Suara Kasih: Bekerja Sama Menciptakan Berkah

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Bekerja Sama Menciptakan Berkah bagi Masyarakat

Tetap waspada meski berada di dalam kondisi tenteram
Terus mendampingi warga saat menjalankan program bantuan Tzu Chi
Undangan lewat Facebook memicu terjadinya kerusuhan
Bekerja sama menciptakan berkah bagi masyarakat

Sama-sama adalah kerumunan orang. Jika kita bisa membimbing orang dengan baik, hati mereka akan dipenuhi kedamaian. Akan tetapi, jika memiliki pikiran menyimpang, maka akan menciptakan kekacauan di masyarakat. Kini banyak sekali kekacauan di masyarakat. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan. Tetaplah waspada meski berada dalam keadaan aman dan selamat. Tadi kita sudah melihat orang-orang yang hidup menderita dan serba kekurangan. Akan tetapi, saat terjadi bencana alam, orang-orang tersebut masih bersedia berkontribusi dan saling membantu. Ini juga bisa dilakukan oleh kerumunan orang.

Lihatlah, pascatopan Ketsana, insan Tzu Chi Filipina mulai menjalankan program bantuan dengan pemberian upah. Setiap kali, di mana pun terjadi bencana, para partisipan program bantuan Tzu Chi selalu bergerak untuk membantu kita. Meski para partisipan program bantuan Tzu Chi hidup kekurangan, tetap hati mereka sangat kaya. Dengan sebersit niat baik, mereka menghimpun kekuatan. Kali ini juga demikian. Topan Saola yang terbentuk di atas permukaan laut mendatangkan curah hujan yang tinggi bagi Filipina. Selain Kota Marikina yang sering kita dengar, San Mateo yang terletak di Provinsi Rizal juga tergenang banjir yang besar. Para Bodhisattva di Filipina juga berusaha mencari tahu kerusakan yang terjadi dan mulai menjalankan program bantuan Tzu Chi di sana.

Sesungguhnya, di Kota Marikina, para partisipan program bantuan Tzu Chi sangat giat melakukan daur ulang selama dua tahun ini. Setiap kali ada kegiatan berskala besar, mereka selalu ikut berpartisipasi. Mereka telah terinspirasi untuk membangkitkan cinta kasih dan membantu orang lain dengan segenap tenaga. Kali ini, mereka sungguh telah mengerahkan kekuatan. Kali ini, setelah membersihkan Kota Marikina, mereka segera berangkat ke San Mateo untuk membantu para partisipan program bantuan Tzu Chi di sana. Kita dapat melihat sebuah sungai yang terbentang di antara Marikina dan San Mateo. Para relawan di Marikina berangkat ke San Mateo untuk membantu warga membersihkan lokasi banjir.

Setelah kegiatan pembersihan selesai,partisipan dari kedua kota itu merasakan sukacita dan warga yang memperoleh manfaat merasa sangat bersyukur. Mereka saling berpelukan karena merasa sangat tersentuh. Awalnya mereka tidak saling mengenal. Lewat kegiatan berskala besar itu, keindahan sifat hakiki manusia. Tindakan saling membantu ini sungguh membuat orang tersentuh. Mereka bukan sedang melakukan unjuk rasa. Mereka adalah orang yang berjalan kaki menuju provinsi tetangga untuk membantu kegiatan pembersihan. Mereka berjalan kaki dari Kota Marikina menuju San Mateo di Provinsi Rizal. Lihatlah, dengan semangat yang sama, hubungan antarmanusia bisa begitu dekat dan indah. Dengan kelompok orang yang besar, kita bisa melakukan banyak kebajikan. Meski dunia sedang dilanda bencana, asalkan setiap orang tetap bersatu hati dan berjalan ke arah yang bajik, maka kita bisa mempercepat proses pemulihan di suatu tempat sehingga kehidupan warga bisa kembali seperti semula. Ini semua membutuhkan kekuatan manusia. Akan tetapi, jika kurang hati-hati,manusia juga bisa mendatangkan bencana.

Kita dapat melihat sebuah berita dari Belanda. Anak muda masa kini sangat gemar main Facebook. Ini juga bisa mendatangkan bahaya. Seorang gadis yang berulang tahun ke-16 mengirim undangan lewat Facebook ke semua temannya agar menghadiri pesta ulang tahunnya. Dengan sekali menekan tombol, undangan lewat Facebook itu tersebar luas. Banyak orang yang menanggapi dan membalas bahwa mereka akan menghadiri pesta ulang tahunnya. Sesungguhnya, jumlah penduduk di kota gadis itu hanya sekitar 18.000 jiwa. Tiba-tiba, dia menerima balasan dari puluhan ribu orang yang berkata bahwa mereka akan menghadiri pesta ulang tahunnya. Gadis itu merasa takut dan melarikan diri ke kota. Pada malam itu, sekitar 4.000 orang datang ke kota gadis itu. Polisi pun segera bergerak untuk menjaga ketertiban karena suasananya sangat ricuh. Saat polisi datang untuk menenangkan situasi, orang-orang itu mulai membuat kerusuhan. Dari tayangan ini, kita dapat melihat sebuah mobil yang dibalik dan dibakar dengan api. Inilah kerusuhan yang terjadi. Sesungguhnya, gadis berusia 16 tahun itu hanya main-main saja, tetapi undangan yang tersebar lewat Facebook mendapat respon yang sangat besar hingga sulit untuk dikendalikan. Akibatnya, terjadilah tragedi seperti itu. 

