakni RT 11 ada 32 rumah, RT 12 ada 14, RT 13 ada 27, RT 14 ada 20, RT 15 ada 30 dan RT 16 ada 34. Dari rapat tersebut dihasilkan beberapa keputusan seperti persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan rumah, apa saja yang dapat dilakukan oleh pihak kelurahan jika ternyata dokumen ( Akta Lahir, PBB, Akte Jual Beli, Sertifikat Rumah, dll) ikut terbakar hangus, sehingga tidak memiliki bukti kepemilikan rumah lagi. Rapat untuk pembahasan bedah kampung berjalan selama dua jam lamanya. 

Pada tanggal 15 Maret 2012, pukul 14.00 WIB relawan Tzu Chi bergerak ke Kantor Kelurahan Kartini, Jakarta Pusat untuk melakukan Sosialisasi Tzu Chi dan memberikan gambaran program bedah kampung yang akan dilaksanakan oleh Tzu Chi kepada warga korban kebakaran  Jalan Lautze Dalam. Dalam kegiatan ini warga dikenalkan akan visi dan misi Tzu Chi.  Apa saja yang telah dilakukan Tzu Chi. Kemudian penjelasan apa saja langkah yang harus dilakukan untuk dapat ikut dalam Program Bedah Kampung Tzu Chi ini.

“Saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas bantuan Tzu Chi yang memprakarsai untuk bantuan bedah kampung ini. Mudah-mudahan dengan adanya peran serta Tzu Chi akan memberikan nuansa yang baru, mengingat RW 07 adalah pemukiman yang padat penduduk. Semoga kehidupan dan lingkungan di sini bisa semakin hijau,” ujar Fauzi, Wakil Camat Sawah Besar.

“Kegiatan ini adalah pertama kalinya dilakukan. Program bedah kampung dulunya diperuntukkan bagi warga yang memiliki rumah tidak layak, kita bantu untuk hidup yang lebih layak, “ ujar Kaw Meng Goei Lie, relawan Tzu Chi.  Kaw Meng Goei Lie menjelaskan jika data-data warga dari kelurahan telah didapat dan ada surat rekomendasi maka relawan Tzu Chi akan langsung melakukan survei. Secepatnya. ”Beberapa korban yang memenuhi syarat akan langsung kami bangun (rumahnya). Dalam hal ini kita akan meminta bantuan relawan Tim Tanggap Darurat untuk menyurvei data. Bila disetujui, langsung pembahasan gambar denah rumah sesuai dengan tata ruang yang telah ditetapkan oleh Pemerintah DKI Jakarta,” terang Kaw Meng Goei Lie.


Artikel Terkait

Bantuan Peduli Covid-19 untuk Warga Kedungwaringin, Bekasi

Bantuan Peduli Covid-19 untuk Warga Kedungwaringin, Bekasi

06 April 2021

Hujan deras tak menyurutkan semangat para relawan Tzu Chi dari Komunitas Xie Li Cikarang saat menyalurkan 250 paket Bantuan Sosial Peduli Covid-19 di Kantor Koramil 13/Kedungwaringin, Senin 5 April 2021. Begitu juga perwakilan warga dari tujuh desa di Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, yang hadir.

Membangkitkan dan Mempraktikkan Welas Asih dari Dini

Membangkitkan dan Mempraktikkan Welas Asih dari Dini

14 April 2014 Topik yang diajarkan di kelas pertemuan kali ini adalah welas asih. Para murid diajarkan untuk membangkitkan rasa welas asih dalam diri Mereka melalui beberapa tayangan video anak yang tidak memiliki kaki dan tangan.
Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -