Sosialisasi Relawan Baru Tzu Chi Batam 2017
Jurnalis : Nopianto (Tzu Chi Batam), Fotografer : Bobby, Victor Huang (Tzu Chi Batam)Sebanyak 94 peserta mengikuti sosialisasi relawan baru Tzu Chi Batam yang ke dua di tahun 2017.
Insan Tzu Chi Batam kembali mengadakan sosialisasi relawan baru pada Minggu, 23 Juli 2017. Kegiatan ini merupakan sosialisasi relawan baru yang kedua pada tahun 2017. Selain mengenalkan visi dan misi Yayasan Buddha Tzu Chi, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk memperpanjang barisan relawan Tzu Chi di Indonesia.
Total peserta yang ikut dalam sosialiasasi relawan baru kali ini berjumlah 94 orang. Sebelum memasuki materi utama, relawan mengajak para peserta bersama-sama menyanyikan Mars Tzu Chi kemudian dilanjutkan dengan Sepuluh Sila Tzu Chi. Agar para peserta semakin mengenal Tzu Chi, relawan juga menampilkan sebuah video Sejarah Tzu Chi. Dengan video setengah jam ini, para peserta semakin jelas akan motivasi dan perjuangan Master Cheng Yen dalam mempraktekkan Bodhisatwa Dunia hingga terbentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi.
Memahami dan Belajar dari Misi Amal
Yayasan Buddha Tzu Chi bermula dari penanggulangan penderitaan. Hal ini tidak terlepas dari kegiatan survei kasus dan kunjungan kasih yang dilaksanakan selama setengah abad ini. Namun, untuk melakukan kegiatan amal, relawan perlu mendedikasikan diri serta bertekad untuk mengemban tanggung jawab, khususnya di Tzu Chi Batam.
Pada sosialisasi kali ini, relawan berbagi pengalaman mereka dalam kegiatan kunjungan kasih. Salah seorangnya ialah Eliyana (44), Salah satu kasus ia dampingi adalah Rangga, seorang pasien yang mengidap penyakit kanker mata sejak usia 1 tahun. Pada pertengahan tahun 2015, orang tua Rangga datang ke Tzu Chi untuk melaporkan kondisinya anaknya. Setelah berkoordinasi, relawan pun melakukan survei ke rumah Rangga pada esok harinya. “Ketika kami melakukan survei, ibu Rangga meminta kita untuk memperhatikan mata kirinya, ternyata Rangga memakai bola mata palsu”, cerita Eliyana kepada para peserta. Setelah dirapatkan, relawan memberikan bantuan untuk Rangga dan pengobatan matanya pun berlangsung dengan lancar.
Pada sosialisasi kali ini, relawan juga berbagi pengalaman mereka dalam kegiatan kunjungan kasih. Dengan senang hati, Eliyana (44) berbagi pengalaman dan berbagai kasus yang pernah ia dampingi selama di Misi Amal Tzu Chi.
Namun, kehidupan tidak berjalan sesuai dengan rencana dan harapan keluarga Rangga. Pada saat berusia 5 tahun (tepatnya tahun 2017), sel kanker di mata kiri Rangga mulai menyebar hingga ke mata kanannya. Akibatnya kedua matanya menjadi buta dan ia pun harus menjalani operasi pengangkatan bola mata pada bulan Mei 2017. “Meskipun menghadapi tantangan yang besar ini, namun semangat Rangga sungguh luar biasa. Ketika mamanya sedih dan menangis tersedu-sedu, Rangga malah bisa menyemangati ibunya, Mama jangan menangis, Rangga masih kuat,” lanjut Eliyana. Hingga saat ini, pemberian bantuan untuk Rangga dari Tzu Chi Batam masih terus berjalan.
Selain Eliyana, Bun Hiong (38), salah satu relawan abu putih juga berbagi pengalaman dalam mendampingi pasien kasus. Menurutnya, tidak setiap hari ia memiliki kesempatan untuk berbuat kebajikan. Hal ini merupakan motivasi bagi dirinya untuk bergabung di misi amal. “Kadang orang-orang beranggapan bahwa kegiatan sosial bisa menyusul setelah memiliki penghasilan yang cukup, namun saya tidak merasa demikian. Karena ketika kita sudah bercukupan, belum tentu kita masih bernafas. Jadi luangkan waktu untuk berbuat sosial itu penting,” jelas Bun Hiong. “Jadi harapan kita agar relawan (misi amal) bisa semakin bertambah. Karena pertumbuhan pasien dan relawan belum seimbang,” tambah Bun Hiong.
Relawan misi amal, Bun Hiong (38), juga berbagi beberapa pengalaman tentang pasien kasus yang ia dampingi.
Kegiatan sosialisasi kali ini diteruskan dengan materi Budaya Humanis Tzu Chi yang dibawakan oleh Megawati (40). Pada sesi ini, Megawati kembali menjelaskan kepada para peserta tentang esensi dari Budaya Humanis Tzu Chi, yakni Gan En, Zun Zhong, Ai (Bersyukur, Saling Menghormati dan Cinta Kasih). Selain itu, ia juga menjelaskan arti Zhi Zu, Gan En, Shan Jie Bao Rong dan He He Hu Xie. Sebelum menutup sharingnya, Megawati pun berpesan kepada para peserta sosialisasi relawan baru tentang pentingnya menempatkan diri di lingkungan yang positif. Salah satu lingkungan yang positif yang dimaksud adalah Tzu Chi. “Shixiong dan shijie (panggilan untuk relawan Tzu Chi laki-laki dan perempuan-red), penting bagi kita untuk berada dalam lingkungan yang penuh dengan kekuatan positif. Karena di lingkungan yang demikian, barulah kita bisa berbaur dengan orang-orang yang positif dan lambat laun diri kita pun akan menjadi positif,” himbaunya.
Menjelang penghujung acara, para peserta pun berbagi kesan mereka pada acara kali ini. Salah satunya ialah Marlina Rosmawaty (37). Ia mulai menjalin jodoh dengan Tzu Chi melalui kunjungan kasih sejak setahun yang lalu. Melihat keluarga yang kurang beruntung, ia pun menyadari berkah dan tertarik untuk menjadi relawan di Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Walaupun yang kita dapatkan belum tentu lebih, namun kita tetap bisa memberikan apa yang kita sanggup, tidak hanya dari segi ekonomi. Hal lain seperti tenaga atau perhatian kita juga bisa kita berikan kepada orang-orang yang membutuhkan,” ungkap Marlina.
Untuk mencairkan suasana, relawan Tzu Chi Batam juga mengadakan beberapa permainan dengan mengajak para peserta sosialisasi relawan baru.
Keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan pribadi masing-masing individu. Selain berbuat kebajikan, melatih diri merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, para relawan pun dengan sukacita menjalani kewajiban dari seorang Bodhisatwa Dunia. Di akhir acara, relawan Tzu Chi Batam mengajak para peserta untuk bersama-sama mendoakan masyarakat damai dan tentram serta dunia bebas dari bencana.
Editor: Arimami Suryo A.
Artikel Terkait
Sosialisasi Relawan Baru Tzu Chi Batam 2017
27 Juli 2017Minggu, 23 Juli 2017 Tzu Chi Batam mengadakan kegiatan sosialisasi relawan baru yang kedua di tahun 2017. Sosialisasi ini diikuti oleh 94 peserta dari berbagai wilayah di Batam.