Staf Tzu Chi Gelar Doa Bersama untuk Wuhan
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariSeluruh staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memanjatkan doa bersama yang ditujukan bagi seluruh masyarakat yang terdampak virus corona baik di Wuhan dan negara lainnya.
Pagi ini, Selasa 4 Februari 2020, seluruh staf Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memanjatkan doa bersama yang ditujukan bagi seluruh masyarakat yang terdampak virus corona. Bukan semata-mata melafalkan permohonan, para staf juga mempunyai harapan masing-masing terhadap membaiknya kondisi di Wuhan dan negara terdampak lainnya.
“Sejujurnya ada rasa sedikit cemas dan takut juga karena virus ini kan menyebarnya sangat cepat dan bisa menular dari manusia ke manusia. Apalagi untuk saya masih ada keluarga dari mama yang tinggal di Tiongkok,” ucap Wenny Oentoro, staf Tzu Chi. Walaupun begitu, Wenny juga mengaku lega karena keluarganya di sana tidak harus menjalani berbagai proses terkait karantina atau semacamnya. “Bersyukur juga karena tempat tinggal saudara itu kebetulan masih sangat jauh dari Wuhan. Jadi mereka tinggal di wilayah Fujian dan itu masih ke pedalaman lagi,” jelasnya.
Saat ini Wenny dan keluarganya di Indonesia tetap memberikan dukungan dan selalu berdoa semoga semua bisa kembali pulih seperti semula, sehingga ia dan keluarganya pun bisa menyempatkan pulang ke kampung halaman sang mama dalam momen liburan.
“Semoga yang sehat tetap sehat dan yang sakit bisa lekas sembuh sehingga bisa kembali berkumpul dengan keluarga,” harap Wenny.
Wenny Oentoro berharap kondisi bisa segera membaik dan para pasien bisa sembuh kembali sehingga bisa berkumpul dengan keluarga.
Helena Himawan, HR Director Tzu Chi Indonesia mengapresiasi sumbangsih para staf dalam doa bersama yang dilakukan di ruang meeting, lantai 6 yayasan pagi ini. Baginya selain barang-barang bantuan yang telah dikirimkan ke Wuhan Tiongkok, doa juga merupakan kepedulian yang penting.
“Berdoa adalah suatu wujud perhatian, kepedulian, dan bahwa kita memberikan satu harapan semoga ke depannya dan secepatnya, kondisi akan lebih baik,” ujar Helena.
Sebenarnya dari Taiwan, lanjut Helena, Master Cheng Yen selalu mengimbau para shifu (bhiksuni di Griya Jing Si) maupun relawan untuk melakukan doa bersama di satu waktu yang selalu sama setiap harinya. “Kalau Tzu Chi Taiwan melakukannya di pukul 13.30 waktu setempat, tapi kita di Indonesia tidak bisa lakukan bersama serentak karena perbedaan waktu, maka kita lakukan setelah ceramah pagi,” jelasnya.
Pada momen ini pula, Helena menjadikannya sebagai momen untuk membangkitkan kesadaran bersama, bahwa penting untuk selalu menjaga kesehatan diri masing-masing. “Virus ini sudah merebak, jadi kita semua juga harus tahu bagaimana cara pencegahannya sehingga kita bisa menjaga diri kita masing-masing,” pesannya.
Helena Himawan (ketiga dari kiri) menekankan bahwa selain barang-barang bantuan yang telah dikirimkan ke Wuhan Tiongkok, doa juga merupakan kepedulian yang penting bagi sesama.
Senada dengan Helena, Hendry Chayadi, Manager Departemen Humanistic Culture mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, juga menerapkan pola hidup yang baik.
“Master Cheng Yen mengimbau untuk mengurangi mengonsumsi daging karena kita tahu bahwa kabarnya virus corona ini disebarkan lewat hewan, kemudian menular dari manusia ke manusia. Dengan mengurangi konsumsi hewan, kita bisa mengendalikan penyebarannya. Paling tidak jangan sampai menyebar lebih luas lagi,” papar Henry.
Melalui doa bersama pula, Hendry berharap kekuatan ketulusan, keyakinan, dan niat baik dari semua orang bisa memancarkan energi positif untuk semua makhluk, khususnya orang-orang yang terdampak penyakit tersebut. “Karena kalau kita lihat juga bukan hanya yang sakit tapi juga orang-orang yang berjuang di garis depan itu, yang bertugas di rumah sakit dan sebagainya juga mempunyai keluarga. Mereka mengesampingkan kepentingan sendiri demi kemanusiaan. Ini juga merupakan dukungan moril bagi mereka,” lanjutnya.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Membuang Mitos Bulan Hantu
22 September 2014 Mitos bahwa bulan tujuh penanggalan Imlek adalah bulan hantu sudah lama dipercayai oleh masyarakat etnis Tionghoa. Hal ini yang mendasari Kantor Penghubung Tzu Chi di Kota Tebing Tinggi untuk menggelar acara doa bersama pada tanggal 7 September 2014 di Sekolah Djuanda.Bantuan AirAsia QZ8501: Doa Bersama Keluarga Penumpang
03 Januari 2015Relawan Tzu Chi melakukan doa bersama dengan keluarga penumpang AirAsia QZ 8501 di dalam Ruangan Mahameru, RS Bhayangkara, Polda Jatim. Doa yang bersifat lintas agama ini diiringi lagu Cinta dan Damai yang berisi harapan agar dunia bebas dari bencana.
Doa Bersama Bulan Tujuh Penuh Berkah
31 Agustus 2022Memperingati Bulan Tujuh Penuh Berkah, Tzu Chi Batam mengadakan Ritual Namaskara dan Doa Bersama pada tanggal 7 Agustus 2022. Tercatat ada sebanyak 128 insan yang menghadiri kegiatan tahun ini.