Salah murid murid dengan lantang menjawab pertanyaan seputar bahaya narkoba yang diberikan oleh dr. Jupanri.
Tanah berwarna cokelat kekuningan, dan sedikit bergelombang menjadi akses jalan yang harus dilewati menuju lokasi sekolah SMPN 3 Rakit Kulim. Pada tahun 2014, SMPN 3 Rakit Kulim ini berubah status menjadi sekolah negeri dengan jumlah murid 106 siswa, 14 guru dan 4 pengurus.
SMP N 3 Rakit Kulim menjadi satu-satunya SMP di Desa Bukit Indah yang jauh dari pemukiman warga. Mayoritas murid di sekolah ini dari suku asli Talang Mamak yang minim informasi dari luar.
“Dibandingkan sekolah di kecamatan lainnya, sekolah ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena di SMPN 3 ini belum pernah ada yang memberi penyuluhan sehingga pihak sekolah serta staf pengajar sangat antusias menerima penyuluhan ini,” jelas Achmad Yusurelawanan yang melakukasurveiey ke SMP N 3.
Para murid sudah duduk lesehan di salah satu ruangan, beberapa guru tengah bersiap menyambut kedatangan relawanan diteras sekolah. “Selamat pagi, selamat datang ibu dan bapak di sekolah kami. Terima kasih sudah datang jauh jauh, sapa seorang guru sembari mengarahkan relawanan berjalan ke sebuah ruangan. “Maaf pak bu, kita semua duduk lesehan karena keterbatasan ruangan di sekolah kami. Jika di luar jelas kepanasan kita nanti,” sambung guru lainnya.
Dr. Jupanri Siregar memberikan peyuluhan bahaya Narkoba yang bertemakan Stay Away From Drugs. Para murid dan para guru SMP Negeri 3 Rakit Kulim sangat antusias dan serius menyimak penjelasan dr. Jupanri.
Masuk kedalam ruangan semua mata para murid-murid tertuju pada relawan Tzu Chi. Daddo Damanik salah satu relawanan Tzu Chi dari Xie Li Indragiri menyapa para murid dan mulai menjelaskan maksud dan tujuan dari penyuluhan tentang bahaya narkoba.
“Senang sekali rasanya kita semua dapat berkumpul hari ini dalam kegiatan penyuluhan bahaya narkoba. Pengaruh narkoba saat ini sudah sangat luas. Usia remaja menjadi paling rentan terhadap pengaruh narkoba. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para remaja tentang dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba sehingga remaja akan sadar pentingnya menentukan masa depan bangsa,” ujar Daddo.
Warisno (43) kepala sekolah SMP Negeri 3 Rakit Kulim dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepad relawan Tzu Chi Sinar Mas yang sangat peduli kepada murid-murid SMPN 3 Rakit Kulim.
“Kami dari pihak sekolah mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu sudah memilih sekolah kami untuk memberi penyuluhan. Baru pertama ini di sekolah kami ada penyuluhan dan topik yang dibahas juga sangat bermanfaat bagi anak didik kami. Semoga kegiatan serupa akan terus berkelanjutan di sekolah kami,” ucap Warisno yang sudah 10 tahun menjadi kepala sekolah di SMP Negeri 3 Rakit Kulim.
Murid murid sangat bersemangat, antusias dan penuh keceriaan saat mengikuti kuis, terlihat sekali interaksi timbal balik yang sangat baik sekali.
Karena baru kali pertama relawan Tzu Chi Sinar Mas dari Xie Li Indragiri mengadakan kegiatan di sekolah ini, maka relawan menyosialisasikan tentang Yayasan Buddha Tzu Chi yang bergerak di bidang misi amal kemanusiaan kepada para murid-murid sekolah dan guru-guru.
Bonasal Parulian Girsang relawanan Tzu Chi Sinar Mas menjelaskan secara singkat dan jelas bahwa Yayasan Tzu Chi didirikan oleh seorang Bhiksuni, yaitu Master Cheng Yen di Hua Lien, Taiwan. Master Cheng Yen dalam menjalankan visi dan misi Tzu Chi berlandaskan cinta kasih universal dan selalu memegang teguh prinsip tidak membeda-bedakan agama, ras, suku, etnis.
Bonasal menyapa para murid dengan satu pertanyaan adakah yang tahu apa itu vegetarian sambil menunjuk salah satu murid untuk menjawab, “Vegetarian itu kita tidak makan daging jadi makan sayur dan buah bu,” Jawab Syasin Sucranana (14) dengan malu malu. Ruangan pun berubah dengan tepuk tangan yang meriah Bonasal memberikan contoh pola hidup sehat dengan vegetarian seperti yang dilakukan Master Ceng Yen yang hingga saat ini masih sehat.
Setelah menyosialisasikan kegiatan Tzu Chi, relawan mulai meyosialisasikan tentang bahaya narkoba yang bertemakan “Stay Away From Drugs” yang dibawakan oleh dr. Jupanri Siregar dokter dari perusahaan.
dr. Jupanri menjelaskan di era yang makin modern ini, narkoba menjadi suatu ancaman serius bagi remaja baik di lingkungan rumah, sekolah ataupun pergaulan. Di usia 16 sampai 24 tahun menjadi sangat rentan terpengaruh penggunaan narkoba. “Sangatlah penting diberikan penyuluhan sehingga remaja menjadi paham akan efek serta dampak dari penyalahgunaan narkoba,” ucap dr. Jupanri.
Pada penyuluhan ini dr. Jupanri juga menjelaskan dengan rinci barang-barang narkoba dan jenisnya serta dampak jangka panjang dari penggunannya. Para murid dan guru sangat antusias serta fokus mendengarkan penjelasan dokter.
“Cara pak dokter jelasin senang, mudah dimengerti terus tadi juga ada foto-foto jenis narkobanya. Jadi tahu bentuk narkoba begitu ya, jadi kita kalau dikasih orang langsung nolak soalnya serem denger efek kecanduan tadi,” ujar Putri Suci Nur Aisyah (13) dengan ekpresi serius.
Yogi Martinan memberikan souvenir kepada para guru SMP Negeri 3 Rakit Kulim sebagai ucapan terima kasih menerima relawan Tzu Chi untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan kepada para siswa-siswi.
Kegiatan penyuluhan ini diakhiri dengan permainan kuis seputar materi penyuluhan. “Supaya anak-anak lebih paham lagi jadi kita berikan semacam kuis, jika benar menjawab, maka anak-anak atau guru akan mendapatkan souvenir dari Tzu Chi,” ujar Achamd Yusuf sembari mempersiapkan sounevir.
“Kita mulai kuis yaa, siap semuanya. . . pertanyaan pertama, apa singkatan dari narkoba. . .?” tanya pemandu kuis. Satu anak cepat mengangkat tangan. “Narkoba adalah narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya,” jawab Sanjaya (14) dengan tegas dan lantang. Seketika suara tepuk tangan riuh dalam ruangan.
“Pertanyaan kedua, sebutkan tiga penggolongan narkoba menurut efek yang ditimbulkan? Ruangan berubah menjadi hening, anak-anak terlihat berbisik-bisik. “Ayo tidak ada yang bisa menjawab, ibu kasih clue ya, yang pertama deprestans, selanjutnya ap?,?, ” tanya Ida yang memandu kuis. “Kedua stimulants dan ketiga hallusinogens,” jawab Clara (14) dengan serius. Ruangan kembali gaduh dengan tepuk tangan yang meriah.
Pada acara kuis ini interaksi relawan dan murid sekolah terlihat atraktif. “Senang sekali melihat anak anak hari ini, semua aktif. Biasanya jika ditanya di dalam kelas tidak ada yang mau menjawab, ini tadi semua mau menjawab,” ucap Nurhasanah guru agama.
Para peserta murid sekolah , guru dan relawan Tzu Chi cabang Sinar Mas dari Xie Li Indragiri menjalani foto Bersama setelah acara penyuluhan berakhir.
Yogi Martina relawan Tzu Chi Sinar Mas yang yang turut hadir mengatakan penyuluhan bahaya narkoba ini cukup efektif penyampainnya kepada siswa-siswi yang hadir. “Semoga kegiatan penyuluhan ini dapat dilaksanakan kembali sehingga siswa lebih paham,” ujar Yogi.
Para relawanan Tzu Chi, dan guru sekolah meyakini untuk menggapai masa depan yang cerah dibutuhkan mental dan fisik yang sehat, tubuh yang bebas dari pengaruh narkoba. Setiap menjalankan kegiatan Tzu Chi relawan selalu bersyukur karena melihat murid-murid, masyarakat, dan guru yang mendukung setiap kegiatan Tzu Chi. Sesuai dengan kata perenungan Master Cheng Yen” Sebutir benih dapat menghasilkan benih yang tidak terhingga, sebersit niat baik dapat menyebarkan kebaikan yang tidak terhingga”.
Editor: Anand Yahya