Suara Kasih: Bahagia dan Tidak Tersesat
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai NewsJudul Asli:
Manfaat dan mudarat sebuah teknologi bergantung pada pikiran manusia | |||
Lihatlah, unsur air di dunia ini begitu tidak selaras. Saat turun hujan lebat, akan terjadi bencana banjir. Jika tidak, maka akan terjadi bencana kekeringan sehingga tanaman pangan sulit untuk tumbuh. Ini semua berkaitan erat dengan kehidupan manusia. Melihat hal ini, saya sungguh khawatir dan merasa tidak tega. Akan tetapi, kita dapat melihat insan Tzu Chi di berbagai negara selalu memberi kehangatan dan memerhatikan orang-orang yang membutuhkan. Contohnya Vietnam. Anak-anak dari keluarga kurang mampu mengalami kesulitan untuk mengenyam pendidikan. Anak-anak itu sangat pintar. Bagaimana cara kita membantu mereka agar bisa mengenyam pendidikan? Untuk itu, insan Tzu Chi bekerja sama dengan pengusaha Taiwan setempat untuk memerhatikan pendidikan anak-anak. Untuk itu, mereka melakukan kunjungan dari rumah ke rumah di wilayah yang sangat becek. Meski harus mendaki gunung atau melewati jalan kecil yang berlumpur, mereka terus melangkah maju tanpa gentar. Lihatlah, mereka melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Melihat para Bodhisatwa dunia menganggap anak-anak di dunia bagai anak sendiri, saya sungguh merasa tersentuh. Akan tetapi, kita juga dapat melihat laporan media massa tentang kehidupan sekelompok anak muda zaman sekarang. Di negara maju seperti Eropa dan Amerika Utara, banyak anak muda yang tidak bekerja, tidak berkeluarga, dan terus bergantung hidup pada orang tuanya. Banyak sekali. Inilah yang disebut “generasi gagal”. Di Kanada, ada pula sekelompok anak muda yang disebut “NEETs”, yaitu orang-orang yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan untuk mempelajari suatu keterampilan. Melihat berita seperti itu, saya sungguh merasa khawatir. | |||
| |||
Kemarin kita dapat melihat hampir seribu anggota Tzu Ching pulang ke Griya Jing Si dengan berjalan kaki. Cuaca kemarin sangat panas. Akan tetapi, sekelompok anak muda itu tetap sangat giat dan bersemangat untuk mempelajari bagaimana Tzu Chi berdiri di tengah kondisi sulit. Lihatlah, mereka mendengarnya dengan serius. Mereka belajar bagaimana kita mengatasi segala rintangan, bagaimana kita hidup hemat dan giat demi mencapai hari ini, dan bagaimana kita menyebarkan benih cinta kasih ke seluruh dunia sehingga ada begitu banyak relawan yang bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Anak-anak sudah mengerti bahwa tiada kesulitan yang tak dapat diatasi. Asalkan ada keinginan dan bersedia membangun ikrar luhur, maka tiada kesulitan yang tak dapat diatasi. “Nama saya Yu Guo-en. Tahun ini berusia 33 tahun. Pada saat berusia 29 tahun, dokter berkata bahwa saya mengidap penyakit degeneratif saraf turunan yang tidak bisa disembuhkan.” | |||
| |||
Anak tersebut berkata, “Saya menyaksikan Da Ai TV. Dari program Lentera Kehidupan, saya melihat banyak orang yang lebih menderita dari saya. Ada yang sudah cacat sejak lahir. Setidaknya saya pernah menikmati kehidupan normal selama 29 tahun. Dari program Da Ai TV, saya mulai memahami pelestarian lingkungan. Saya akan terus melakukan daur ulang hingga akhir hidup saya.” Pada saat berusia 29 tahun, dia didiagnosis menderita penyakit itu. Meski kini sudah berusia 33 tahun, dia sangat berpuas diri, berpengertian, dan hatinya selalu penuh rasa syukur. Kehidupannya sudah berubah. Jadi, di dunia ini, tiada hal yang tak bisa dicapai. Penderitaan terdiri atas penderitaan fisik dan penderitaan akibat ketidakberdayaan yang sulit untuk diubah, contohnya Negara Somalia. Ada pula bencana batin seperti yang dialami oleh anak muda Eropa dan Amerika Utara. Dengan mengubah pola pikir, kita bisa menciptakan kehidupan yang bahagia dan memiliki hati penuh sukacita. Contohnya, anak muda di Malaysia dan Taiwan. “Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu”, inilah yang diajarkan oleh Buddha. Sungguh, kita harus saling bekerja sama untuk menciptakan kehidupan yang bahagia. Bukankah ini yang harus kita usahakan? Baiklah. Singkat kata, kita sungguh berharap para anak muda yang berbakat bisa menyucikan hati dan menyongsong masa depan yang cemerlang tanpa tersesat. Inilah harapan kita terhadap anak muda masa sekarang. Dengan demikian, barulah kehidupan di dunia ini ada harapan. (Diterjemahkan Oleh: Laurencia Lou) | |||
Artikel Terkait
Bakti Lingkungan Demi Bumi
03 September 2010 Pada Sabtu siang yang cerah, tanggal 28 Agustus 2010 diadakan acara peringatan 20 tahun Misi Pelestarian Lingkungan Tzu Chi yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi bekerja sama dengan relawan Summarecon di Taman Jogging Kelapa Gading, Jakarta Utara.Menabur Benih Cinta Kasih Bersama Tzu Chi
31 Mei 2023Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1 mengadakan sosialisasi relawan pada Minggu, 21 Mei 2023 di Ruang Budaya Humanis, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dan diikuti 13 peserta.
Rumah Baru Nenek Aisyah
19 November 2019Aisyah tinggal di rumah yang kurang layak huni. Program bedah rumah bagi Aisyah, warga Tipar Cakung, Jakarta Timur dimulai pada tanggal 23 September 2019. Kurang lebih 3 bulan kemudian (6/11/2019), para relawan berkumpul di rumah Aisyah untuk secara resmi menyerahkan kunci rumah baru bagi Aisyah sekeluarga.