Suara Kasih : Berjalan di Jalan Tzu Chi
Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News Judul Asli: Berjalan di Jalan Tzu Chi Memahami prinsip kebenaran dunia
| |||
Waktu sungguh berlalu dengan cepat. Sebentar lagi tahun ini akan berakhir. Para Bodhisatwa sekalian, dengan hati yang penuh semangat kalian kembali ke Taiwan. Untuk dilantik menjadi anggota komite, kalian harus menjalani pelatihan selama bertahun-tahun. Selain berpartisipasi dalam segala kegiatan Tzu Chi, kalian juga harus memahami semangat dan filosofi Tzu Chi. Untuk itu, kita harus terlebih dahulu mempelajari ajaran Jing Si, baru kemudian berjalan dalam mazhab Tzu Chi. Ajaran Jing Si berisi tentang semangat dan filosofi Tzu Chi, sedangkan mazhab Tzu Chi adalah praktik nyata yang kita jalankan dalam memberi manfaat bagi masyarakat. Sungguh, dunia ini penuh dengan penderitaan. Saya yakin selama beberapa tahun ini, kalian telah melihat banyak orang yang menderita dan telah menyaksikan berbagai bencana yang terjadi di dunia. Inilah cara Buddha membimbing kita agar segera sadar dari kegelapan batin dan memahami bahwa dunia penuh dengan penderitaan. Ada orang berkata, “Saya tidak menderita,” atau ,“Selama hidup ini, saya tidak pernah kekurangan makanan, tempat tinggal, maupun pakaian,” dan, “Semua kebutuhan saya terpenuhi, karena itu saya tak merasa menderita.” Saya yakin banyak orang yang berpikir seperti itu, namun kita harus menyadari bahwa penderitaan itu terdapat di dalam batin. | |||
| |||
Namun, Beliau tak merasa puas dengan kenikmatan yang dimiliki-Nya. Sebaliknya, di tengah kebahagiaan-Nya, Beliau masih dapat melihat penderitaan orang-orang yang berkasta rendah. Beliau berpikir, “Mengapa sama-sama terlahir sebagai manusia, namun saya hidup di tengah kasih sayang dan dihormati oleh banyak orang, sedangkan orang lain hidup dalam kesulitan?” Seiring diri-Nya bertumbuh dewasa, Beliau melihat berbagai perubahan alam seperti yang bunga mekar dan gugur. Seiring berjalannya waktu, manusia berubah menjadi semakin tua. Kehidupan manusia mengalami fase lahir, tua, sakit, dan mati, sungguh mendatangkan penderitaan. Terlebih lagi, manusia semakin menderita akibat ketidakpuasan. Banyak orang menderita karena tak mendapatkan apa yang diinginkan. Orang yang hidup tanpa arah dan tujuan pun sungguh tidak sedikit. Para Bodhisatwa sekalian, mengapa kita harus begitu giat? Karena kita telah memahami kebenaran. Dalam mempelajari ajaran Buddha, kalian telah menyerap Dharma ke dalam hati dan senantiasa mempraktikkannya. Sebagai praktisi Buddhis, kita harus memiliki hati Buddha yang penuh welas asih dan kebijaksanaan. Kita harus memiliki hati Buddha dan mempelajari prinsip kebenaran yang diajarkan oleh Buddha agar kita dapat menerapkan kebijaksanaan Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hubungan antarmanusia, kita harus belajar membuka hati agar dapat mengurangi ketamakan dan menumbuhkan cinta kasih setiap hari. Dengan demikian, barulah kehidupan kita dapat bahagia. Sebuah pepatah mengatakan, “Dapat menolong orang lain adalah kebahagiaan terbesar.” Saya yakin kalian sangat bersedia untuk berjalan di Jalan Tzu Chi dan membantu orang yang membutuhkan. Pada saat membantu orang lain, kalian akan merasakan sukacita. | |||
| |||
Para Bodhisatwa sekalian, kita memiliki jalinan jodoh. Karena itu, kita harus lebih bekerja keras untuk mempererat jalinan jodoh kita. Semoga dengan adanya Anda, akan lebih banyak orang yang terinspirasi. Untuk menunjukkan rasa bakti dan hormat kalian pada saya, kalian hendaknya menjaga keharmonisan. bekerja sama dengan harmonis. Tak peduli dari negara mana kalian berasal, kalian tetaplah murid saya yang harus bekerja sama dengan harmonis. Saya harap kalian dapat melakukannya. Sungguh, hati kita harus dapat merangkul semua makhluk di dunia. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Diperlukan kekuatan dia, Anda, dan saya agar kita dapat menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih bagi orang-orang di dunia. Semoga kalian dapat membuka hati mulai dari sekarang serta bekerja sama dengan satu hati, yaitu hati Buddha. Semoga setelah dilantik, kalian dapat berpegang teguh pada tekad dan melangkah dengan penuh semangat dalam Jalan Bodhisatwa. Semoga kalian dapat berikrar luhur serta senantiasa giat dan bersemangat. Kita harus menutup tahun ini dengan penuh rasa syukur dan menyambut tahun baru dengan hati yang tulus karena ini juga merupakan awal baru dalam hidup kita. Semoga setiap orang dapat mengembangkan hati Bodhisatwa, menyatukan semangat, dan berpegang teguh pada tekad. Sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2011. Di sini saya mendoakan kalian dengan hati yang paling tulus. Para Bodhisatwa sekalian, setelah kembali ke negara masing-masing, saya harap kalian dapat berikrar luhur untuk bersumbangsih bagi masyarakat dan menaburkan benih cinta kasih di negara kalian agar tumbuh menjadi tak terhingga. Diterjemahkan oleh: Lena | |||
Artikel Terkait
Bantuan Penanganan Covid-19 Merambah Ranah Minang
14 April 2020Relawan Tzu Chi Padang turut membantu tim medis dan aparat yang menjaga setiap perbatasan di Kota Padang dan Kabupaten di Sumatera Barat dengan mendistribusikan berbagai kebutuhan penanganan Covid-19.
SMAT di STIE Trisakti
09 Juni 2014 Celengan Bambu sendiri memiliki makna khusus bagi Isan Tzu Chi diseluruh dunia karena awal mulanya Yayasan Buddha Tzu Chi di Taiwan berdiri melalui celengan bambu ini.Berbagi Kebaikan dalam Donor Darah
13 April 2023Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Tangerang bekerja sama dengan Sekolah Ariya Metta, Neglasari, Tangerang, Banten melaksanakan kegiatan donor darah.