Sosialisasi Relawan Baru Selatpanjang
Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Nopianto (Tzu Chi Batam)Sosialisasi Relawan Baru Selatpanjang diadakan pada tanggal 02 Desember 2017 dan dihadiri oleh 47 orang peserta.
Benih kebajikan Tzu Chi telah betunas di Selatpanjang. Dari yang hanya sekedar mengenal Tzu Chi melalui siaran televisi, hingga relawan yang mengenakan seragam Tzu Chi hadir dan bersumbangsih di kota ini. Lambat laun, warga pun terinspirasi dan tertarik untuk bergabung dalam barisan Bodhisatwa dunia. Agar warga mengenal lebih dalam Tzu Chi, relawan Tzu Chi Selatpanjang mengadakan sosialisasi relawan baru pada tanggal 02 Desember 2017.
Sosialisasi singkat ini berlokasi di meeting room Red-9 Hotel. Melihat kontribusi Tzu Chi yang rutin mengadakan baksos kesehatan di Selatpanjang, Julitar, pemilik Red-9 Hotel dengan sukarela meminjamkan meeting room ketika mengetahui akan diadakan sosialisasi relawan baru.
“Meminjamkan meeting room merupakan inisiatif dari diri saya sendiri. Saya merasa merupakan sebuah berkah bagi saya jika bisa memberikan dukungan untuk Tzu Chi,” ungkapnya.
Budianto mengajak para relawan Selatpanjang untuk saling memotivasi sesama dalam berkegiatan Tzu Chi.
Relawan menyambut hangat kehadiran para peserta dengan memeragakan isyarat tangan Ren Shi Ni Zhen Hao (senang bisa mengenal anda).
Acara yang dimulai tepat pada pukul 19.00 wib ini dihadiri oleh 47 orang peserta. Setelah menyanyikan mars Tzu Chi dan melafalkan sepuluh sila, sosialisasi pun dimulai. Pada sosialisasi ini, Budianto memberikan penjelasan singkat tentang Yayasan Buddha Tzu Chi, seperti arti lambang dan sejarah terbentuknya yayasan ini. Lalu, ia juga mengajak para peserta untuk terus menggarap ladang berkah dan menebarkan cinta kasih di Selatpanjang.
Menurut Budianto, melakukan kebajikan itu tidak terpaku pada seberapa banyak uang yang bisa didanakan, tetapi seberapa tulusnya hati pada saat bersumbangsih. Ia juga mengingatkan para relawan Selatpanjang untuk saling memotivasi sesama dalam berkegiatan Tzu Chi.
“Saling
menemani, yakni bagaimana kita menemani setiap saudara sedharma kita. Saya
yakin di sini banyak relawan yang baru bergabung, sehingga bagaimana caranya
kita menemani mereka agar mereka ingin ikut bergabung bersama kita dan
melakukan Tzu Chi,” ujarnya.
Ernita, salah seorang peserta yang hadir dalam sosialisasi kali ini. Ia mulai bersumbangsih di Tzu Chi bermula dari kegiatan baksos kesehatan hingga ingin bergabung sebagai seorang relawan.
Tidak hanya memperkenalkan sejarah Tzu Chi saja, relawan juga memperkenalkan budaya humanis Tzu Chi melalui isyarat tangan Ren Shi Ni Zhen Hao (senang bisa mengenal anda). Melalui sosialisasi ini, wawasan para peserta terhadap Yayasan Buddha Tzu Chi semakin bertambah. Hal ini dibenarkan oleh Ernita, salah seorang peserta pelatihan.
“Ya, menambah wawasan tentang Tzu Chi mengetahui apa arti dari lambang Tzu Chi dan Gan En (bersyukur) itu ibarat setetes air yang mengalir,” tuturnya.
Selain peserta yang baru mengenal Tzu Chi, ada juga relawan yang akan dilantik menjadi abu putih. Ia adalah Lena. Adanya aktivitas di Tzu Chi tidak hanya membuat dirinya lebih bahagia, bahkan ia pun lebih bisa berdamai dengan kondisi-kondisi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. “Bisa ikut Tzu Chi saya merasa sangat senang dan ada juga perubahan dalam diri saya. Saya mulai tidak begitu terikat terhadap segala hal dan lebih bisa melepas. Dan saya juga belajar melihat segala hal dengan hati yang sukacita, sehingga segala hal yang terjadi pun terasa sukacita,” jelasnya.
Di penghujung acara, relawan mengajak para peserta ikut memperagakan isyarat tangan 1 keluarga. Dengan sosialisasi singkat ini, semoga para peserta terinspirasi untuk bergabung di dalam keluarga besar Yayasan Buddha Tzu Chi, sehingga cinta kasih bisa terus ditebarkan di kota penghasil sagu di Indonesia ini.
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Sosialisasi Relawan Baru di Tzu Chi Batam
01 April 2022Untuk pertama kalinya di tahun 2022, Tzu Chi Batam mengadakan sosialisasi relawan baru secara offline pada Minggu, 27 Maret 2022 di Aula Jing Si Batam. Kegiatan ini diikuti oleh 104 peserta dan relawan.