Sosialisasi Celengan Bambu Perdana di Podomoro University
Jurnalis : Andi O (He Qi Barat 1), Fotografer : Andi O, Willy ((He Qi Barat 1)Angeline, selaku PIC pada acara kali ini membawakan sosialisasi mengenai Misi Amal Tzu Chi atau dikenal dengan sebutan SMAT dan sosialisasi Tzu Ching.
“Kita sering melihat insan Tzu Chi melakukan kegiatan baksos baik dalam skala kecil maupun besar, kita pun mengetahui Tzu Chi memberikan beasiswa kepada banyak pelajar, dapat pula kita melihat insan Tzu Chi melakukan kunjungan kasih dan membantu melakukan bedah rumah, dan masih banyak lagi hal-hal yang sudah dilakukan oleh para insan Tzu Chi di seluruh dunia.” Demikian kata Angeline, seorang relawan Muda-mudi Tzu Chi atau sering disebut sebagai Tzu Ching.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Uang jajan yang disisihkan dapat digunakan untuk menolong orang yang membutuhkan.” Dengan bekal dari Kata Perenungan Master tersebut, Angeline yang merupakan seorang mahasiswi di Podomoro University dan aktif sebagai relawan Tzu Ching bertekad untuk mengadakan sosialisasi perdana Celengan Bambu di universitasnya dan berusaha untuk menggalang hati para mahasiswa-mahasiswi di Universitas Podomoro.
Para mahasiswa-mahasiswi antusias berdatangan untuk mengikuti sosialisasi.
Tekad dari para anggota Tzu Ching pun berbuah manis, di mana pada tanggal 18 Mei 2018 sebanyak enam relawan Tzu Ching dan satu relawan Komite mendapatkan kesempatan waktu untuk mensosialisasikan mengenai organisasi Tzu Chi, sejarah Celengan Bambu, dan barisan relawan Tzu Ching.
Sejak pukul 10.30 WIB, para relawan yang akan membantu melaksanakan kegiatan sosialisasi ini sudah berdatangan untuk mempersiapkan berbagai peralatan dan perlengkapan yang harus digunakan selama kegiatan berlangsung. Banyak mahasiswa-mahasiswi yang bertanya, “apakah kami seorang mahasiswa/mahasiswi dapat menjadi seorang donatur Tzu Chi?”, “apakah yang dapat menyumbang ke Tzu Chi hanya orang kaya saja?”, dan masih banyak lagi.
Terlihat
seorang dosen, Dea Prasetyawati dan Ketua KMB Dhammacakka Podomoro University
ikut dalam kegiatan yang diselenggarakan Tzu Ching.
Ya, pertanyaan itu tak jarang muncul dari seluruh mahasiswa-mahasiswi. Ada pula yang enggan untuk berdana karena mereka melihat donatur Tzu Chi sudah banyak. Di sini lah akhirnya semua pertanyaan tersebut terjawab. Dana Tzu Chi yang terkumpul untuk membantu orang lain ternyata banyak terkumpul dari para mahasiswa-mahasiswi pula yang mau menyisihkan uang jajannya sedikit demi sedikit hingga akhirnya terkumpulah menjadi bukit cinta kasih.
“Mengajarkan kita untuk lebih bersyukur lagi,” seru Steven King Matthew.
Master Cheng Yen pun pernah berkata jika batin seseorang haruslah kaya baru orang tersebut dapat bersumbangsih, karena batin orang yang tidak pernah bersyukur maka sekaya apa pun dirinya akan tetap merasa kekurangan. Seperti Steven King Matthew yang merasa terinspirasi dengan adanya kegiatan dari Tzu Ching ini dan merasa tergerak hatinya untuk melakukan banyak kebaikan-kebaikan lagi.
Cynthia
(baju hitam) yang merupakan alumni Cinta Kasih Tzu Chi ikut serta dalam
kegiatan sosialisasi kali ini.
Tak hanya Steven King Matthew, Cynthia yang dahulunya merupakan seorang murid Cinta Kasih Tzu Chi sejak kelas 1 SMP pun merasa gembira dapat mengenang kembali masa lalunya saat di sekolah melakukan berbagai kegiatan sosial dan kegiatan-kegiatan lainnya bersama para relawan Tzu Chi. Melalui kegiatan ini, kembali terbangkitkan rasa rindunya untuk dapat bersumbangsih di tengah masyarakat dan menuangkan Celengan Bambunya seperti saat masih masa sekolah dahulu.
Acara ini juga dihadiri beberapa dosen seperti Dea Prasetyawati yang mewakili dosen-dosen lainnya. Ia terlihat sangat antusias dan selfie bersama para murid-muridnya sambil memegang Celengan Bambu yang baru saja dibagikan oleh relawan.
Setelah
acara berlangsung, mahasiswa-mahasiswi terlihat sangat antusias dan segera
mengabadikan Celengan Bambu yang sudah didapat.
Dea Prasetyawati yang sudah menantikan kegiatan ini sejak lama tak lupa berharap melalui kegiatan Celengan Bambu perdana ini dapat pula membawa kebaikan bagi Podomoro University dan tentunya untuk semua mahasiswa dan mahasiswinya.
Harapan untuk para mahasiswa dan mahasiswi aktif dalam kegiatan sosial seperti ini bukan tanpa dasar, karena menurut William Widjaja selaku salah satu perwakilan dosen juga menceritakan jika anak-anak yang aktif berkegiatan sosial terlihat di kelas lebih dapat melepaskan sifat egoisnya dan lebih menyadari jika di lingkungan sekitar mereka ada yang memerlukan bantuan mereka. Sebuah hari yang sangat menyenangkan dan mengharukan, di mana para mahasiswa dapat belajar banyak untuk berbuat sosial dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.