Suara Kasih: Bekerja Sama dengan Harmonis untuk Menyebarkan Cinta Kasih

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Bekerja Sama dengan Harmonis untuk Menyebarkan Cinta Kasih

Bekerja sama dengan harmonis untuk membantu orang yang membutuhkan
Insan Tzu Chi membangun ruang kelas rakitan untuk murid-murid di Filipina
Cinta kasih yang nyata merupakan hal yang paling indah di dunia
Bersukacita melihat kebahagiaan pasien yang menerima manfaat dari baksos kesehatan

Topan Nari telah menyebabkan kerusakan yang cukup besar di Pulau Luzon, Filipina. Berdasarkan prakiraan cuaca, dikhawatirkan topan ini juga akan membawa kerusakan bagi Vietnam. Oleh karena itu, semua orang perlu meningkatkan kewaspadaan. Inilah ketidakselarasan unsur air. Kita semua harus membangkitkan ketulusan untuk berdoa bagi warga Vietnam. Inilah ketidakselarasan unsur alam.

Kita juga telah melihat badai pasir menerjang Xinjiang, Tiongkok. Debu pasir yang tebal menyelimuti seluruh kota. Selain itu, kita juga melihat tayangan yang penuh kehangatan. Di Zamboanga, Filipina, kapal yang mengangkut barang bantuan Tzu Chi telah tiba di pelabuhan. Pihak militer dan penduduk setempat bergerak untuk memindahkan barang bantuan tersebut. Mereka tahu bahwa barang bantuan ini dikirimkan dari Taiwan ke kantor cabang Tzu Chi di Manila, lalu kembali dikirimkan lagi ke Zamboanga. Lihatlah, semua orang begitu bersatu hati dan bergotong royong untuk memindahkan barang bantuan. Semua orang memindahkan barang tersebut dengan penuh syukur.

Bulan lalu, kondisi di seluruh Zamboanga sangat tidak aman akibat terjadi konflik antara pihak pemerintah dan pasukan pemberontak. Konflik ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Lebih dari 20.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. Penderitaan mereka sungguh tak terkira. Akan tetapi, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menolong mereka. Kita harus memanfaatkan sumber daya setempat dan menggerakkan setiap orang agar bekerja sama dengan harmonis untuk membantu warga Zamboanga.

Minggu lalu, saat ketua dan wakil ketua Tzu Chi Filipina pulang ke Hualien, saya bertanya kepada mereka, “Apakah kalian masih membutuhkan bantuan beras dari Taiwan?” Mereka berkata, “Sekarang kami masih memiliki persediaan beras yang cukup di Manila. Kami sudah bersiap-siap untuk mengirimkannya ke Zamboanga.” Mendengar itu, saya berkata kepada mereka untuk menginspirasi lebih banyak warga Filipina agar setiap orang turut mengerahkan kekuatan. Jika setiap orang mengerahkan kekuatan cinta kasih, barulah kehidupan di Filipina bisa harmonis.

Kini mereka tengah mencari cara untuk menggerakkan lebih banyak orang. Akan tetapi, sebagian barang bantuan sudah tiba di Zamboanga. Masa pemulihan setempat membutuhkan waktu yang sangat lama. Jadi, kini pemerintah setempat bertanya apakah insan Tzu Chi Taiwan bisa membantu membangun ruang kelas rakitan sementara bagi para murid di sana. Ini karena mereka telah melihat ruang kelas rakitan sementara yang dibangun oleh Tzu Chi di Zimbabwe dan merasa sangat terkesan. Karena itu, kita yang berada di Taiwan segera mempercepat langkah untuk mempersiapkan 160 ruang kelas rakitan.

Saya sangat berterima kasih kepada para anggota Tzu Cheng dan insan Tzu Chi di Taiwan yang setelah mendengar kabar ini, segera bergerak untuk mempersiapkannya. Saya berharap setiap orang di dunia bisa mengembangkan hati Bodhisattva. Di mana terjadi bencana, kekuatan cinta kasih insan Tzu Chi bisa tersalurkan ke mana saja untuk meringankan penderitaan semua makhluk.

Kita juga melihat tayangan yang penuh kehangatan di Indonesia. Sejak September lalu, insan Tzu Chi Indonesia melakukan serangkaian kegiatan yang penuh kehangatan. Para anggota TIMA dari tiga negara bekerja sama mengadakan baksos kesehatan di Batam. Lihatlah anak-anak kurang mampu di sana menderita bibir sumbing yang sangat parah. Setelah menjalani operasi selama beberapa jam, bibir anak tersebut pun kembali normal. Hal ini telah mengubah kehidupannya.

Di dalam baksos tersebut, para dokter menjalankan lebih dari 400 kali operasi. Entah ada berapa orang yang bisa kembali hidup normal setelah menjalani operasi. Selain itu, ada pula pasien yang menderita tumor yang sangat besar. Mendengar ada baksos kesehatan, ada orang yang datang dengan menumpang kapal, ada juga yang menempuh perjalanan jauh hanya demi menerima pengobatan. Mendengar ada dokter yang datang, meski harus menempuh perjalanan jauh, mereka tetap datang untuk berobat. Setelah menjalani operasi, para pasien dirawat selama tiga hari dahulu sebelum pulang ke tempat mereka masing-masing.

Insan Tzu chi telah mengatur semuanya dengan sangat baik dan teliti. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Semua orang tahu untuk berterima kasih kepada Tzu Chi. Kontribusi para anggota TIMA yang berasal dari negara yang berbeda-beda dan sumbangsih para relawan Tzu Chi yang memberikan perhatian jangka panjang telah memperoleh kepercayaan dan pengakuan dari warga setempat. Saya yakin ini merupakan sebuah kegiatan yang penuh dengan kehangatan. Ini bukan baksos kesehatan biasa. Insan Tzu Chi setempat menjemput pasien ke sini, mengatur akomodasi untuk mereka, menyediakan makanan untuk mereka, mendampingi mereka saat menjalani operasi, mengantar mereka ke tempat mereka bermalam, lalu merawat mereka selama beberapa hari. Setelah itu, baru para relawan mengantar mereka pulang dengan kapal. Hal ini membuat saya sangat tersentuh hingga tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Inilah kekuatan cinta kasih. Usai kegiatan baksos kesehatan, para anggota TIMA bisa bersantai sejenak, tetapi mereka masih mengkhawatirkan para pasien di Taiwan. Mereka berkata, “Jika semua kegiatan sudah berakhir, lebih baik kita segera pulang.” Kemarin, mereka pulang ke Hualien dengan Bapak Franky Oesman Widjaja dengan pesawat pribadinya. Ini karena mereka sangat mengkhawatirkan para pasien di Taiwan. Jika tidak, hari ini mereka bisa bersantai dan mengelilingi Jakarta. Bukankah ini hal yang sangat baik? Di Jakarta terdapat banyak tempat yang patut dikunjungi oleh insan Tzu Chi. Akan tetapi, hati mereka mengkhawatirkan para pasien.

Lihatlah, mereka sungguh dokter yang penuh cinta kasih. Saya sangat berterima kasih. Serangkaian kegiatan di Indonesia telah berakhir. Semoga kehidupan di Indonesia bisa semakin harmonis dan kekuatan cinta kasih para warga di sana bisa semakin stabil. Inilah yang selalu kita doakan untuk mereka. Saya berterima kasih kepada insan Tzu Chi Indonesia yang telah melangkahkan kaki dengan mantap sehingga kini kita dapat melihat pencapaian mereka. Saya sungguh berterima kasih. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV)

 
 

Artikel Terkait

Terima Kasih Ibu

Terima Kasih Ibu

05 Januari 2016 Sebagai bentuk rasa terima kasih kepada sosok ibu yang telah mendidik dan membesarkan anak-anaknya, relawan Tzu Chi Indonesia Sinar Mas, Xie Li (komunitas) Kalimantan Timur secara khusus mengadakan Perayaan Hari Ibu pada 6 Desember 2015.
Menyebarkan Kebajikan di Kalangan Milenial

Menyebarkan Kebajikan di Kalangan Milenial

30 Agustus 2017

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan pelatihan relawan baru, Minggu, 27 Agustus 2017. Pelatihan ini banyak diikuti oleh para pelajar. Para generasi milenial ini pun senang karena mendapatkan banyak pengetahuan baru, dan juga inspirasi.

Bersama Menghargai Bumi

Bersama Menghargai Bumi

12 Mei 2015 Memperingati Hari Bumi Sedunia, Sekolah Global Montessori mengundang Yayasan Buddha Tzu Chi untuk melakukan sosialisasi mengenai pelestarian lingkungan yang ditanamkan sejak dini kepada para siswa sekolah.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -