Sosialisasi Celengan Bambu

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 

fotoMinggu 18 Maret 2012, relawan Tzu Chi membagikan biaya bantuan kepada anak asuh dan pasien penerima bantuan Tzu Chi.

Seperti biasanya kegiatan rutin Minggu ketiga setiap Bulan He Qi Utara adalah pembagian biaya pengobatan, biaya hidup dan pembagian biaya Spp kepada anak asuh. Minggu, 18 Maret 2012, pukul 07.45 pagi, relawan sudah berdatangan di Jing Si Book & Cafe Pluit untuk bersiap-siap menjalankan kegiatan hari itu.

 

 

 

Ada yang spesial pada kegiatan hari ini karena pembagian biaya pengobatan, biaya hidup yang biasanya diadakan di ruang terpisah hari ini disatukan dengan pembagian biaya SPP anak asuh sehingga kegiatan hari ini terasa ramai dan penuh kehangatan yang luar biasa. 12 relawan hadir dalam kegiatan kali ini mendampingi sekitar 110 Gan En Hu dan Anak-anak asuh.

Liwan Shixiong membuka kegiatan ini dengan mengajak Gan En Hu dan Anak-anak asuh untuk mengenal lebih jauh tentang celengan bambu, makna yang terkandung dalam celengan bambu penuh dengan cinta kasih Universal. Dalam kegiatan kali ini Liwan Shixiong memaparkan pentingnya bersumbangsih dalam bentuk nyata melalui celengan bambu. “Bersumbangsih dengan menabung di celengan bambu tidak melihat besar kecilnya dana seperti yang dikatakan Master Cheng Yen, ‘dana kecil amal besar’, apalagi kalau setiap memasukan dana disertai dengan doa semoga yang sakit cepat sembuh, yang menderita segera mendapat bantuan, dunia bebas bencana dan semua mahluk hidup bahagia. Dengan demikian maka kita dengan nyata telah melakukan sesuatu yang biasa kita sebut dengan Cinta Kasih Universal,” ujar Liwan Shixiong.

foto    foto

Keterangan :

  • Sebanyak 110 Gan En Hu dan anak asuh hadir dalam kegiatan yang rutin diadakan setiap bulannya ini (kiri).
  • Para anak asuh menampilkan lagu isyarat tangan Satu Keluarga (kanan).

Lalu diterangkan juga tentang makna daripada penggalangan dana melalui celengan bambu. Master Cheng Yen berujar dalam kata perenungannya, “Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan”. Dalam kegiatan kali ini juga di kisahkan kemana saja dana dari celengan bambu. Antara lain untuk kegiatan hari ini yaitu untuk biaya hidup, pengobatan jangka panjang, pengobatan biasa serta biaya SPP. Bersumbangsih melalui celengan bambu mengigatkan kita pada masa-masa awal berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi. Oleh karena itu para hadirin bersama menyaksikan kisah Tzu Chi yang di putar selama 40 menit.

Setelah menyaksikan Kisah Tzu Chi, mereka membawa celengan bambu maju ke depan  untuk menuangkan isi celengan bambu yang mereka bawa ke dalam sebuah guci yang sudah disiapkan. Satu per satu yang membawa celengan menuangkan isi celengan dengan doa dan harapan semoga yang sakit lekas sembuh, yang menderita akan segera mendapat bantuan semoga dunia bebas bencana serta semua mahluk hidup bahagia.

foto   foto

Keterangan :

  • Satu per satu peserta yang hadir membawa celengan bambu dan menuangkan isi celengan tersebut untuk disumbangkan (kiri).
  • Peserta menuangkan isi celengan bambu milik mereka disertai dengan doa bagi kebahagian semua makhluk (kanan).

Kegiatan hari ini memang spesial, bagaimana tidak ketika acara lagu isyarat tangan yang menghibur para Gan En Hu dan Anak-anak asuh adalah para anak-anak asuh tersebut. Pada pagi harinya 8 orang anak asuh berlatih lagu isyarat tangan satu keluarga. Setelah dilatih beberapa kali oleh Lina shijie akhirnya mereka tampil dengan sangat luar biasa dan sangat rapi sekali. Lalu Liwan shixiong mengajak semua hadirin untuk bersama pula menyanyikan dan memperagakan lagu isyarat tangan bersama. Suasana penuh kekeluargaan sangat terasa dalam ruang Jing si book & Cafe hari ini.

Acara dilanjutkan dengan pembagian biaya pengobatan, biaya hidup dan Spp. Acara pun usai saat jam menunjukan pukul 11.50. Di depan pintu keluar relawan sudah menyiapkan bakpao vegetarian dan celengan bambu untuk Gan En Hu dan Anak-anak asuh. Mereka menerima dengan penuh bahagia. Gan En Hu dan Anak-anak asuh pun meninggalkan Jing Si Books & Café dengan wajah ceria dan sebuah tekad untuk bersumbangsih lewat celengan bambu. Kebahagiaan serupa juga terpancar dari raut wajah para relawan yang hadir hari ini. Mereka berharap semoga jalan cinta kasih universal yang sudah di bentangkan Master Cheng Yen akan semakin meluas dan semakin panjang sehingga semakin banyak orang yang akan berjalan di jalan Bodhisatwa bersumbangsih tanpa pamrih. Seperti kata perenungan Master Cheng Yen, “Bila semua orang dapat bersumbangsih dengan cinta kasih yang tulus dan murni, pelita harapan akan menyala di berbagai pelosok gelap di dunia”.

  
 

Artikel Terkait

Paket Sembako untuk Warga Gunung Sahari

Paket Sembako untuk Warga Gunung Sahari

22 September 2020

Sebanyak 500 paket sembako diberikan Tzu Chi Indonesia kepada warga terdampak Covid-19 di wilayah Kelurahan Gunung Sahari Utara, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Selasa 22 September 2020.

Memanfaatkan Waktu dan Ruang dengan Baik

Memanfaatkan Waktu dan Ruang dengan Baik

06 September 2011
Pada tanggal 26 Agustus 2011, insan Tzu Chi mengadakan pengobatan kesehatan gratis di Stasiun Kereta Api Senen, Jakarta Pusat, bagi para pemudik yang ingin pulang ke kampung halamannya untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga.
Mengusahakan yang Terbaik untuk Nadira

Mengusahakan yang Terbaik untuk Nadira

04 Juni 2021

Terlahir normal, namun pada usia delapan bulan kondisi kepala Nur Annisa atau Nadira kian membesar dari hari ke hari hingga vonis hidrosefalus menghampirinya.

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -