Stasiun Televisi Cinta Kasih nan Inspiratif

Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Martin (Tzu Chi Medan)

DAAI Medan

Pada Sabtu, 7 November 2015, insan Tzu Chi Medan menyambut rumah kedua di Kompleks Jati Junction, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Selain menjadi pusat kegiatan kerelawanan, bangunan berlantai enam itu juga akan menjadi tempat operasional DAAI TV di lantai 3 dan 4 serta Jing Si Books and Café di lantai dasar.

Sejak resmi bersiaran pada 30 Juni 2007, DAAI TV Medan konsisten menyebarkan aliran jernih di Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara itu. Semakin berkembangnya barisan Bodhisatwa dunia serta misi Tzu Chi di Kota Medan juga berdampak pada stasiun televisi bermotokan televisi cinta kasih itu.

Pada Sabtu, 7 November 2015, insan Tzu Chi Medan menyambut rumah kedua di Kompleks Jati Junction, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan. Turut hadir dalam peresmian ini Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Ketua Tzu Chi Medan Mujianto,   Koordinator PT Jing Si Mustika Abadi Indonesia Li Ying, CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin, relawan Tzu Chi dari Jakarta dan berbagai kota di Sumatera Utara, para donatur serta tokoh masyarakat dan pemuka agama di Medan. Selain menjadi pusat kegiatan kerelawanan, bangunan berlantai enam itu juga akan menjadi tempat operasional DAAI TV di lantai 3 dan 4 serta Jing Si Books and Café di lantai dasar.

DAAI Medan

Ustad Drs. Amirnuddin dalam ceramahnya menyarankan kepada umatnya untuk menyaksikan DAAI TV.

Tentunya, perpindahan ini diharapkan dapat memberi tempat yang lebih baik bagi DAAI TV untuk menyiarkan program-program berlandaskan Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan (Zhen Shan Mei). “Saya sangat bangga dengan dengan DAAI TV yang menyiarkan tayangan dan sifatnya membangun serta lintas agama,” pungkas Mujianto.

Sepakat, Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi mengapresiasi kerja DAAI TV yang konsisten menayangkan tayangan inspiratif. “DAAI TV selalu menggalang hati para pemirsa dengan menayangkan hal-hal yang positif. Sehingga setiap kita menonton siaran DAAI TV, pikiran kita akan jadi tenang meski sebelumnya pikiran kita kacau karena pekerjaan,” ujar Erry.

DAAI Medan

CEO DAAI TV, Hong Tjhin mengajak masyarakat untuk terus menyaksikan DAAI TV dan memberikan kritik dan saran yang membangun.

Seperti Erry, Ustad Drs. Amirnuddin bersyukur akan adanya televisi yang menayangkan kebajikan dan pesan-pesan positif. Selain itu, DAAI TV juga tidak menayangkan tayangan yang mengandung unsur kekerasan serta politik. “Sehingga dalam ceramah, saya menyarankan ke jemaah saya agar selalu menonton DAAI TV,” aku Amirnuddin.

Mendapat sambutan hangat, CEO DAAI TV, Hong Tjhin merasa bersyukur. Dia juga mengajak masyarakat luas untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar ke depannya DAAI TV dapat terus memberikan tayangan yang lebih baik lagi. “Tontonlah terus siaran DAAI TV dan berikanlah masukan-masukan sehingga ke depannya DAAI TV akan lebih bagus lagi,” ujar Hong Tjhin.

Menjadi Gerbang Bodhisatwa Dunia

Koordinator PT Jing Si Mustika Abadi Indonesia Li Ying yang turut hadir bahagia dengan berdirinya Jing Si Books and Café keempat di Indonesia. Bertempat di Medan, Li Ying mengucapkan syukur terutama kepada para donatur dan relawan yang membantu berdirinya bangunan tersebut. Dia juga berharap Jing Si Books and Café Medan dapat menjadi gerbang untuk menggalang Bodhisatwa baru.

DAAI Medan

Koordinator PT Jing Si Mustika Abadi Indonesia Li Ying (kiri) berharap Jing Si Books and Café dapat menjadi pintu gerbang Bodhisatwa dunia.

“Saya berharap Jing Si Books and Café ini bisa menjadi tempat kumpul untuk para tamu atau relawan  dan sebagai tempat untuk sharing serta membaca buku-buku Master Cheng Yen sambil menikmati secangkir teh atau kopi.  Buku itu sangatlah penting karena buku-buku di sini mengandung Dharma. Kita juga berharap bisa menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia,” ujarnya.

Pada hari peresmian itu, para hadirin yang hadir disuguhkan penganan khas berbahan dasar produk-produk Jing Si. Produk-produk Jing Si ini dikreasikan oleh para relawan menjadi makanan yang lezat nan menarik.  Misalnya Nasi Instan Jing Si yang dikreasikan menjadi berbagai makanan yang menggugah selera. “Kita olah menjadi nasi tumpeng, Suk Cang, ketupat, Lemang, Wajik, wajik bandung, lemper,  onigiri, dan masih banyak lagi," ungkap Lina Chandrina, salah satu relawan yang membantu tim konsumsi.

DAAI Medan

Berbagai makanan ringan kreasi dari produk-produk Jing Si disuguhkan kepada para hadirin pada hari itu.

Olahan ini menambah sambutan antusias. Misalnya dari Qing Yuan, salah satu relawan asal Taiwan yang sering membantu di bidang konsumsi. “Saya suka semua kue -kue hari ini. Dengan menambah santan di Nasi Jing Si membuat cita rasanya begitu enak,” akunya.


Artikel Terkait

Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -