Tony Honkley memberikan penjelasan mengenai misi pelestarian lingkungan Tzu Chi, meliputi latar belakang dan alasan mengapa pelestarian lingkungan penting dilakukan.
Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala mendapat kunjungan dari Yayasan Wisma Remaja Indonesia, Selasa 19 Desember 2023. Mereka datang untuk mengikuti sosialisasi tentang Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi dan pemilahan sampah daur ulang.
Ketujuh remaja dari Wisma Remaja Indonesia ini semuanya masih duduk di bangku SMA dan berasal dari Desa Bingkat, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Deli Serdang Bedagai, sekitar 54,5 km dari kota Medan. Kedatangan mereka juga didampingi pendiri Yayasan Wisma Remaja Indonesia, Stefri Zheng.
“Dengan sosialisasi ini akan terbentuk kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini dalam diri mereka,” kata Tony Honkley, Ketua Misi Pelestarian Lingkungan Hu Ai (area) Mandala selaku koordinator kegiatan.
Stefri Zheng, dalam kata sambutannya menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengunjungi depo. “Kunjungan ini merupakan berkah bagi saya dan anak-anak karena mereka dapat belajar hal-hal baru yang baik dan positif,” ungkap Stefri. Ia menambahkan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari program pembelajaran yang diselenggarakan pihak yayasan untuk mengisi masa liburan usai ujian semester ganjil.
Perkembangan zaman yang diiringi dengan kemajuan teknologi menciptakan produk-produk yang memudahkan kehidupan manusia, namun juga menimbulkan masalah berupa sampah dari produk yang tidak terurai bahkan hingga ratusan tahun. Semakin meningkatnya populasi manusia, semakin banyak pula sampah tak terurai (anorganik) ditambah sampah rumah tangga berupa sisa-sisa makanan (organik) yang menempati porsi terbesar dari tahun ke tahun. Semua sampah tersebut bermuara di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang semakin penuh. Menurut data dari artikel detikcom 22 Januari 2019, masyarakat Medan menghasilkan 2.000 ton sampah setiap harinya yang berarti dalam sehari satu orang memproduksi 2,5 liter sampah.
Para remaja dari Yayasan Wisma Remaja Indonesia mendengarkan penjelasan relawan Sofyan (kiri) selaku pengurus depo mengenai barang-barang yang dapat didaur ulang.
“Diperkirakan TPA di kota Medan akan penuh dalam dua tahun mendatang. Karena alasan itulah, Tzu Chi mulai menjalankan pelestarian lingkungan,” kata Tony.
Tony melanjutkan, daur ulang Tzu Chi berawal dari ceramah Master Cheng Yen pada Agustus 1990 di Taizhong. Dalam ceramah yang berjudul “Hidup Penuh Berkah”, Master Cheng Yen berbicara tentang bagaimana menyortir dan mendaur ulang sampah. Master menghimbau para relawan untuk melestarikan lingkungan, menggalakkan pemilahan sampah daur ulang dan pemanfaatan limbah serta menghargai energi.
Dalam konsep 5R yang meliputi rethink (mempertimbangkan ulang), reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), repair (memperbaiki) dan recycle (mendaur ulang), Tony mengingatkan kembali untuk dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Tidak semua barang yang diinginkan memang benar-benar dibutuhkan. Kita hendaknya mempertimbangkan kembali setiap akan membeli barang dan sebisa mungkin mengurangi barang-barang yang tidak benar-benar dibutuhkan.
Kita juga hendaknya menghargai barang-barang lama yang masih memiliki nilai guna dan menggunakannya kembali. Barang-barang yang telah rusak diusahakan diperbaiki. Jika tidak bisa diperbaiki lagi, barulah didaur ulang.
Editor: Khusnul Khotimah