Sosialisasi Tzu Ching Batam
Jurnalis : Yusnita Kurniawati (Tzu Ching Batam), Fotografer : Kevin, Emi, Susanto (Tzu Ching Batam) Sosialisasi ini bertujuan untuk mengenalkan apa itu Tzu Chi dan Tzu Ching kepada para generasi muda di Batam. |
| ||
Tepat pukul 09.30 WIB, para shigu-shibo yang menjadi ketua pendamping regu membawa teman-teman yang sudah melakukan registrasi menuju ke ruangan sosialisasi yang sudah disiapkan. Setibanya di ruangan tersebut tak lupa pula Lusi dan Yusnita yang pada saat itu menjadi MC menyambut mereka dengan senyuman tanda keramahan dari diri mereka. Terdengarlah sebuah lagu selamat datang yang menyambut kedatangan mereka. Acara pun dimulai setelah MC memimpin semua yang ada di ruangan itu untuk berdiri dan bersikap anjali untuk memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen. Suasana khidmat menyelimuti ruangan ketika mereka mendengar penjelasan sejarah berdirinya Tzu Chi yang disampaikan oleh Budi Shixiong. Penjelasan dari Budi Shixiong seakan membuat teman-teman yang hadir memiliki rasa penasaran dan ingin tahu yang mendalam tentang Tzu Chi dan kenapa bisa ada Tzu Ching. Rasa penasaran itu pun terjawab setelah David dan Santoso menjelaskan apa itu Tzu Ching dan bagaimana sejarahnya. Ternyata Tzu Ching itu adalah perkumpulan mahasiswa/i yang berumur 18-25 tahun, belum menikah dan datang dari berbagai universitas. Tzu Ching adalah generasi penerus dari Tzu Chi yang nantinya diharapkan akan dapat mewarisi misi dan visi Tzu Chi. Di dalam sosialisasi Tzu Ching ini tersimpan sebuah harapan kepada mereka yang datang agar bisa bergabung menjadi Tzu Ching yang mempunyai hati Bodhisatwa yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala hal dan bersikap bijaksana dalam mengatur waktu.
Keterangan :
Dalam sosialisasi ini juga dijelaskan kegiatan yang dilakukan oleh Tzu Ching Batam dalam mengisi waktu luang mereka selain kuliah dan kerja. Ternyata Tzu Ching Batam membuat program celengan bambu, latihan shou yu (isyarat tangan) serta membuat acara gathering memasak vegetarian yang diadakan sebulan atau dua bulan sekali di rumah Minah Shigu dengan tujuan agar para Tzu Ching bisa belajar bervegetarian. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Ketua regu membawa teman-teman yang sudah terbagi menjadi lima kelompok untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh para Shigu yang meluangkan waktunya untuk datang ke acara Sosialisasi Tzu Ching yang kedua ini. Satu jam berlalu, ketua regu mengajak teman-teman kembali duduk di tempat yang telah disediakan. Acara kembali dilanjutkan oleh MC dengan penampilan isarat tangan “Wo De Ming Zi Jiao Yong Gan” (Namaku Adalah Si Pemberani) oleh para Tzu Ching Batam. Tepukan meriah pun mengiringi penampilan mereka. Suasana yang tadinya penuh keceriaan kini kembali tenang ketika Helen Shigu sedikit memberikan penjelasan tentang tata krama dalam Tzu Chi. Terlihat raut wajah teman-teman yang paham akan penjelasan tentang tata krama dalam Tzu Chi tersebut.
Keterangan :
Acara games pun tiba. Semua yang ada di ruangan itu dibagi menjadi dua kelompok yang nantinya setiap kelompok diberi bambu. Suasana semakin riuh ketika dua kelompok tersebut berlomba-lomba agar mereka bisa menurunkan bambu dengan cepat. Tiga puluh menit pun berlalu. Pembawa acara mendapatkan kelompok yang dinyatakan sebagai pemenang karena sudah berhasil menurunkan bambu terlebih dahulu, ternyata pada saat menurunkan bambu dengan jari telunjuk membutuhkan kekompakan setiap anggota kelompok. Jika mereka belum bisa menyatukan hati maka akan sulit untuk menurunkan bambu tersebut. Keceriaan tidak berhenti di situ saja karena setelah games, MC pun mengajak semua yang ada di ruangan itu untuk belajar isarat tangan yang berjudul (Di Yi Dao Shu Guang dan Yin Xing de Chi Bang). Teman-teman yang berada di ruangan tersebut sangat menikmati kegiatan sosialisasi ini. Bahkan teman-teman yang datang dari tiga universitas tersebut mempunyai perwakilan masing-masing untuk sharing. Pada saat sharing ini mereka mengatakan tertarik untuk bergabung di Tzu Ching karena Tzu Ching tidak membedakan agama. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa kegiatan di Tzu Ching Batam sangat menarik untuk diikuti, bahkan mereka juga mengatakan akan mengajak teman-teman yang lain untuk datang mengikuti acara sosialisasi berikutnya. Acara pun mulai berakhir dengan adanya penyampaian pesan cinta kasih yang disampaikan oleh Rudi Shibo yang memberikan semangat kepada Tzu Ching Batam agar mereka bisa mengajak teman-teman yang lain bergabung ke Tzu Ching Batam. Biasanya pada acara penutupan pihak panitia selalu memberikan suvenir berupa sebuah celengan bambu, tapi sosialisasi kali ini sedikit berbeda karena suvenirnya tidak berupa celengan bambu yang biasa dibuat oleh Tzu Ching Batam, tetapi berupa sebuah buku yang berjudul “20 Kesulitan dalam Kehidupan”. Dengan dibaginya buku ini diharapkan semuanya bisa mengerti apa makna yang terkandung dalam buku tersebut. Tak terasa lima jam sudah kebersamaan teman-teman dalam acara sosialisasi ini. Acara pun berakhir dengan memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen. Dengan berakhirnya acara sosialisasi tersebut diharapkan kita dapat bersama-sama berlomba dalam berbuat kebajikan sebanyak mungkin.
| |||
Artikel Terkait
Bantuan Sembako Untuk Warga Paya Togok
11 November 2022Relawan Tzu Chi Tanjung Batu pada Minggu, 06 November 2022 membagikan 113 paket sembako yang berisi 5 Kg beras, 1 Kg gula, 1 liter minyak goreng, 1 bungkus mi instan, dan satu kotak teh celup kepada warga Paya Togok dan penerima bantuan khusus Tzu Chi.
Memberi Kehangatan Batin untuk Oma dan Opa
26 April 2017Perhatian relawan Tzu Chi kepada oma dan opa penghuni panti jompo tak pernah terhenti. Kasih sayang yang diberikan mampu mengobati hati para penghuni panti jompo, yang rindu akan kehadiran anaknya. Seperti pada Kamis, 20 April 2017, Relawan Tzu Chi Bandung menyambangi Panti Wreda Karitas di Cimahi Selatan.