Ini semua terjadi akibat kerumunan orang. Kita juga melihat kerumunan orang yang lain. Kerumunan orang itu adalah insan Tzu Chi di RS Tzu Chi Xindian. Para relawan Tzu Chi ingin membersihkan ruangan di dalam RS maupun lingkungan sekitarnya. Mereka membuat sebuah pengumuman bahwa mereka akan mengadakan kegiatan pembersihan di RS Tzu Chi Xindian. Pengumuman itu berhasil mengajak lebih dari 1.700 relawan. Betapa banyaknya relawan Tzu Chi yang berpartisipasi. Selain itu, ada pula staf RS Tzu Chi. Kebetulan kegiatan itu diadakan pada hari Sabtu. Pada hari Sabtu, RS Tzu Chi tetap memberi pelayanan medis. Akan tetapi, ratusan staf medis bergabung dengan dengan relawan Tzu Chi untuk membersihkan rumah sakit. Baik ruangan di dalam RS maupun lingkungan sekitarnya, semuanya mereka bersihkan.

Kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, dan setiap kepala departemen berinisiatif untuk berpartisipasi dalam kegiatan itu. Lihatlah mereka membersihkan setiap sudut dan celah di rumah sakit itu. Sedikit debu pun tidak boleh ada di sana. Inilah kegiatan penuh kehangatan yang dilakukan oleh keluarga besar Tzu Chi. Sungguh indah.

Kegiatan pembersihan ini dimulai dari dalam hati dahulu, baru berlanjut ke lingkungan sekitar. Bukankah inilah Tanah Suci di dunia? Lihatlah, kepala RS dan wakil kepala RS juga membantu membersihkan kamar kecil. Dengan demikian, barulah mereka bisa memahami kerja keras petugas kebersihan yang membersihkan setiap ruang di rumah sakit. Intinya, kita harus memiliki arah hidup yang benar. Dengan memiliki arah hidup yang benar, barulah kehidupan kita memiliki harapan dan tujuan. Kita dapat melihat kerumunan orang.

Semuanya bergantung pada manusia. Huruf mandarin “ren” (manusia) sangat sederhana. Hanya seperti ini. Itu adalah huruf “ren” (manusia). Akan tetapi, kemungkinan salah tulis sangat besar. Huruf mandarin “ru” (masuk) juga sangat sederhana. Hurufnya seperti ini. Hanya seperti ini. Huruf “ren” dan “ru” hanya berbeda sedikit, tetapi artinya jauh berbeda. Ini adalah huruf “ba” (delapan). Ini huruf “ren” (manusia). Ini huruf “ru” (masuk). Semuanya terdiri atas dua garis, hanya penempatannya saja yang berbeda. Kita sungguh harus tetap waspada meski berada dalam kondisi tenteram. Kita harus tahu arah pergerakan topan. Topan Jelawat sepertinya semakin menguat. Kita harus meningkatkan kewaspadaan.Baiklah, setiap detik terus berlalu. Ingatlah perbedaan “ren”, “ru”, dan “ba”. Singkat kata, kita harus menjaga hati sebaik mungkin agar tidak berjalan menyimpang sedikit pun. Dengan demikian, barulah arah kita bisa tepat. (Diterjemahkan Oleh: Karlena Amelia)

 
 

Artikel Terkait

Berkah Ramadan untuk warga Desa Kijang Rejo

Berkah Ramadan untuk warga Desa Kijang Rejo

05 Mei 2023
Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas (Dharma Wanita Xie Li Kampar Unit NSAM) membagikan paket sembako untuk warga yang tidak mampu dan lanjut usia (Lansia) di Desa Kijang Rejo, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
Bukan Lagi Bibit, Tetapi Tunas

Bukan Lagi Bibit, Tetapi Tunas

10 Mei 2013 Sebanyak 93 orang relawan dari Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xie Li Kalimantan Selatan 1 dan Xie Li Kalimantan Selatan 2 turut serta dalam pelatihan yang materinya terfokus pada hal-hal teknis dalam menjadi seorang insan Tzu Chi ini.
Banjir Jakarta: Membina Welas Asih Di Tengah Derita

Banjir Jakarta: Membina Welas Asih Di Tengah Derita

20 Januari 2013
Di tengah penderitaan besar membina rasa welas asih. Pada saat banyak sesama yang menderita, banyak orang yang terketuk untuk mengulurkan tangan, melahirkan Bodhisatwa dunia.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -