Sosialisasi Tzu Chi dan Sharing Pengalaman
Jurnalis : Dewi Soejati (Tzu Chi Batam), Fotografer : Budianto, Dewi Soejati (Tzu Chi Batam)Para anggota Komite Tzu Chi dari Jakarta dan Batam memperagakan isyarat tangan dalam acara Sosialisasi Tzu Chi dengan para pengusaha Batam pada Sabtu, 12 Juni 2010. |
| ||
Jam 4 sore, suasana Cendana Ballroom dan lobi terasa sejuk, sarat dengan nuansa Tzu Chi. Di tengah-tengah terpajang tiga buah Rupang Buddha yang dikelilingi rangkaian bunga yang sangat apik dan ditata sedemikian rupa, sesuai konsep yang ingin dikembangkan oleh perancangnya, Lie Moi Tjin Shijie. Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi Jam 6 sore relawan sudah siap di pintu masuk untuk menyambut tamu yang mulai berdatangan. Seusai mengisi buku tamu, para tamu disambut oleh relawan yang menyanyikan lagu “Selamat Datang” untuk kemudian diarahkan ke ruang makan untuk menyantap hidangan beraneka ragam makanan vegetarian.
Ket : - Dengan bersemangat relawan menyambut para tamu yang datang. (kiri) Ketua regu akan membawa tamunya yang sudah selesai menyantap makanan untuk masuk ke Cendana Ballroom ke meja masing-masing sesuai nomor papan yang dipegang dan menempati kursi yang tersedia. Di dalam ballroom tersedia 28 meja bundar yang sudah ditata dengan apik. Di tengah-tengah meja terdapat sebuah mangkuk kecil berisi air dengan 2 kuntum bunga. Ada daun pohon Bodhi, 8 buah batu kecil yang bermakna 8 jalan kemuliaan, serta 8 piring kecil yang berisi kue-kue yang mungil. Seorang ketua regu harus bertanggung jawab terhadap kehadiran tamunya. Hal ini memberikan dampak positif, meja terisi penuh, dan tambahan 30 buah kursi di belakang serta 15 buah kursi di samping juga terisi semuanya. Acara dibuka tepat jam 07.30 malam oleh WenYu Shijie, dengan menampilkan prosesi penyajian teh. Sebanyak 14 orang shijie terlihat membawa baki dengan 2 buah poci teh berjalan masuk diiringi oleh musik, dan berhenti tepat di meja yang sudah ditentukan, yang kemudian disambut oleh 2 orang Shixiong yang bertugas sebagai ketua regu untuk masing-masing meja. Selanjutnya, ketua regu ini kemudian menyajikan teh untuk tamu-tamunya. Kali Angke Tzu Chi Para tamu juga diperkenalkan dengan Misi Amal Tzu Chi melalui pemaparan penanganan pasien kasus oleh Wendy Shijie, dan dilanjutkan dengan berbagi pengalaman oleh Ata dan Paulus Shixiong dari Jakarta.
Ket: - Dengan penuh semangat relawan dan pengusaha Batam mendengarkan sharing dari relawan Tzu Chi Jakarta. (kiri). Acara selanjutnya yang juga merupakan inti acara adalah berbagi pengalaman oleh Sugianto Kusuma. Sebagai seorang pengusaha sukses tentu sudah terbiasa menangani berbagai masalah, kecil atau besar dengan caranya sendiri. Namun dalam menangani masalah bencana alam, sebagai relawan Tzu Chi, Sugianto bisa sepenuhnya mendengar masukan-masukan dari Master Cheng Yen yang terbukti selalu tepat sasaran. Yang paling mengesankan adalah konsep “5P” (Pembersihan, Penyedotan, Pembasmian Racun, Pengobatan, dan Perumahan) dari Master Cheng Yen saat Jakarta dilanda banjir besar tahun 2002. Keberhasilan konsep ini tercermin dari penganugerahan nama Kali Angke Tzu Chi untuk Kali Angke, dan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Cengkareng selalu menjadi percontohan, baik oleh pemerintah kota atau pengamat dari manca negara. Selain itu, kesigapan Tim Tanggap Darurat Tzu Chi telah mendapat pengakuan dari pemerintah, yang diberikan dalam bentuk kerja sama bahwa dalam setiap penanggulangan bencana, Tzu Chi diizinkan untuk turun ke lokasi dengan menggunakan fasilitas yang dimiliki pemerintah pada kesempatan pertama. Para tamu sangat terkesan dengan suasana malam itu dan terkesima oleh penampilan isyarat tangan, maka walaupun malam sudah agak larut, para tamu masih menunggu sampai acara ditutup dengan isyarat tangan “Wajah yang Bahagia”. Meski saat itu jam sudah menunjukan jam 10 malam, namun para tamu masih sabar menunggu tanda tangan buku oleh Sugianto Kusuma. Malam itu terjual 34 buku. Anas Shixiong yang mengaku belum mempunyai pengalaman dalam mengoordinasi acara Tzu Chi, merasa kagum atas dukungan dan komitmen para relawan Tzu Chi Batam. Dalam segala kesibukannya, para relawan masih bisa meluangkan waktu untuk mengikuti 3 kali rapat pembahasan materi acara, sehingga acara bisa berjalan lancar dan baik. Sebagai relawan yang belum lama bergabung, Anas mengaku belum mempunyai rencana konkret namun senantiasa siap jika mendapat “fu tian” (ladang berkah). Semoga kebijaksanaan dan berkah tumbuh bersama. | |||